Gadis itu berjalan dengan begitu terburu-buru, sesekali langkah nya diikuti larian kecil untuk mempercepat lajunya. Rambut coklat nya yang tergerai hingga bahu terhuyung-huyung tertiup angin. Iringan langkahnya diikuti dengan bunga sakura musim semi yang berguguran. Di lengan kirinya tersampir jas putih khas para dokter.
Ia melirik jam tangan, ini sudah pukul 08.10. Seharusnya ia sudah berada di UGD pukul 8 tepat. Itu artinya ia terlambat 10 menit.
Gadis itu memasuki lobby rumah sakit. Kakinya langsung ia arahkan menuju UGD. Meletakkan tas hitam yang ia kenakan di loker pegawai dan langsung mengenakan jas dokter yang sedari tadi ia ajak berlari. Mengumpulkan helaian rambut coklat yang terlihat berantakan karena tertiup angin menjadi satu dan akhirnya ia ikat dengan ikat rambut yang tadi ia pakai sebagai gelang.
" Soo Bin-ah, pasien pertama mu sudah datang" Gadis itu menoleh mendengar namanya dipanggil. Ia melemparkan senyum kepada pacarnya sambil menutup lokernya. Senyum pertamanya untuk hari ini.
"Eoh, arasseo, Kaja" Yoo Soo Bin menarik lengan Park Jun Yeol. (Oh, aku mengerti, ayo)
Laki-laki yang menjadi tambatan hati Yoo Soo Bin selama 2 tahun terakhir bernama Park Jun Yeol. Asisten Yoo Soo Bin sebagai dokter bedah.
Kedua dokter itu keluar dari ruang UGD menuju depan rumah sakit, tempat ambulance yang membawa pasien itu terparkir.
Sopir ambulans membuka pintu ambulans. Yoo Soo Bin, Park Jun Yeol serta dua perawat lainnya--Han Yuri dan Hwang So Mi sudah menunggu di belakang samping ambulans. Pintu ambulans dibuka oleh supir ambulance. Brankar lipat ditarik, memperlihatkan seorang laki-laki yang terbaring lemah tak berdaya dengan banyak darah yang mengalir di sekitar jantungnya.
" Dia adalah korban perampokan. Jantungnya ditusuk oleh pelaku. Tapi aku rasa itu tidak menembus jantung mungkin hanya sampai tulang" Sopir ambulans menjelaskan dengan sangat cepat.
Tanpa mengindahkan penjelasan dari sopir ambulans, Yoo Soo Bin naik ke atas brankar, tepat di atas laki-laki itu terbaring tak berdaya. Ia mengambil gulungan kasa yang dipegang oleh Han Yuri. Menekan gulungan kasa itu ke area pendarahan. Bermaksud mencegah darah tidak keluar lebih banyak. Namun tetap saja darah memuncrat mengenai jas putih bersihnya.
" Ppali, dorong brankarnya" perintah Yoo Soo Bin kepada pacarnya dan juga perawat di sampingnya. (Cepat)
***
Suara dering telepon menginstruksikan Jungkook untuk segera membuka matanya dari tidur lelapnya. Dengan mata setengah terbuka, Jungkook mengambil posisi duduk, menyenderkan punggungnya pada senderan kasur. Tangan Jungkook terulur meraih benda persegi panjang pipih itu. Jungkook mengernyitkan dahi. Tak biasanya Eomma nya sepagi ini kecuali jika Appa nya susah meminum obat.
"Eoh, Eomma waeyo?" (Ya, Eomma kenapa)
"Jungkook-ah, Eomma sedang berada di dalam kereta sekarang. Eomma akan pergi ke Seoul untuk menemuimu"
"Nde? Untuk apa Eomma menemuiku?" Jungkook membelalakkan matanya. (Pardon)
"Tolong antar Eomma ke rumah sakit ya untuk check up"
"Eomma... kenapa tidak minta Jung Hyun Hyung saja untuk menemani. Lagi pula kenapa harus ke Seoul. Di Busan juga ada banyak rumah sakit" Kaki Jungkook bergerak menendang- nendang udara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Medicine | JJK
Fanfic❝Aku ingin membantu menyembuhkan luka mu❞ ❝Tidak, itu akan sangat sulit❞ ❝Tolong percaya padaku❞ Kamu pernah dengar tentang ungkapan "cinta pada pandangan pertama" ?. Seorang Jeon Jungkook pernah tak percaya pada ungkapan itu. Namun, semesta memang...