[REVISI TIAP 10 CHAPTER] ❤️✓
"Maukah kau menikah denganku?"
Deg!
Humaira menoleh kaget. Dia tidak menyangka akan mendengar pertanyaan mengejutkan dan tidak masuk akal seperti itu.
"Hah?", timpal Humaira tak mengerti.
Rafi mengulang pertanyaannya sek...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Keluarga adalah rumah. Rumah yang akan memberi kebahagiaan dan kehangatan. Rumah yang melindungi dalam duka. Dan rumah yang mengiringi saat suka.
~CINTA HUMAIRA~
🌻🌻🌻
Happy reading❤️
"Dok, bagaimana keadaan Umi saya?" Tanya Humaira kepada Dokter yang sedang memeriksa keadaan Uminya malam itu.
"Kondisi Bu Fatimah sudah membaik. Besok sudah boleh pulang." Jawab Dokter perempuan itu sambil tersenyum ramah.
"Alhamdulillah." Ucap Humaira senang.
"Baiklah, saya permisi dulu." Pamit Dokter yang merasa tugasnya telah selesai.
"Terimakasih Dok." Timpal Humaira.
"Umi, besok Umi sudah boleh pulang." Ucap Humaira senang.
Fatimah hanya membalas ucapan putrinya dengan senyum dan anggukan.
"Besok Mai nggak berangkat kuliah deh, Mai mau di rumah aja jagain Umi." Ucap Humaira.
"Mai, kamu harus tetap berangkat kuliah. Umi nggak mau kamu ketinggalan pelajaran cuma buat jagain Umi. Umi bisa jaga diri. Mai tenang aja." Ucap Fatimah menenangkan.
"Tapi Umi---" Bantahan Humaira harus terpotong dengan ucapan Uminya.
"Udah, pokoknya Mai harus tetap berangkat kuliah." Ucap Uminya tegas.
"Huft, iya deh iya, Mai nurut sama Umi yang paling cantik sedunia." Ucap Humaira sambil memeluk Uminya.
Fatimah membalas pelukan putrinya dengan hangat. Dia sangat menyayangi putrinya. Dari kecil Mai-nya tidak pernah berubah. Mai suka sekali memeluk dan bermanja-manja dengan Umi nya.
"Assalamualaikum." Ucap seseorang sambil membuka pintu ruangan itu. Membuat moment pelukan Ibu dan anak itu harus dihentikan.
Humaira dan Uminya langsung menoleh ke sumber suara sambil menjawab.
"Waalaikumsalam." Jawab mereka serempak.
"Mai sama Umi sering banget pelukan. Kan Farhan juga pengen meluk Umi." Ucap putra sulung Fatimah sambil pura-pura ngambek.
"Abang mau Mai peluk? Sini." Ucap Mai menawarkan sambil merentangkan kedua tangannya.
"Ih, siapa juga yang mau meluk kamu. Abang maunya meluk Umi." Ucap Farhan sambil langsung memeluk Uminya.
"Ih, Abang. Mai juga masih mau meluk Umi."
Humaira langsung ikut memeluk Uminya. Mereka bertiga berpelukan dengan penuh kasih sayang.
