CHAPTER 5

20 9 19
                                    

Setelah usai membahas tentang perjodohannya caca pergi ke balkon kamarnya menatap indahnya langit malam yang dihiasi bintang-bintang

Tanpa ia sadari air mata mengalir di pipinya, hatinya merasa sangat keberatan oleh keputusan itu namun ia tidak mau membantah kedua orangtuanya yang bisa ia lakukan hanyalah diam dan berharap agar keputusan orangtuanya adalah yang terbaik untuknya

Malam itu caca sulit untuk tidur yang ia lakukan hanyalah menatap langit malam dan sesekali menceritakan kesedihan yang ia rasakan kemudian caca tertidur di balkon kamarnya dan tidak lama cahaya matahari membangunkannya, caca tersadar bahwa ia telah tertidur di balkon kamarnya, ia menatap langit yang cerah pada pagi itu dan berusaha tegar menerima kenyataan

Ia pun tersenyum berusaha melepaskan beban fikirannya tentang perjodohan itu dan bergegas ke sekolah

Setibanya di sekolah caca duduk di kursinya dengan memegang buku pemberian adit namun ia tidak membaca buku itu ia malah termenung  adit yang melihat caca dengan keadaan wajah yang pucat langsung menghampirinya

"Ca kamu sakit?"tanya adit

"Ehh dit enggak kok"jawab caca

"Muka kamu pucat belum sarapan ya?"tanya adit

"Udah dit"

"Yakin kamu gapapa?"tanya adit dan jawaban yang di berikan caca tidak sesuai dengan kenyataannya, ia tidak mau menceritakan beban fikiran yang tengah di tanggungnya pada saat ini kepada siapa pun

pada jam istirahat caca jatuh pingsan saat akan ke kantin bersama adit, ia di bawa ke UKS dan di perbolehkan pulang oleh pihak sekolah karna caca sedang demam, walikelasnya pun menelpon bokap caca tidak lama kemudian supir caca menjemputnya

"Gua pulang luan ya guys"pamit caca

"Iya ca tenang aja nanti kalau udah  pulang kami mampir ke rumah caca"ucap adit dan mendapatkan respon senyuman manis dari caca

"Gws ca"ucap rey

"Bye ca"sambung ressya sambil melambai ke caca

Setibanya di rumah caca di sambut oleh nyokapnya dan dipapah ke kamarnya

"Mama telpon dokter ya sayang"ucap nyokapnya dan mendapatkan gelengan pelan dari caca

"Caca cuma butuh istirahat aja kok ma"ucap caca sambil memegang tangan nyokapnya

"Ya udah istirahat ya sayang, nanti kalau demamnya ga turun mama telpon dokter gada tapi-tapi"sambung mama dan di balas anggukan pelan dari caca

2 jam kemudian
Caca terbangun dan melihat adit,rey dan ressya telah berada di kamarnya

"Hay caa"sapa ressya

"Ehh kalian udah lama?"tanya caca sambil berusaha duduk

"Ehh gapapa baring aja"ucap ressya

"Bisa kok"sambung caca dan di bantu duduk oleh ressya

Mereka pun berbincang-bincang ringan dan sesekali membuat caca tertawa saat bersama mereka seketika beban fikiran caca hilang, ia terlihat begitu riang tidak terasa hari telah sore, rey dan ressya pamit pulang sedangkan adit masih bersama caca

Caca akui ia tidak bisa menyembunyikan apa pun dari adit, adit tau bahwa ada sesuatu yang sedang di fikirkan oleh caca hingga ia jatuh sakit, adit bertanya tentang hal itu dan caca pun bercerita tentang perjodohannya, awalnya adit terkejut dan tidak percaya akan hal itu namun ia berusaha menenangkan fikiran caca

"Adit sebenarnya juga engga setuju tapi percaya deh caa apapun keputusan orangtua pasti demi kebaikan kita"ucap adit

"Tapi dit--
Ucapan caca terputus

DIFFERENT PERSONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang