Prolog

464 45 13
                                    

"Aku membencimu, Jeon."

"Jungkook-ah, uri Geumanhaja."
(Ayo kita putus)

"Soo Bin-ah, kau mau ke mana?"

"Pergilah ke Busan."

"Jun Yeol, sialan."

"Hyung, beraninya kau."

"Demi BTS, pergilah."

"Soo Bin-ah, Jeongmal Sarangheyo."
(Aku benar-benar mencintaimu)

"Aku membenci mu Hyung."

****

Suara-suara itu terus menerus menggema di dalam kepala ku. Rasanya aku ingin sekali masuk ke dalam kepala ku dan mengusir suara itu dengan gagang sapu.

Kini ku berada di tepi jendela. Mengamati butiran-butiran salju yang turun untuk pertama kalinya di Bulan Desember. Tangan ku bergerak menyentuh segelas coklat panas di hadapan ku.

Setelah menyeruput coklat panas itu, aku menghela nafas panjang lagi berat. Di sini, aku jauh lebih tenang. Di kota kelahirannya, aku bisa merasakan setitik tanda kehadiran -nya. Busan memberikan banyak ketenangan bagiku. Juga membawa sekelumit rasa sakit, yang membuat ku bekerja keras untuk melupakannya.

Apakah kau tengah bertanya-tanya tentang seseorang yang ku maksud?.

Laki-laki yang senyum kelinci nya selalu kurindukan telah menorehkan berjuta rasa dalam pelayaran hidupku.

Ingin rasanya aku menangis ketika mengingat memori kehidupan ku itu. Tapi itu akan membuatku semakin menyedihkan. Andai waktu dapat diputar... Ah, manusia memang selalu bahagia dengan kata andai, yang bahkan itu berarti tak pernah terjadi.

Ini tentang kisah cinta antara Dokter dan juga Idol. Dua jenis profesi yang rasanya tak bisa diikat dalam sebuah hubungan.

Dan butiran-butiran salju yang perlahan turun itu seakan-akan melempar ku ke ingatan masa lalu.

Love Medicine | JJKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang