Raga, Mengertilah

21 1 0
                                    

Waktu terus berlari. Bulan tidak lagi penuh. Malamku terus diiringi keganjalan hari itu. Sosok "Raga" itu tak kembali lagi, namun jutaan pertanyaan terus mengintai pikiranku.

Malam ini, Aku kembali duduk dan merenung di tempat yang sama dimana kejadian lalu terjadi. Aku lega semuanya berakhir, walaupun dengan keraguan dimana-mana. Aku terus menatap langit dengan cahaya bulan yang redup itu. Tiba-tiba saja, entah dari mana, bukan entah dari mana, pokoknya tiba-tiba saja sosok bayangan berjalan dari halaman rumah depan!

"Apa yang sebenarnya terjadi denganku", adalah kalimat pertama yang kupikirkan.

Mataku terus terfokuskan kepada bayangan tersebut yang terus berjalan mendekat. Ketakutan bukan menyelimutiku, namun menguasaiku. Benar, Aku tidak mampu bergerak karena begitu takut. Aku hanya mampu bergerak mundur sedikit demi sedikit dan memejamkan mataku.

"3, 2, 1.." hitungku dalam hati.

Siapa sangka, rasa lega ku masih diselimuti dengan rasa penasaran yang juga begitu besar.
Namun, apa yang kalian pikir tidak akan terjadi. Yang terjadi hanyalah rasa penasaran yang terus menebal. Ya, bayangan tersebut hilang ketika aku membuka mata. Yang kurasakan hanyalah sesuatu yang dingin telah menembus jantungku. Tubuhku yang tadinya berkeringat menjadi dingin seketika. Lidahku terasa kaku dan penglihatan mataku menjadi sayu.

"Apa yang telah terjadi denganku..." adalah kalimat favorit dalam benakku.

Aku tidak memikirkan hal mistis terjadi padaku. Hanya saja, aku tidak mau terbuka pada siapapun. Aku hanya berbicara dengan hatiku dan spirit-spirit yang kuyakini menemaniku selama ini. Aku mencoba mengerti hal-hal ini. Mengapa terjadi padaku. Malamku sekarang hanyalah malam-malam yang menimbulkan rasa.

Setelah tubuhku kembali hidup dan ketakutanku mencair, aku berusaha memahami situasi yang sebenarnya. Aku melihat sekitarku dan seluruh tubuhku. Dalam semalam, tentu saja pertanyaanku ini takkan terjawab. Beberapa saat kemudian,

"Brug..." suara buah jambu jatuh.

Seketika aku melihat kearah buah jambu tersebut. Ya, tidak terjadi apa-apa, itu hanyalah buah yang jatuh dari pohonnya.

"miauuwwwww arrggggg..." suara kucing bertengkar didepan rumah.

Aku terkejut dengan suaranya yang begitu nyaring. Apa yang kalian pikirkan? Ya, hal biasa terus terjadi. Hal biasa inilah yang membuatku terus berpikir. Namun, ketika aku ingin berhenti berpikir dan berdiri pergi,

"Apakah aku harus menghentikan kucing itu? mengapa aku begitu tidak suka dan tertarik untuk menghentikannya?", benakku bersuara.

Seketika aku berdiri dan mengambil sebuah kertas yang kemudian kukepalkan dan kulemparkan ke arah kucing tersebut. Hal ini adalah hal yang sebenernya tidak mungkin kulakukan. Beberapa detik akupun membeku. Terus menerus berpikir apa yang terjadi dengan diriku. Mengapa aku begitu terusik? namun malam ini bukanlah malam yang berisikan jawaban. Aku mengakhiri malam ini dengan mengambil segelas air dan bersiap menemui tidurku.

Malam ini adalah malam yang membuatku menjadi menantikan malam selanjutnya. Ya, bukan jutaan, melainkan milyaran pertanyaan kini timbul dalam benakku. Aku hanya terus penasaran dan penasaran. Yang bisa kulakukan kini adalah, menunggu jawaban dan hint yang lebih keras lagi.

# Beri komentar, kritik, serta saran kepada penulis supaya dapat lebih baik kedepannya.

GeheimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang