Chapter 07

896 181 38
                                    

Hai, hai! Selamat malam!
Ada yang kangen Taurus?
Atau malah kangen sama author-nya? Wkwk.

Makasih banyak yang udah mau tap chapter 7 ini, kalian tap aja aku udah seneng apalagi kalau dibaca.

Oh, iya! Ngomong-ngomong kalian jangan panggil aku 'Thor' atau 'Min', okay? Panggil nama aja, biar lebih akrab. Bisa panggil Nad, Nanad, atau Dee. Kenapa 'Dee', karena diambil dari nama Na-di-a, cuman diganti sama e aja biar estetik😂 Random emang :) 

Absen dulu dong, kalian baca part ini jam berapa?

Udah absen? Okay, selamat membaca...

♉♉♉

Altea menghela napas lelah, tangannya terangkat menyeka keringat yang membasahi pelipisnya. Sapu yang dipegang ia kembalikan lagi pada tempatnya. Pagi-pagi sekali Altea datang ke sekolah untuk melaksanakan tugas piket, teman-temannya yang lalai membuat Altea harus membersihkan kelas sendirian sebelum memasuki jam pelajaran pertama.

Altea kemudian beralih mengambil alat pel dan ember, tak lupa sabun pembersih lantai. Ia juga mengambil beberapa lap kotor yang niatnya akan ia bersihkan.

“Ciee, Tea rajin banget pagi-pagi udah bersihin kelas,” goda Gara.

“Terpaksa!” sahut Altea penuh penekanan. “Lagian lo juga, gimana sih jadi ketua kelas? Yang lain pada kabur malah lo biarin, nambah-nambah kerjaan gue aja.”

“Iya, dah. Nanti gue bilangin. By the way, lo dicariin tuh.”

“Sama siapa? Raga lagi?” tanya Altea.

“Bukan, si Romeo.”

Altea mengernyit heran. Tak biasanya Romeo meminta tolong Gara untuk memanggil dirinya. “Romeo? Tumben ngomong, biasanya langsung nerobos masuk.”

“Dia lagi duduk di bangku depan, katanya capek habis balapan lari,” ujar Gara.

“Balapan sama siapa?”

“Sama semut,” balas Gara dengan entengnya.

“Gila!” Altea menggelengkan kepalanya tak habis pikir dengan teman sahabatnya yang satu itu. “Kalau gitu, nih, pegangin. Gue mau nemuin Romeo,” lanjutnya kemudian menyerahkan alat pel, ember serta sabun dan beberapa lap kotor kepada Gara. Ia pun berjalan keluar kelas.

“Lho, kok jadi gue yang ngepel?”

Altea berbalik, “Oh, lo mau ngepel? Tadinya sih gue cuma minta tolong pegangin sebentar. Kalau gitu sekalian, ya.”

Gara mendelik, “Enak aja, gue nggak mau!” seru Gara tak terima.

Altea mengedikkan bahu dan melanjutkan langkahnya keluar kelas.

“Capek ya, habis balapan sama semut?” tanya Altea bermaksud menyindir.

Namun bukan Romeo namanya jika tersinggung. Sudah pasti mulutnya akan mengeluarkan kalimat-kalimat ajaib yang bersumber dari otak hasil flash sale tersebut.

“Kok tahu?” tanya Romeo dengan tatapan menyelidik.

“Biasa aja natapnya.”

“Lo mata-matain gue, ya?”

“Dih, kurang kerjaan banget gue mata-matain manusia kayak lo.”

Baru saja Romeo akan membalas, namun Altea lebih dulu menyela. “Kenapa nyari gue?”

“Mau nagih hutang,” balas Romeo.

“Hah? Gue nggak punya hutang sama lo, ya.”

“Punya. Lo udah janji mau traktir gue bakso Bu Gembul.”

TAURUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang