2. °𝐇𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐒𝐞𝐛𝐮𝐚𝐡 𝐂𝐞𝐫𝐦𝐢𝐧°

463 107 10
                                    

Happy reading 📖 💕

°

°

°

°

°

~ • °✨° • ~

          Momo merupakan seorang penari hebat, yang berasal dari wilayah Holy, Kanazawa/Jepang.

          Suatu hari. Gadis keturunan asli, berdarah Jepang itu, direkrut oleh sebuah perusahaan ternama di salah satu kota besar, Amerika. Mereka berharap Momo akan menjadi peserta dan mengikuti audisi international disana_sebagai perwakilan dari tanah air nya.

          Tanggapan Momo tentu saja akan sama dan berjiwa positif menerima semua tawaran yang diberikan sang direktur kepada nya.

          Hingga sampai lah waktu dimana Momo harus rela meninggalkan negara tercinta, demi meningkatkan dan menyukseskan diri dalam karier dan pekerjaannya.

          Para peserta sampai dengan selamat. Sebelum mendatangi studio tempat pelatihan. Momo memutuskan untuk berhenti dan mengisi perut nya dulu. Penerbangan selama berjam-jam itu, benar-benar menguras seluruh tenaga dan kinerja otak nya.

          Malam pun tiba. Momo dan sang manager mendatangi studio pilihan mereka.

          "Selamat datang, ruang kalian berada di lantai 31, nomor 3013." Ucap sang resepsionis dan langsung mengarahkan mereka ke tempat tujuan.

          Momo terdiam, ketika manager nya dan direktur studio acara mulai berdebat.

          "Kami yang pertama memesan ruangan 3013 ini. Mengapa kalian seenak itu mengambilnya ha!." Bentak manager Momo pada sang direktur. Akhirnya gadis itu memilih, untuk mendamaikan kedua pria yang sudah mengambil waktu penting_yang seharusnya dia gunakan untuk berlatih_sebaik mungkin.

          "Tidak masalah manager Shin. Aku di ruangan ujung saja. Kalian jangan memperebutkan itu lagi, bersikap lah selayak nya kedudukan kalian."

          Momo menatap ruangan kedap suara, dengan kapasitas cahaya redup_yang terpaksa menjadi pilihan nya, setelah perdebatan tadi. Ternyata ruangan itu benar-benar diluar ekspetasinya.

          "Kau yakin nona Mo?." Lagi-lagi Momo mengangguk.

          "Pergilah, kau butuh istirahat manager Shin, biarkan aku berlatih disini."

          "Bukan begitu, kau tidak bisa berlatih jika ko-."

          "Kondisi nya minim cahaya?. Ah aku bukan anak kecil, yang akan takut dengan hal bodoh seperti itu."

          "Bukan nona. Bukan itu. Disini kan tid-."

          "Istirahat saja sana, manager pasti kelelahan." Suruh Momo, yang dengan senang hati mengerjai manager Shin dengan memotong setiap perkataannya.

          Momo akan berlatih, setelah menghidupkan musik dan lampu yang memang sedikit temaram di ruangan itu.

          Setelah sekian lama mencari cermin besar dan berhasil menemukan nya di sudut ruangan. Gadis itu mulai berlatih.

          Malam semakin larut dan sudah puluhan kali gerakan aneh tercipta dari bayangan cermin nya.

          "Ku kira aku cukup hafal bagian itu?."

          Momo menatap kembali lawan nya di cermin. Gadis itu tidak tersenyum, namun bayangan nya malah membuat nya bergidik sebab memperlihatkan mimik aneh dengan seringai-an panjang.

          Waktu terus berjalan, hingga pagi pun datang kembali.

          Manager Shin sangat terkejut ketika mendapati nona alias penari didikan nya itu, sudah pingsan dengan banyak goresan luka di bagian tubuhnya.

          Momo segera dilarikan ke rumah sakit. Namun di tengah perjalanan. Wanita itu mulai tersadar. Dalam kondisi setengah stabil nya, dia berkata.

°

°

°

          "Mengapa kau tidak menghentikan ku, saat berlatih semalam?. Apa kau tahu. Tidak ada cermin, di sana. Hanya kaca jendela besar yang tembus pandang_memperlihatkan seorang gadis dengan wajah, cara berpakaian dan segala hal yang menyerupai diriku."

          "Bahkan dia mengikuti tarian yang kulakukan, dari balik jendela itu. Apa mungkin seseorang bisa berdiri di balik jendela tanpa tahanan dari lantai 31?."

~ • °✨° • ~

°

°

°

°

°

°

°

• TBC •

• TBC •

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
☠️𝔻𝕒𝕣𝕜𝕟𝕖𝕤𝕤☠️ (HIAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang