6.

1.4K 204 7
                                    

"Hai Sakura, ingin pulang bersama Sensei?" Gaara berlari kecil menyamai langkah Sakura saat melihat muridnya itu hampir sampai di depan gerbang.

"Tidak perlu Sensei, kakak akan menjemputku," ucap Sakura dengan sedikit menunduk.

"Kakakmu sudah kembali?"

"Uum." Sakura mengangguk kecil dan seakan menyadari sesuatu.
"Dari mana Sensei tahu, kakakku?" Ia melirik Gaara yang berjalan disampingnya.

"Sensei lihat beberapa hari kemarin bukan kakakmu yang menjemput."

"Apakah Sensei mengenal kakakku?"

Gaara terdiam sejenak seperti tengah memikirkan sesuatu.
"Ah tidak, hanya saja jika kakakmu yang menjemputmu ia akan menunggumu diluar mobil."

Senseinya itu benar, kakaknya akan menunggu dengan bersandar mobil dan menunggunya.

"Sensei?"

"Hm?" Gaara menoleh pada Sakura.

"Apakah Sensei tahu kenapa Nagawa pindah?"

"Aku tidak tahu. Yang ku dengar keluarganya pindah keluar kota, mungkin itu alasannya."

"Oh...begitu," gumam Sakura kecil. Ia pikir pindahnya Nagawa karena ada campur tangan dari kakaknya.

"Sakura!"

Sakura mendapati kakaknya telah menunggunya dan berjalan menghampirinya. Namun ekspresi kakaknya tampak aneh.

"Kakak?"

Tanpa menjawab Sasori menatap tajam pada Gaara. Kemudian menatap Sakura yang menatapnya bingung.

"Masuklah ke mobil, ada yang ingin kakak bicarakan dengan sensei-mu."

Sakura berpikir sejenak namun akhirnya menurut dan memasuki mobil terlebih dahulu.

Entah apa yang dibicarakan kakak dan senseinya, Sakura hanya melihat dari dalam mobil. Dilihat dari ekspresi kakaknya sepertinya kakaknya tengah menahan emosi.

Braak...

Sasori menutup pintu mobil dengan keras hingga membuat Sakura sedikit terjingkat.

"Ada apa kak?" tanya Sakura.

Sasori tampak mengambil nafas dalam. "Tidak ada apa-apa Saki, kakak hanya meminta senseimu bisa lebih mengawasimu dari korban bully."

"Apa kakak mengenal Gaara-sensei?"

"Tidak."

"Kakak tenang saja, mereka sekarang tidak menggangguku."

"Itu bagus."

"Apa ini ada hubungannya denganmu, kak?" tanya Sakura penasaran.

"Sudahlah kita pulang." Bukannya menjawab Sasori seperti sengaja mengalihkan topik pembicaraan.

Jika sudah begini Sakura tidak akan bertanya lagi. Ia hanya melirik kakaknya yang kini berwajah datar. Padahal kakaknya jarang sekali menunjukkan ekspresi seperti itu saat bersamanya, tapi kenapa sekarang kakaknya seperti tengah menahan sesuatu?

"Setelah lulus kau bisa melakukan operasi jika ingin melanjutkan kuliah," ucap kakaknya tiba-tiba.

"Tidak kak, aku akan tetap kuliah tapi aku tidak mau oprasi, biarkan seperti." Sakura menyentuh wajahnya.

Sasori menghentikan mobilnya seketika.

"Kumohon Sakura, disini kau adalah korban."

"Ia iri padaku kak dan aku yang sahabatnya sendiri tidak tahu itu. Aku hanya ingin menebus penderitaannya saat ia dulu juga di bully," ucap Sakura dengan lirih.

UglyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang