Lost and Found

1.4K 69 5
                                    

14/06/'20
.

.

Terasa menggigil malam dingin
Membekukan kasatmata dari angin

Seorang perempuan menghela nafas mengisi kesunyian di dalam flat sederhananya. Perempuan itu meletakkan tas dan blazer nya begitu saja. Tubuhnya perlahan ia rebahkan di sofa ruang tengah.

Setelah berdebat atau hanya dirinya saja yang berbicara satu arah, akhirnya ia pulang dari kediaman Weasley.

Sekali lagi ia menghela nafas sambil menutup kedua matanya. Perempuan bermata hazel itu bukan karena lelah. Namun hidupnya kini, membuat ia seperti membawa beban berat yang tidak mengenal waktu dan tempat.

Acara yang baru ia datangi persis dengan acara di setiap pertemuan itu. Hanya saja acara terakhir kali ia datangi membekas hebat bak noda yang tidak bisa ia hilangkan.

Pikirannya kembali berkelana sosok Dia.

Malam dengan keadaan cerah merestui aktivitas mereka. Halaman belakang rumah keluarga Weasley menjadi pusat keramaian kerabat mereka.

Meja panjang dengan susunan bangku-bangku diisi keberadaan berbagai usia manusia sihir. Jenis makanan dan minuman yang lezat terhidang rapih dan menggoda perut.

Tawa mereka menghiasi malam cerah saat ini. Sama hal dengan sosok perempuan yang sedari tadi mengawasi kegiatan hangat mereka-yang sangat ia sayangi-dari jauh. Senyumnya tidak pernah luntur dari pahatan bibir ranum tipisnya. Dia berharap saat ini waktu membekunya. Menikmati terus kebahagiaan tanpa detik menghitungi nya.

Senyuman perempuan itu semakin melebar seakan tidak ada maksimal, namun dia berusaha untuk tidak menunjukkan secara terang-terangan ke arah sosok yang kini mendatangi dirinya.

"Bagaimana bisa kau berada di sini dan membiarkan aku menjadi salah satu Slytherin bergabung dengan para Gryffindor?" sosok itu, Dia, mengatakan dengan santai padanya setelah menduduki di sampingnya.

"Begitukah? Kau sudah sangat cocok bersama mereka," Perempuan itu sembari tertawa kecil.

Dia menekuk wajah tampannya. Menampilkan ekspresi yang hanya dirinya bisa dia nikmati.

"Lihatlah, Mereka terlihat indah dari sini" perempuan itu kembali bersuara.

"Sama halnya denganmu," Dia tidak melepas sedetik pandangannya kearah perempuan itu. Tatapannya selalu memuja dan melembut.

Perempuan itu menoleh pada pria tampan di sampingnya. Mengangkat sebelah alisnya kemudian berkata "Sejak kapan kau seperti ini?"

"Pria perayu?" tanya balik Dia.

Perempuan itu tersenyum geli tidak membalas pertanyaan yang terlontar untuknya.

"Sejak berdua bersamamu?" goda pria tampan itu.

"Kemana sikap pria arogan dan angkuhmu?" canda perempuan bermata hazel.

"Hilang tenggelam," perempuan itu masih menyimak menunggu kelanjutan sang pria.

"Tidak akan ada pria arogan dan angkuh untuk seorang aku cintai. Hanya untukmu dan selalu untukmu," pria itu berkata lembut dan pelan pada perempuan yang menatap lekat padanya.

"Aku mencintaimu," jemari Dia mengusap lembut pada pipi dingin perempuan itu dengan menatap intens kedua hazel cerdas milik perempuan dihadapannya.

Some With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang