Selamat membaca <3
_______________________
[PROLOG]
_______________________
Brakhh
Suara tabrakan itu berasal dari depan minimarket yang letaknya di kawasan perumahan kota. Jika kalian pikir itu adalah tabrakan kendaraan, kalian salah besar melainkan dua remaja berlawan jenis berbeda.
Salah satu diantaranya meringis terduduk di tepi jalan. "Sorry, gue gak sengaja," ucap remaja itu sambil mengulurkan tangan
Orang yang tadi meringis belum melihat siapa didepannya, entah bagaimana reaksinya kalau ia melihat orang ini.
"Kenalin nama gue Vino, Vino anggara lebih tepatnya. Mau gue bantuin?"
JANGAN BILANG INI ORANG GILA.
Perkenalan singkat Vino sambil tersenyum manis semanis madu, entahlah ia memang gemar sekali tebar pesona pada kaum hawa. Vino masih mengulurkan tangannya, ingin melihat wajah perempuan itu tapi terhalang oleh rambut hitamnya.
"Orang ganteng kok dicuekin sih, aduh."
Ia merasa tak enak, apa mungkin sesakit itu yah kakinya hingga dia dicuekin.
Dengan sikap gentlenya ia masih tetep kekeuh ingin tahu siapa seseorang didepannya ini siapa tahu dia kenal, karena kalo dilihat-lihat sepertinya masih seumuran dengan Vino. "Kakak, kalo ditanya itu dijawab."
Perempuan itu menyapu rambutnya yang menutupi matanya dengan tangan kanannya, ia mendongak menatap lelaki didepannya, Memakai kaos hitam polos, dengan lengan pendek.
SIAL BENERAN ADA ORANG GILA.
"Eh ... lo malu gue panggil kakak ya? atau gue panggil tante aja kali yah?" tanya Vino sekali lagi, bukan bercanda. Hanya saja ia mengira perempuan ini marah padanya karena ucapannya tadi. Tidak biasa melihat kemarahan perempuan, biasanya sih mereka malah antusias.
Perempuan itu berdiri segera pergi, mendelik kesal mendengar ucapan Vino. bisa-bisanya memanggil dirinya tante? Sayangnya ia diam saja, toh gak ada kerjaan mengurusi Vino.
"Udah mau gue anterin tan, atau gue gendong? Gue bawa motor lo tan. Santai aja gue orangnya gak gigit kok," katanya sekali lagi masih belum menyerah. Sifat ini yang pantas diacungi jempol, karena Vino merupakan pribadi yang Pantang Menyerah.
Lelaki sejati, bukan?
Perempuan itu sudah berjalan kira-kira satu meter dari Vino, rasanya ia ingin menghajar Vino, laki-laki gila yang seenaknya memanggil dirinya tante.
"Woy lo ngambek? Gue anterin kok, suer deh. Tante woy kok pergi sih?!" teriak Vino sekali lagi yang diabaikan perempuan itu.
Ia menatap uluran tangannya dan orang itu yang sudah jauh berjalan dengan langkah terseok-seok.
Padahal niatnya ingin membantu, apa ia salah bicara, melihat perempuan itu yang wajahnya memerah, seperti memendan amarah.
"Ah, bodoamat ... dia gak lihat muka gue kali. Kalo gak malam mungkin dia udah jingkrak-jingkrak tuh, ngelihat gue kaya pangeran yang jatuh dari kayangan."
Vino menyisir rambutnya kebelakang, pede sekali Vino. Tapi memang benar ucapannya kebanyakan kaum hawa menunjukkan reaksi histeris kalau bertemu dengannya.
_______________________________________
JANGAN LUPA VOTE, COMMENT, DAN FOLLOW KALO KALIAN SUKA!
Makasih yang udah sempetin baca ceritaku, tungguin kelanjutannya yah!
KAMU SEDANG MEMBACA
She is Franda[ Slow Update]
Teen FictionSEBELUM BACA FOLLOW DULU!] -Bagaikan hujan dan petir Seperti hujan yang kedatangannya ditunggu-tunggu oleh banyak orang, dan petir yang kedatangannya tidak begitu diharapkan orang orang. Ini tentang kisah remaja yang jarang diketahui keberadaannya...