CHAPTER 7 - "GOOD NEWS & BAD NEWS"

29 11 0
                                    

2 Hari kemudian

"Tukalatelelelelelele Tukalatelelelele..."
(ceritanya si suhu lagi baca mantra pengusir roh halus)

"Bang kok mantranya aneh gitu sih? masa tukala atelele-" bisik Dika.

"Hush! Jangan keras-keras kalo ngomong entar kedengeran suhu-nya" Balas Wayan seraya membekap mulut Dika.

"Gimana suhu? Apa hantunya udah pergi?" tanya Yansen.

"Diam kalian! Berisik banget deh, Saya butuh konsentrasi ini" jawab lelaki paruh baya berperut buncit berbaju tradisional china dengan atribut serba berawarna merah dan kuning tersebut. Tak lupa kumis tipis dan rambut gundul berkepang satu. (Seriusan ini gue udah nyoba nyari fotonya digugel buat lampirin visualisasi tapi gaada. Kalian bayangin sendiri aja yak)

Daritadi pria itu sibuk melayangkan gadget pendeteksi hantu miliknya. Canggih juga ya paranormal jaman sekarang. Udah ga pake sesajen.

Gue agak dag dig dug ser sih, gue kan itungannya siluman ya, bukan hantu. Tapi kalo suhu ini bisa ngedeteksi keberadaan gue gimana coba? Huhu takut banget diusir dari kontrakan deh mau nangis aja.

Nah tuh kan suhunya ngelirik ke aquarium gueeeee ah udahlah mati deh ini. Mana beliau natapnya pake lirikan curiga gitu lagi. Ampun om ampun... Saya cuma numpang disini tuh gaada maksud apa-apa.

"Saya merasakan aura mahluk lain di rumah ini..." desisnya.

"HUAAAA TAKUTTTT" teriak Wayan dan Dika sembari berlarian menuju sofa dan menutupi wajah mereka dengan bantal.

"HUAAAA TAKUTTTT" teriak Wayan dan Dika sembari berlarian menuju sofa dan menutupi wajah mereka dengan bantal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"INI BOCAH DUA GUE TEMPELENG JUGA  YA LAMA-LAMA" omel Samudra.

"Sabar Sam sabar..." Yansen menenangkan.

"Saya belum selesai ngomong. Jadi saya emang merasakan kehadiran mahluk lain. Kabar baiknya, dia bukan mahluk jahat. Kabar buruknya..."

"Kabar buruknya apa suhu?" tanya Yansen.

"Kabar buruknya...."

"adalah....."

"yaitu...."

"merupakan....."

"..........................."

"..........................."

"....ecie nungguin ya? wkwk"

Lah si suhu ngajak berantem. Kan gue juga penasaran kabar buruknya apaan. Kalo bukan orang tua udah gue hihhhh

"Hehe" mereka berlima tertawa sembari menahan rasa ingin menampol.

"Ok maap. Jangan tegang-tegang makanya kalian tuh. Masih pada muda juga. Rileksss. Nah jadi kabar buruknya, saya tidak diperbolehkan untuk mengusik mahluk ini."

"Loh kenapa???"

"Iya pokoknya saya dapat perintah begitu dari yang diatas. Katanya si mahluk memang harus berada disini. Kalian tenang saja, kan saya udah bilang tadi dia bukan mahluk jahat. Jadi dia ga akan menyakiti kalian." 

"Bullshit. Bilang aja emang ga bisa ngusir. Bener kan kata gue, dari awal gausah percaya sama begituan" bisik Josh.

"Heh anak muda! Saya bisa dengar ya kamu ngomong apa, memangnya kamu pikir saya tidak tau kamu siapa?" pekik Suhu.

"Terserah kalian mau percaya atau tidak, tujuan saya kesini hanya membantu." Imbuhnya sambil pamit undur diri.

Fiuuhhhh untung aja gue ga jadi diusir dari rumah ini. Walaupun gue ga paham sama perkataan suhu tadi. Seengaknya gue masih bisa tinggal disini dalam waktu dekat. Mulai sekarang gue harus lebih hati-hati deh kalo masak indomie pas berubah. Biar ga ketauan.

"Bentar deh guys. Gue ada ide..." teriak Josh.

"Ga setuju!" balas Sam.

"Dih orang belum ngomong.."

"Apaan emang?"

"Kalian pada pengen Sedmone terkenal kan? Gue nemu cara nih hahaha"

"Kalian pada pengen Sedmone terkenal kan? Gue nemu cara nih hahaha"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Josh be like : pansos adalah jalan ninjaku

To Be Continued

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 13, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MY NAME IS LEMONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang