Day 30

229 38 49
                                    

"Ya, dia menyatakan perasaannya beberapa hari lalu"

"Kujawab tidak kok"

Nene menghela nafas berat walau sudah terlewat 10 hari sejak lelaki itu mengatakan perihal Mei tapi sampai sekarang gadis itu masih saja bimbang, benarkah Amane menolak Mei yang notabenenya adalah gadis yang cantik bahkan lebih kalem daripada dirinya?Bukankah seharusnya lebih cocok daripada dengan Nene yang memiliki betis seperti Daikon.

Memikirkan hal itu justru membuat Nene semakin kesal sendiri mengingat wajah menyebalkan lelaki itu ketika menghina betisnya setiap hari.

*Tak*

Suara lemparan batu kecil yang mengenai kaca jendela kamarnya tertutup pun membuyarkan lamunan Nene, Nene pun membuka jendela kamarnya dan tentu saja Nene tahu siapa pelakunya adalah Yugi Amane tetangga masa kecilnya yang benar-benar menyebalkan menatapnya dengan wajah jailnya dan bertopang dagu.

"Yo nona Daikon~"

Nene mendengus, baru saja menyapa rasanya Nene sudah ingin menjitak kepala lelaki itu dan bisa-bisanya senyum lelaki itu berhasil membuat jantungnya berdebar disaat seperti ini.

"Mau apa kau Tuan Yugi yang menyebalkan?!"Desis Nene kembali fokus menulis diary-nya yang tersendat karena ulah lelaki itu, bahkan kekehan lelaki itu berhasil membuat Nene rasanya ingin mengambil ponselnya dan merekam suara kekehan itu.

Mungkin Nene sudah gila lantaran terlalu banyak memikirkan kemungkin-kemungkinan 20 hari mendatang tentang apakah usaha mengumpulkan keberaniannya untuk menyatakan perasaanya bisa berhasil atau tidak.

Lagipula, kenapa juga Nene tiba-tiba menyadari jika dirinya menyukai Yugi Amane? Bukankah tipenya itu seperti Minamoto Teru? Ah, biarlah! Daripada Nene menyukai cowok seperti Yugi Tsukasa yang kekanakan dan tukang bikin ulah, bukankah lebih baik Nene suka pada Amane saja?Yah, walaupun Nene tidak bisa membantah jika Tsukasa tetap memiliki wajah yang menggemaskan dengan tingkah menyebalkannya daripada Amane tapi setidaknya Amane lebih dewasa ketimbang kembarannya.

"Bagaimana kalau aku bilang tiba-tiba aku ingin bertemu denganmu karena aku merindukanmu?"

"Haha, lucu sekali! Kau kira aku akan percaya dengan bualanmu itu? Aku yakin kau mengatakan itu pada Mei-san setiap harinya, lagipula kita bertemu setiap harinya baka!"

"Hee jadi kau tidak percaya padaku nona Daikon? Memangnya aku pernah berbohong padamu?"

"Pernah!"

"Contohnya~?"

"Kau berbohong kalau kau menolak Mei-san!"

"Hee jadi kau pikir itu bohong nona Daikon~?"

Nene mengerucutkan bibirnya sebal, kenapa juga mendadak Nene malah menanyakan hal itu tentu saja lelaki itu akan semakin bersemangat menggodanya sekarang.

"Aku menolaknya sungguhan kok di dalam mimpiku, karena aku sudah punya gadis yang aku sukai di dunia nyata~"

"Kasihan sekali gadis itu di sukai laki-laki menyebalkan sepertimu"

"Tapi, bagaimana kalau yang kusukai itu dirimu~?"

Nene mungkin saja akan langsung percaya jika yang mengatakan adalah selain manusia ber-gen Yugi, mengingat percaya ucapan lelaki itu begitu saja hanya akan membuatnya sakit hati di akhirnya karena Nene sudah mengenal lelaki itu sejak kecil dan Amane entah kenapa hobi sekali berbohong untuk mengerjai Nene.

Anehnya, Amane hanya punya hobi seperti itu pada Nene.

"Dan aku sudah tahu semua ucapanmu sejak awal hingga akhir semuanya bohong"

"Wah Nona Daikon benar sekali~❤"

Sudahlah, Nene memutuskan mengabaikan fakta jika si kembar Yugi itu menyebalkan semua dengan cara mereka sendiri karena Nene sudah lelah mengetahuinya.

"Menulis pertukaran diary khayalanmu dengan Minamoto-senpai lagi?"Cibir Amane, Nene merona malu karena diary-nya kali ini berisi tentang lelaki dengan wajah menyebalkan itu, Nene mendengus berusaha memasang wajah jutek padahal sekarang jantungnya berdegup kencang sekali karena senyuman jail lelaki itu.

"Bukan urusanmu Tuan Yugi menyebalkan!"Gerutu Nene langsung menutup jendela serta tirainya karena sudah cukup dengan kalimat-kalimat menyebalkan lelaki itu.

Amane tertawa kecil melihat ekspresi marah gadis itu.

"Amane kau mengobrol dengan Nene-chan lagi?"Tanya Tsukasa dari ambang pintu, Amane menggeleng lalu tertawa kecil.

"Aku mengobrol dengan nona Daikon kok~!"Ucap Amane dengan suara keras agar terdengar di telinga Nene.

"WATASHI NO DAIKON JANAI!!"

Amane tertawa lagi sambil menutup jendela kamarnya dan mematikan lampu, Nene menghela nafas walau sebal tapi rasanya terkadang Nene menikmati semua obrolan tidak jelas mereka itu.

Mungkin hanya lelaki itu yang tidak pernah membuatnya tersinggung dengan semua ejekan itu dan walau menyebalkan Amane juga pernah kok terlihat keren di mata Nene.

Seperti waktu itu, saat mereka lulus dari SMP dan Nene memutuskan menyatakan perasaannya pada cinta pertamanya yang menolaknya sambil mengejek betisnya yang seperti Daikon.

Sesaat setelah di tolak, Nene berlari memutar langkah untuk pulang sambil menahan air matanya dan Amane yang sejak awal sudah mengawasinya selama Nene menyatakan perasaan pun langsung berlari mengejarnya itu memeluknya.

"Tetaplah disini sampai kau berhenti menangis"

Bisiknya kala itu, Amane menemaninya di belakang sekolah hingga Nene tenang lalu mengajak Nene jalan-jalan untuk menghiburnya.

Setiap kali Nene gagal dengan percintaanya, Amane selalu ada untuk memeluknya dan menghiburnya walau dengan cara yang menyebalkan tapi setidaknya Amane adalah satu-satunya laki-laki yang tak pernah membuatnya menangis.

キミだからこんなに自然体でいられるのかな?って
Apa karena itu adalah dirimu hingga aku bisa merasa se-nyaman ini?pikirku

叶って欲しい恋を秘めて思うよ
Dengan aku menyembunyikan perasaan ini, kuharap cinta ini bisa berbalas.

幾つもの失恋をいつも慰めてくれた アイツにこの想い届け────
Dia menghiburku melalui semua patah hatiku, jadi kuharap perasaanku akan tersampaikan────

Nene menutup buku diary-nya dan kembali bergumam merapal doa untuk kesekian kalinya, semoga perasaan ini bisa tersampaikan walau hanya sedikit pada laki-laki paling menyebalkan bagi Nene namun selalu berhasil membuatnya berdebar dengan senyum khas serta manik Ambernya itu.

"Oyasumi Amane-kun~".


Childhood Blue || JSHKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang