Day 20

257 38 50
                                    

アイツは仏頂面で不貞腐れてるみたい
Dia memasang wajah masam seakan ingin merajuk.

Ini sudah hari ke-20 dimana Nene menjalankan kegiatan melihat matahari terbenam demi rumor "51 Days" yang entah sungguhan atau tidak dan sahabat masa kecilnya itu masih setia menemani gadis itu hingga matahari benar-benar kembali ke peraduannya untuk pulang bersama.

Nene mendengus melihat wajah bosan yang terpatri di wajah lelaki itu, seandainya Amane tidak menemaninya saja Nene juga takkan memaksa Amane untuk tetap tinggal.

Tapi, yang namanya Yugi Amane itu menyebalkan dan keras kepala seakan sudah jadi nama tengahnya.

大体! そんなイヤなら毎日付き合わなけりゃいいじゃない?もう!
"Dasar, kalau kau sebegitu membencinya kau tak perlu ikut denganku setiap harinya!Sungguh!"

Lelaki itu terlihat tidak peduli dengan gerutuan gadis bermanik Magenta itu dan langsung bangkit dari tempat duduknya untuk kembali menuntun sepeda kesayangannya.

「暗くなって危ない」
"Ini semakin gelap jadi berbahaya!"

Nene mendengus, apa-apaan itu?!
Barusan laki-laki menyebalkan itu memperlakukannya seperti anak kecil?.

しつこく子供扱い!?
"Aku di perlakukan seperti anak kecil?!"

Amane hanya mengendikkan bahunya tanda mengejek membuat Nene semakin kesal karena pertanyaan tidak dijawab oleh lelaki itu. 

「どうせ続きっこない」
"Lagipula kau pasti tidak akan bertahan juga"

はいはい、見ててよね!
"Ya ya, lihat saja aku nanti!"

Teriak Nene berlari menjauh dari Amane sejauh beberapa meter lalu berbalik menjulurkan lidahnya dan kembali berbalik sambil mendengus, Amane hanya memandangi punggung gadis itu sambil tersenyum samar.

"Tentu saja aku akan selalu melihatmu, dasar nona Daikon~"Gumam Amane geli melihat betapa ambisiusnya Nene memercayai perihal rumor tersebut, sebenarnya walau sedikit bosan tapi setidaknya Amane juga penasaran.

Benarkah gadis itu benar-benar bertekad melakukan hal se-bodoh ini demi Teru?

Ah, kalau memikirkan hal itu selalu ada perasaan menyebalkan yang menggeluti sudut hatinya namun Amane tahu Nene takkan menyerah sebelum dia benar-benar berhasil melakukannya karena itu Amane memutuskan untuk menemani gadis itu hingga akhir.

Atau bahkan Amane berharap gadis itu akan berhenti percaya pada rumor itu dan mulai melihat kearahnya.

Kalau saja bisa semudah itu,  Amane tak perlu merasa cemas setiap harinya hanya karena takut-takut kalau harapan gadis itu benar-benar terwujud.

"Amane-kun?"

Suara gadis itu mendadak membuyarkan lamunan Amane tentang kecemasannya beberapa hari ini, gadis itu memiringkan kepalanya tanda bertanya.

"Ada apa nona Daikon~?"Tanya Amane sambil tersenyum jail membuat Nene sebal dan langsung menjitak kepala Amane padahal tadi Nene khawatir jika lelaki itu sedang ada masalah karena sejak tadi diam dengan tatapan menerawang menuntun sepedanya.

"Ittai! Kau ini Daikon tapi kenapa kekuatanmu itu seperti kelapa saja"Gerutu Amane mengelus kepala, Nene mendengus apalagi kiasan yang lelaki aneh ini ucapkan.

"Habisnya kau membuatku kesal! Padahal aku sudah khawatir padamu baka!"Sungut Nene kesal, Amane terkejut sekaligus heran kenapa juga gadis itu tiba-tiba cemas padanya.

"Apa yang kau cemaskan? Apa kau cemas aku akan berhenti memanggilmu Daikon? Tenang saja-Ittai!!"

"Daritadi kau itu diam saja, jadi kukira kau sakit atau bagaimana"

"..."

"Kau ada masalah dengan Mei-san?"Tebak Nene, Amane mendengus dia kira Nene tiba-tiba peka jika Amane sedang cemas tentang gadis itu dan rumor bodoh yang dia percayai, tapi kenapa gadis itu bisa se-yakin itu kalau dia ada masalah dengan Mei?

"Ya ada masalah dengan Shinjima"Sahut Amane sebal, sekalian saja dia buat gadis itu salah paham karena sepertinya percuma berharap gadis itu akan memahami perasaannya.

Apalah yang Amane harapkan dari seorang Daikon dengan segala ekspetasi tingginya soal tipe cowok kesukaannya?

Lagipula, Amane sudah tahu Nene itu takkan pernah menyukainya karena dia tidak pernah bisa mencapai ekspetasi gadis itu.

Gadis itu menghela nafas dan entah kenapa wajahnya terlihat kecewa namun tersenyum.

Eh? Benarkah wajahnya benar-benar kecewa? Atau ini hanya penglihatan Amane yang berharap seperti itu tatapan yang akan gadis itu tunjukkan?Seperti tatapan cemburu mungkin?

"A-Apa..."

Nene memberi jeda cukup lama membuat Amane semakin berdebar menunggu apa yang akan gadis itu tanyakan entah kenapa gadis itu terlihat gugup.

"Apa Mei-san menyatakan perasaannya padamu?"Tanya gadis itu sambil memalingkan wajah, Amane tertawa kecil.

"Ya, dia menyatakan perasaannya beberapa hari lalu"

Amane mencoba melirik kearah gadis itu dan jantungnya kembali berdebar melihat ekspresi muram yang tanpa sadar terpatri di wajah gadis itu, apakah itu artinya Amane masih berharap?

"La-Lalu kau menjawabnya bagaimana?"

Amane berusaha menyembunyikan senyum kebahagiaannya melihat kekecewaan yang terpatri pada wajah gadis itu lalu berbalik memasang wajah jailnya seperti biasa sambil menempelkan telunjuknya pada bibirnya sendiri.

"Apa yaaaaa..."

"Mou Amane-kun menyebalkan!!"

Amane tertawa mengacak-acak rambut Nene gemas lalu berbalik.

"Kujawab tidak kok"

Hening sejenak, Amane tidak berani berbalik memandang kearah Nene untuk melihat wajah gadis itu.

Ekspresi kecewa gadis itu sudah cukup membuat jantung Amane nyaris melompat keluar saking senangnya dan Amane berusaha menahan senyumnya sejak tadi.

Rasanya hatinya mendadak ringan melihat gadis itu kecewa ketika gadis itu tahu Mei menembaknya, kali ini wajah apa yang gadis itu tunjukkan? Kecewa? Senang? Biasa saja? Atau lega?

Ah, sepertinya malam ini Amane takkan bisa tidur karena membayangkan wajah apa yang gadis itu tunjukkan setelah tahu jika Amane menolak Mei.

"Souka, syukurlah"Ucap Nene lirih namun masih terdengar di telinga Amane, Amane sontak langsung menoleh terkejut dengan sahutan gadis itu.

Apa katanya barusan?Syukurlah?Apa gadis itu bersyukur karena Amane menolak Mei?

"Habisnya, kasihan juga Mei-san harus berpacaran dengan cowok menyebalkan sepertimu"Lanjut Nene dengan nada mengejek membuat seketika kebahagiaan Amane runtuh, Nene tertawa melihat wajah kesal Amane.

"Aku tidak menyebalkan!"

"Hee tapi katamu menyebalkan itu nama tengahmu~"

Amane menghela nafas lalu tersenyum kembali mengacak-acak rambut gadis itu gemas, biarlah! Hari ini mood Amane sedang baik-baiknya hanya karena ekspresi kecewa gadis itu, jadi setidaknya hari ini Amane tidak ingin mengelak soal itu.

Jika Teru menarik hati Nene dengan semua pesona kesempurnaanya, maka ini cara Amane menarik perhatian gadis itu.

Ya, dengan cara yang menurut gadis itu paling menyebalkan namun juga selalu tertawa karenanya.



Childhood Blue || JSHKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang