Percaya atau tidak, omongan Dodi 3 hari lalu benar-benar dilakukan oleh Jeffreyan. Lelaki itu benar-benar melakukan istikharah, dan jawabannya? Jeffreyan yakin dengan tawaran teman-temannya untuk berusaha mencari perempuan yang bisa ia ajak serius mulai sekarang, baik itu mantan kekasih keponakan Dodi maupun perempuan lain. Apa salahnya mencoba?
Karena ini hari minggu, Jeffreyan lagi-lagi berkumpul bersama dengan teman-temannya yang sebelumnya. Bedanya hati ini bertambah dengan adanya Tirta, Yoga dan Jenson. Sebenarnya mengajak semuanya kumpul adalah ide Angger, dengan dalih menghabiskan weekend sebelum Angger meresmikan pernikahannya. Padahal pernikahan Angger masih 2 bulan lagi, dan alasan sebemarnya adalah, Angger ingin mengolok-olok Jeffreyan saja.
"Gue gak nyangka Jeff, lo beneran ngelakuin apa yang Dodi suruh"
Ujar Tirta lengkap dengan gelengan kepalanya, sedari tadi segerombolan pria dewasa yang tampan lagi mapan itu berbincang dan tertawa tanpa peduli dengan penggunjung lain. Terlebih karena mereka berada di meja VIP dan ada Dika yang notabene pemilik cafe ini membuat mereka bisa leluasa disini.
"Iya, gaya banget dia. Kaya pernah sholat aja, Jeff, Jeff"
"Perinsipnya Jeffreyan gini kali, buat apa sholat kalo gak ada yang di imamin"
"Lah iya, istrinya kan juga gak sholat ya"
"Gak usah bawa-bawa Eva, gue gampar lo"
Seketika semuanya diam saat mata elang Jeffreyan menatap Yoga nyalang, dia sensitif jika membahas Eva maupun perbedaan keyakinan mereka. Itu bukan hal yang bisa dibuat bahan bercanda, Jeffreyan tidak suka.
Setelahnya Jeffreyan bangkit dari duduknya dan berjalan menuju arah yang tidak teman-temannya kira, Jeffreyan berjalan kearah kasir.
Di sana ada gadis yang sama yang Jeffreyan temui di cafe ini 3 hari lalu, bedanya kali ini rambut gadis itu terlihat lebih pendek dari sebelumnya. Ia memotong rambutnya sebatas bahunya.
"Ada yang bisa saya bantu?"
Ingin tertawa rasanya, Jeffreyan baru kali ini mendengar gadis ini berucap dengan nada yang halus. Tidak seperti sebelumnya, penuh dengan emosi dan caci maki.
"Kenapa potong rambut? Saya lebih suka perempuan yang rambutnya panjang"
"Maaf?"
"Ini, tolong hubungi saya"
Gadis itu benar-benar memasang wajah yang terheran-heran dengan ucapan Jeffreyan, Jeffreyan berujar sembari memberikan kartu namanya pada gadis itu.
"Kamu telfon saya, gak perlu sebut nama kamu, kamu bilang 'hallo' aja saya udah tau itu kamu nantinya. Saya bakal simpen kontak kamu habis itu, saya tau nama kamu, Arina? Betul?"
Gadis itu mengangguk, tapi kini wajahnya makin terlihat tidak nyaman. Jeffreyan membuat gadis itu tidak nyaman sepertinya, lagi pula siapa yang akan merasa nyaman jika di perlakukan seperti itu? Jeffreyan orang asing.
"Maaf kalo saya bikin kamu gak nyaman, saya gak maksud gitu. Tapi, simpen kartu nama saya. Saya Jeffreyan, tolong inget nama saya"
Setelah memastikan gadis itu menyimpan kartu namanya, Jeffreyan berlalu dan kembali ke tempat duduknya. Sungguh, sebenarnya Jeffreyan sedari tadi menahan malunya, tidak biasanya Jeffreyan seperti ini. Sungguh ini bukan Jeffreyan.
"Gila Jeffreuan, gila lo Jeff. Berani langsung deketin sendiri?"
"Ah muka oke, dompet tebel mah berani aja kali Jen"
"Tapi liat deh, kuping Jeffreyan. Ya Allah, merah bener"
Setelah duduk di kursinya, Jeffreyan lansung membuka botol mineral yang masih tersegel dan menenggaknya tanpa ampun untuk menghilangkan rasa malunya.
Sungguh, Jeffreyan sebenarnya tidak segila itu untuk mendekati perempuan. Terlebih hingga membuat sang perempuan merasa tidak nyaman sama sekali, itu bukan gaya Jeffreyan.
"Gimana Jeff?"
Tanya Dika pada Jeffreyan, Dika dengan wajah santainya bertanya pada Jeffreyan sembari menepuk bahu sahabatnya itu.
"Gila gue, dia natap gue kaya liat laki hidung belang"
"Kan emang"
Sahutan Yoga berhasil membuat Yoga mendapat lemparan botol air mineral Jeffreyan, benar-benar memgenai ubun-ubun Yoga.
"Anjing lo!"
"Udah ga, dengerin dulu cerita pengalaman Jeffreyan"
Mendengar ucapan Dodi, membuat Jeffreyan menghela nafasnya sebelum memulai ceritanya.
"Dia kayanya gak suka sama cara gue"
"Ya mana ada yang suka bang kalo pertama deketin aja lo udah kaya mau transaksi sama psk"
"Gak gitu Ngger, gue mau to the point aja"
"Tapi gak se agresif itu juga, Jeffreyan. Lo mah kaya ABG baru kenal cewek aja, main alus dong. Dik, umur itu kasir lo berapa?"
Tanya Tirta pada Dika.
"Berapa sih? 20 kayanya, dia masih kuliah kok"
"Ahh cewek kuliahan, lo keluarin dompet udah klepek-klepek Jeff. Gak perlu usaha keras, asli"
Mendengar pernyataan Jenson, membuat semua pasang mata lelaki yang tengah berkumpul itu menoleh kearahnya.
"Apa? Gue salah? Ayolah, posisi Jeffreyan ini direktur keunagan BUMN. Laporan remunerisasi direksi BUMN tahun ini aja bisa buat cewek manapun bertekuk lutut sama Jeffreyan. Gila kali lo, duit 300 milyar cuma dibagi 5 orang direksi di kantor Jeffreyan. Cewek mana coba yang gak mau sama Jeffreyan?"
"Gak gitu konsepnya Son, gak semua bisa dibeli pake duit"
"Iya bang gue tau, tapi ya realistis aja sih. Cewek jaman sekarang, liat laki cakep udah gitu berduit kaya Jeffreyan siapa yang gak mau? Dari kita semua disini, siapa yang gajinya paling gede? Jeffreyan. 6 bulan aja dia bisa kantongin 60 milyar, gila lo kalo ada cewek yang gak ngantri buat Jeffreyan"
Jenson jelas tau semua yang berbau keuangan, ia orang keuangan juga. Jadi dia juga mengikuti laporan-laporan keuangan yang berkembang, ia sangat terkejut begitu mengetahui Jeffreyan kini diangkat menjadi direktur diusianya yang tergolong muda, lantaran teman-teman jajaran direksi Jeffreyan lainnya sudah berumur 48-59 tahun.
"Tapi gue dari dulu gak pernah bilang berapa penghasilan gue ya ke pacar-pacar gue, itu gak ngaruh pas masih pacaran"
"Selama ini, bang Jeff kan kalo pacaran ngakunya cuma gaji 200an juta. Iya bener 200 juta di slip gaji copy yang dia buat sendiri, slip aslinya dia masukin dokumen gak tau dimana sama sisa dari gaji dia masukin ke deposit dia"
"Tapi ya, lo gak bisa ngasih harga begitu sama Arina. Maksud gue, dia pacaran sama Maha aja dulu gak pernah pake duit Maha. Maha cerita sendiri, Arina kalo jalan sama Maha pasti pake duit sendiri. Kecuali Maha maksa buat pake duit dia, duit dia juga banyak, bokapnya Kepala dinas perhubungan"
Bersambung
*REMUNERISASI : Remunerasi adalah pemberian gaji (payment) kepada karyawan sebagai imbalan atau penghargaan atas pekerjaan / kontribusi yang rutin bagi organisasi tempat ia bekerja.
KAMU SEDANG MEMBACA
JEFFREYAN [ COMPLETE ]
Fanfiction[ Prequel dari WDW ] Cerita Jeffreyan sebelum akhirnya ia berlabuh pada Arina.