"Sumpah gue gak pernah kepikiran buat nyari simpenan yang sekecil itu umurnya, Dik. Lo bisa-bisanya nyari simpenan semuda itu, gila."
Perbincangan sekumulan pria dewasa itu benar-benar tidak jauh dari uang, bisnis, perempuan dan hobi mereka. Jangn dikira jika mereka adalah pria baik-baik seperti tampang mereka, sepertinya mereka seperti pria dewasa kebanyakan yang memiliki banyak harta diusia yang tergolong muda. Menghamburkan uang mereka untuk bersenang-senang, padahal beberapa dari mereka ber status seorang ayah dan suami.
"Liliana tau?"
"Dih, kalo Liliana tau namanya bukan simpenan, Angger"
"Ya siapa tau kan, si cece ngijinin bang Dika buat punya simpenan"
"Istri mana yang begitu, tolol"
Jeffreyan menoyor Angger hingga membuat laki-laki yang paling muda itu menggerutu karena Jeffreyan.
"Tapi Dik, gue mau tanya deh. Lo nemu cewek SMA gitu dari mana?"
Dika dengan entengnya menjawab Jeffreyan sembari meminum kopi miliknya.
"Gampang nyari mah, lo cari aja di tongkrongan anak muda. Dandan lo yang kaya anak muda juga tapi, percaya deh sama gue, niscaya lo dapet daun muda"
"Jeffreyan berminat sama anak SMA juga nih?"
"Gila lo! sama aja gue macarin anak gue, Kala juga baru masuk SMA"
Jika tadi menoyor Angger, kini dengan entengnya Jeffreyan menendang kaki Dodi yang tepat di depannya.
"Ah iya, Kala baru masuk SMA. Mending lo burua nyari istri deh Jeff, kalo udah nikah dalam waktu dekat lo bakal punya anak yang jaraknya gak begitu jauh sama Kala"
"Enak mulutnya ya buat ngomong masalah punya anak, ribet punya anak tuh."
"Lo gak mau nyari daun muda beneran Jeff?"
"Anak SMA kaya Dika? gak. Seengaknya kalo lebih muda dari gue mah ya, gue maunya yang bisa diajak diskusi, yang mindsetnya buka cuma main sama duit aja"
Jeffreyan sudah cukup dewasa untuk bermain-main, ia tidak ingin salah dalam memilih pasangan nantinya. Jika ia mengikuti jejak Dika, apa yang akan dia dapat? dia hanya akan diporoti habis-habisan jika lengah. Bukankah jaman sekarang banyak gadis yang rela menjadi simpanan hanya demi uang? lebih baik uang-uangnya untuk istrinya nanti, pikir Jeffreyan.
"Atau lo jangan-jangan udah gak tertarik sama cewek lagi ya Jeff?"
"Ngaco lo"
"Gak, bukan ngaco. Abis lo kaya udah nyerah nyari istri, semakin tua lo ntar Jeff"
Jeffreyan tidak mengubris mereka sama sekali, kini Jeffreyan hanya fokus pada minumannya dan pandangan matanya tertuju pada seorang gadis yang tengah menyajikan pesanan salah seorang pelanggan di cafe ini.
"Mau dia Jeff? masih ranum tuh, anak part time, umurnya baru 20, namanya Maya, tapi sayang udah punya pacar"
"Apa sih Dik, sok tau banget lo"
"Tau lah, gue bos dia disini. Pacar dia sering kesini, anter jemput dia"
"Doyan yang begituan bang? di Bekasi banyak"
Angger, karena dia paling kecil maka Jeffreyan tidak pernah segan untuk melirik Angger dengan tajam. Sedangkan Angger, ia membalas Jeffreyan dengan senyum kikuknya. Jeffreyan sepertinya sedang sensitif dengannya.
"Yang itu aja Jeff, anak part time paling cantik, kata karyawan yang lain sih"
Tunjuk dika pada salah seorang karyawan yang tengah berada di belakang kasir, gadis cantik dengan rambut panjangnya yang diikat ponytail, seketika Jeffreyan tertawa dan ketiga temannya juga menatapnya heran.
"Kenapa? jelek buat lo?"
"Enggak dik, enggak. Dia pacar ponakannya Dodi kan? siapa Dod? yang galak itu"
"Mahaka? maksud lo Arina?"
Kini giliran Dodi yang menoleh kearah kasir yang memang membelakanginya.
"Ooh, beneran Arina ternyata. Maha kemarin main ke rumah gue, ditanya Nirina katanya udah enggak sama Arina lagi"
Jawab Dodi dengan wajah datarnya sembari meminum kopi pesanannya.
"Mantap!! ambil bang, buruan!"
"Kenapa lo merintah gue si, Ngger?"
"Kesempatan bang, siapa tau nyantol sama lo"
"Beneran gak mau nyoba, Jeff?"
"Dia galak, ogah gue. Bisa-bisa gue digebukin dia kaya dia gebukin ponakannya Dodi lagi. Enggak ah, yang bener aja"
"Nanti malem sholat istikharah ya Jeff, siapa tau besok lo berubah pikiran"
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
JEFFREYAN [ COMPLETE ]
Fanfiction[ Prequel dari WDW ] Cerita Jeffreyan sebelum akhirnya ia berlabuh pada Arina.