Home Sweet Home

1.4K 86 3
                                    

10 juli 2020

Happy reading~

.
.

Perapian berderak menandakan seseorang datang. Sosok tinggi menjulang berambut platina muncul dari perapian, ia segera membersihkan debu yang menempel di jubah mahalnya.

Draco berjalan melewati ruang itu menuju kamarnya. Setiba di depan pintu kamarnya, ia memutar kenop pintu tua namun elegan itu dan mendorongnya.

"Hermione," Draco berseru saat mendorong pintu.

Draco mendapati ruangan kamar miliknya kosong. Dimana dia di tengah malam ini batin Draco.

Lelah ditubuhnya dan terdapat lingkaran hitam tipis di wajah tampannya, membuat ia kembali memejamkan matanya sebentar. Seminggu ini ia harus mengurusi beberapa perusahaan miliknya di berbagai negara. meninggalkan Hermione sendiri di rumah megah milik mereka.

Draco sudah melucuti semua pakaian di tubuhnya, beranjak untuk pergi ke kamar mandi dalam kamarnya. Tidak butuh waktu lama, dirinya sudah kembali segar meskipun kelelahan masih diwajahnya.

Draco menelusuri lagi di rumah mereka, berjalan menuju perpustakaan rumah mereka. Tempat favorite perempuan yang ia cari saat ini.

Kembali Draco membuka pintu dan dia mendapati sosok yang ia cari, senyuman kecil terbit di bibirnya. Berjalan mendekati sosok perempuan yang sudah menemani dirinya bersama kurang lebih enam bulan ini.

Draco melihat meja yang berantakan, beberapa perkamen berserakan. Ada yang menggantung di atas meja ada yang sudah jatuh di lantai. Terlebih lagi buku-buku dengan beribu-ribu halaman juga memenuhi di sekitar Hermione. Draco mendesah apa yang ia dapati di depan. Seperti bukan Hermione dan ia tidak tahu apa yang membuat Hermione melakukan ini-ruang yang berantakan.

Beberapa buku dan lembaran ia singkirkan, Draco duduk di bawah sofa yang di tempati Hermione tidur. Mukanya ia sejajarkan di hadapan muka Hermione.

"Hermione," bisik Draco.

Jemari tangan Draco mengulur di pipi Hermione. Mengusap lembut pipi halus Hermione berkali-kali. Draco Mendaratkan ciuman di bibir Hermione cukup lama.

Lelah yang tadi menjadi suatu beban saat pulang kini menguap entah kemana ketika melihat wajah polos damai Hermione. Ingatannya masih segar empat tahun lalu setelah Hermione lulus dari Hogwarts juga itu pertama kali pertemuan dengannya tanpa sengaja. Seperti rekaman film di putar hingga berakhir diingatan yang paling indah dalam hidupnya enam bulan belakangan ini. Kenangan itu lah menjadi pengantar tidurnya perlahan, meninggalkan senyuman tipis di wajahnya.

Kini di ruangan perpustakaan, kedua sosok bertolak belakang telah terlelap bersama, meninggalkan kesunyian dan kegelapan redup yang menemani mereka.

Malam masih terus berjalan, hal itu ditegaskan dari setiap detiknya lewat jam di tengah ruangan. Salah satu sosok di ruangan itu menggeliat, perlahan namun pasti kelopak mata itu menampilkan iris huzelnut. Kekagetan di depannya hampir membuat dirinya berteriak.

Oh, Merlin! umpat Hermione di dalam hati.

Kerinduan selama seminggu ini terbayar di hadapannya. Hampir setiap malam dirinya ingin menangis. Jadilah ia menghabiskan sisah malam seminggunya di perpustakaan karena dingin nya kasur disamping ia tidur akan semakin memperparah kerinduannya.

Hermione masih menatap wajah polos Draco yang tertidur dihadapannya. Tidur dalam posisi seperti itu akan membuat pria berambut platina saat bangun tubuhnya menjadi sangat pegal. Hermione mentransfigurasi meja menjadi kasur dan 2 buah buku menjadi bantal.

Some With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang