Tiga hari waktu yang kuberikan pada gilang untuk menemui ayahku, karna seminggu lagi pernikahan itu akan terjadi
Ini sudah hari ke tiga, namun sepertinya gilang belum juga datang ke rumah, namun dia mengajakku bertemu hari ini di taman dekat rumahku, aku pun datang menemuinya
" hai lang, kamu sudah lama disini? " tanya ku
"Tidak juga" katanya
"Arumi, .. " sambungnya
" kenpa lang, kamu ingin menemui ayahku? " tanyaku
"Maaf ar, aku ngak bisa, terlalu cepat untuk sekarang ar, " ucapnya .
Kata kata nya begitu menyakitkan hatiku , tapi aku pun tak bisa memaksanya, mungkin hubungan kami akan berakhir seperti ini, tak ada yang bisa ku lakukan selain mengikuti kemauan kedua orang tuaku,
"Lang, tapi aku cinta sama kamu, aku tak cinta sama ka ibra, dan tak akan bisa cinta sama dia, kaena cinta sama kamu lang, selamanya" ucapku disertai air mata yang terus mengalir membasahi pipiku, melihat tubuhnya yang perlahan menghilang dari penglihatan ku,
Kini taman ini menjadi saksi bisu berakhirnya hubungan kami, yang tak ingin ku akhiriAku pulang ke rumah, Allah, haruskah aku memerima semua ini, kenangan indahku bersama gilang akankah bisa kulupakan, bisa kah aku melupakan sosok yang selama ini mencintaiku , ? Bagaiamana aku bisa mencintai suamiku kelak jika aku tak pernah bisa mencintainya ?
Terlalu banyak tanya yang tak ingin ku jawab dalam hati ku,
Aku terpaksa menikah dengan orang yang tak pernah ku cintai, dan harus melupakan orang yang ku cintai, apakah ada yang harus ku salahkan atas semua ini??------------------------------------
KAMU SEDANG MEMBACA
menikah tanpa cinta
Short Story--------------- Semuanya tak hanya tentang cinta, tak selalu diawali dengan cinta, karna cinta bisa tumbuh karna terbiasa dan merasa nyaman - Arumi Nasya - Jangan tanyakan padaku tentang cinta ini, tapi tanyakan pada dirimu sudah adaka...