"Mau lo apa sih? Seenak jidat ngeklaim gw sebagai pacar lo?" Tanya Clarissa di sela sela acaranya makan bersama Ryan.
Sebelum ke kantin tadi Ryan sudah menghampiri Clarissa di kelas mengajaknya makan bersama di kantin.
Ryan yang mendengar pertanyaan dari Clarissa langsung menghentikan acara makannya, lalu menatap Clarissa sambil tersenyum manis.
"Mau gw? Gw pengen bahagia sama lo seorang gak ada yang lain" jawab Ryan sambil menopang dagunya.
"Cihh, gombal! Gw tanya beneran Ryan" ucap Clarissa ketus.
"Iya, kapan gw gak serius sih sayang?" Tanya Ryan menggoda.
"Tauah males!"
Ryan terkekeh melihat Clarissa cemberut, "jangan cemberut neng, nanti cantik nya ilang atuh!"
Clarissa hanya mendengus mendengar apa yang di ucapkan Ryan.
Setelah selesai makan Clarissa memutuskan untuk menyusul teman temannya di kelas. Daripada di kantin berdua dengan Ryan, bisa gila dia nanti.
Saat melewati lorong banyak orang bisik bisik membicarakan, samar samar Clarissa dapat mendengar apa yang mereka bicarakan.
"Alah cuma di jadiin mainan aja bangga!"
"Halah bentar lagi juga putus!"
"Kok Clarissa mau sih sama orang kaya Ryan gitu?"
"Dasar cewek murahan, belum apa apa aja langsung mau di jadiin pacar!"
Dan masih banyak lagi yang di dengar, Clarissa tidak menggubris ucapan mereka. Yang di pikirannya adalah 'Apa yang sebenarnya terjadi?'
Sesampainya di kelas ia langsung di sambut oleh pertanyaan yang diajukan oleh Jesika.
"Gimana diner nya? Soswet ya?"
Clarissa hanya berdehem untuk menjawab pertanyaan tersebut.
Jam berlalu begitu cepat, bel pulang pun berbunyi. Semua siswa ribut untuk pulang, berbeda dengan gadis yang tengah menelungkupkan kepala di meja.
"Yaallah tolong hindarkan aku dari manusia gila itu" doa gadis itu dalam hati.
Namun naas takdir tidak berpihak padanya, tak lama setelah kelas sepi muncul lah Ryan orang yang paling di hindari oleh Clarissa.
"Loh? Ayang kenapa? Kuy pulang!" Ajak Ryan setengah berteriak.
Clarissa langsung mengdongak kan kepalanya, "yamponn kenapa gini banget sih!" Batin Clarissa.
Clarissa berdiri dari bangkunya lalu beranjak meninggalkan Ryan yang masih tersenyum.
"Emang gak bener kok ini cowok!" Guman Clarissa yang masih bisa di dengar oleh Ryan.
"Loh? Gw cowok bener bener! Ayang pikir gw ini cowok kayak apa?" Sahut Ryan sambil menjajarkan langkahnya.
-oOo-
Sepanjang perjalanan pulang seperti biasa hanya ada suara angin berhembus, tanpa ada seorang pun yang membuka percakapan. Dua dua nya sama sama sibuk dengan pikirannya sendiri.
Sesampainya di rumah Clarissa, Ryan segera pamit untuk pulang tetapi di tahan oleh Clarissa.
"Aku mau tanya sesuatu sama kamu" ucap Clarissa lesu. Tak lupa Clarissa menggunakan 'aku kamu' agar lebih enak di dengar.
"Iya? Mau tanya apa sayang?" Jawab Ryan masih dengan senyum manisnya.
"Hubungan kita ini apa sih sebenarnya?" Tanya Clarissa sedikit kesal.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Fakboy Boyfriend
Fiksi RemajaGimana rasanya pacaran sama fakboy? Pasti sakit kan ya? Gimana gak sakit coba kalo di duakan? Gak cuma dua tapi tiga? gak cuma tiga ternyata lebih! Itu yang di rasakan Clarissa saat ini. Berkali kali di sakiti dia masih bertahan karena satu alasan...