🦋CHAPTER 9 (Perasaan dan Si Mata Biru)🦋

130 83 3
                                    

Hai Readers! kembali lagi nih dengan chapter yang ditunggu-tunggu.

Yuk langsung aja, jangan lupa nitip VOMENT nya yahh 😁😁

Have fun and enjoy it!!!

🍃🍃🍃🍃🍃🍃

"Aku ingin mendengar suaramu, tapi bagaimana caranya?", kata Danial dengan memandang serius Fay. Fay menjawab hanya menggelengkan kepalanya, dan Danial yang menunjukkan ekspresi yang putus asa. Fay mengambil kertas dan pensil itu dan menuliskan

_APAKAH KAMU MENYUKAIKU?_

Mata Danial terbelalak melihat apa yang ditulis Fay, tanpa ekpresi Danial mengambil pensil lain yang berada didekatnya, kemudian membalas tulisan Fay

_HATIKU TAK AKAN BERBOHONG.
YA, AKU MENYUKAIMU. BOLEHKAH AKU MENYUKAIMU?_

Seketika sayap Fay mengeluarkan sinar yang sangat begitu terang, sehingga Danial menutup matanya. "Apa yang terjadi?". Seketika kilauan cahaya itupun hilang dari sayap Fay, mereka hanya saling bertatapan dan tersenyum.

"Maafkan aku, apakah sayapmu tidak apa-apa?", tanya Danial sambil menatap Fay dengan serius. "Sayapku baik-baik saja", balas Fay sambil tersenyum.

Danial kaget mendengar peri itu bisa berbicara jelas kepadanya, selama ini hanya suara dering lonceng kecil yang ia dengar jika peri itu mengatakan sesuatu. "Suaramu, Aku bisa mendengar apa yang kau katakan?", kata Danial yang sedikit kaget dan tersenyum. "Benarkah? Kamu bisa mendengar apa yang kukatakan?", balas Fay. "Iya, aku benar-benar bisa mendengar apa yang kau katakan".

***

Setelah ketiga peri itu tertangkap, pria itu segera membawa mereka bersama pulang kerumahnya. Setelah sampai dirumah, dengan perlahan pria itu mengeluarkan ketiga peri dari wadah kecil dan membiarkan mereka lepas begitu saja di ladang peri yang sedikit luas berada dihalaman belakang rumahnya.

"Wah, rumah kita, kita kembali", sorak Argus sambil terbang kesana kemari, sedangkan Irene dan Leon masing bingung dengan apa yang terjadi.

"Apa kau senang dengan tempat ini?", tanya pria itu sambil jongkok memandangi ketiga peri itu. "Namaku Lucas, anggap saja ini adalah rumahmu", kata pria itu memperkenalkan dirinya.

"Apakah kau memiliki darah seorang peri?, sebelah matamu sama dengan kami" , tanya Irene yang masih kebingungan. "Oh iya, aku ingat. Legenda seorang peri yang menjadi manusia, bahkan Fay masih mencari tentang kisah itu", lanjut Irene sambil memandang Leon dan Argus untuk meyakinkan mereka.

"Maaf, aku yang membuat semua peri meninggalkan Fairyland", jawab Lucas merasa bersalah. "Apa kau bisa mendengar apa yang kami katakan?", tanya Leon terbang mendekat kearah Lucas. Lucas hanya menjawab dengan menganggukkan kepalanya.

"Kenapa kamu bisa tahu, kalau para peri meninggalkan Fairyland?", tanya Leon kembali

"Apa hubungannya dengan kamu?", tanya Irene juga kepada Lucas, dan Lucas pun duduk menyilangkan kakinya dan menceritakan apa yang terjadi.

<Lucas's POV>

Memang benar, aku memiliki darah dari keturunan seorang peri. Ayahku adalah Peter yang juga seorang peri, dia berasal dari Fairyland tempat tinggal para peri, apa yang kutahu tentang kedua orang tuaku, Ibuku hanya seorang manusia biasa yang jatuh cinta kepada Peter seorang peri dari Fairyland.

A FairyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang