tujuh

386 11 0
                                    



Semua nya kupikir bahwa prilaku ka ibra seperti itu hanya terjadi pada malam pernikahan kami saja,  tapi ternyata terjadi hampir setiap malam sejak malm pernikahan kami , ka ibra selalu tidur ber alaskan sajadah di bawah ranjang atau tidur di atas aofa di dalam kamar kami,  dia tak pernah menyentuh ku,  walau hanya menjabat tanganku.

Secara lahir dia selalu menafkahiku, bahkan nafkah lahir yang ia berikan lebih dari apa yang aku butuhkan,  tapi,  soal biologis,  ka ibra sama sekali tak pernah mengungkit ungkit nya atau menuntutnya dari ku bahkan yang tidak pernah ku pahami secara tidak sengaja kami bertabrakan di depan pintu kamar,  ka ibra minta maaaf seolah merasa bersalah telah menyentuhku

Ada apa dengan ka ibra?? 

Apakah ia menjadi normal??

Mengapa ia begitu dingin pada ku?? 

Apakah aku kurang dimata nya?? 

Atau??..??.???

Memdengar semua itu membuat banyak pertanyaan berkecamuk di benakku ada apa dengan suamiku?  Bukankah dia pria yang beragama, dan tau bahwa menafkahi istri itu secara lahir dan batin itu adalah kewajibannya,  ada apa dengan nya?  Padahal setiap hari ia mengisi acara acara keagamaan di mesjid,  ia begitu santun dengan orang orang dan begitu patuh dengan orang tua,  bahkan kepada aku pun hampir semua kewajibannya dia tunaikan dengan hikmah tidak pernah sekalipun ia bersikap kasar dan berkata kata keras kepadaku,  bahkan dia terlalu lembut bagiku,  tapi satu yang belum ia tunaikan kepadaku yaitu nafkah batin ku.





-----------------

menikah tanpa cintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang