Eland yang Menyebalkan

601 22 3
                                    

"Udah cantik"

Ucap seorang gadis sambil memperbaiki letak bandana hitam dikepalanya.  Dari gerak geriknya gadis itu terlihat ragu saat beberapa kali hanya diam mematung didepan kamar yang entah milik siapa.

Gishel mengembuskan napas kesal. Ia bingung harus mengetuk pintu untuk membangunkan atau diam saja sampai sang pemilik keluar dengan sendirinya.

"Astaga"
kaget seorang lelaki tampan yang baru saja membuka pintu kamarnya secara tiba tiba membuat Gishel terkikik pelan.

"Nggak seru banget si! Harusnya Prince El bangun pas udah Gishel bagunin"
ucapnya penuh semangat, Eland mendengus kesal menyayangkan hari nya yang dimulai dengan melihat wajah jelek Gishel.

"minggir, gue buru buru"
usir Eland tidak suka kemudian melewati Gishel seakan tidak ada gadis itu disana.

Gishel tersenyum seperti biasa kemudian mengekori Eland menuruni tangga menuju beberapa orang yang terlihat sibuk di ruang makan.

Seperti biasa, Mozza dan Morgan yang sedang bertengkar dan Lian yang duduk manis sambil menggoda Rara yang menyiapkan makanan untuk mereka semua.

"Pagi ma"
Ucap Eland lembut sambil mengecup pipi Rara pelan membuat Lian mendengus kesal.

"Pagi om Lian".
Kata Gishel ramah, mengambil tempat disamping kursi Eland.

"Eh item balikin lego gue sekarang! Balikin nggak!"
Gishel menoleh mendengar teriakan Morgan, seorang lelaki yang sedang berusaha menggapai sebuah benda yang diacungkan keatas oleh Mozza.

"Makanya tumbuh tuh keatas Mor, nggak kesamping"
ejek Mozza menertawakan Morgan yang sedang memberenggut kesal.

Morgan dan Mozza, dua makhluk yang sejak awal entah mengapa sangat senang mengunjungi rumah Eland. Yang Gishel tahu, Mozza adalah temen sepergantengan ayah angkat Eland sedangkan Morgan adalah salah satu bagian penting keluarga angkat Eland. 

Kasarnya, Mozza adalah teman Lian dan Morgan adalah adik Lian.

"Kalian ngapainsi? Diem nggak atau ku lempar piring satu satu nih"
Ancam Rara geleng geleng kepala. Bagaimana bisa Lian memilih bertetangga dengan dua makhluk menyebalkan seperti Mozza dan Morgan.

"Iya Rara cantik, aku duduk nih"
ucap Morgan pelan tidak lagi merebut lego nya.

"Terusin aja kalo mau ku lindas sama mobilku"
geram Lian menatap Morgan nyalang. Gishel tertawa kecil. Lian yang posesif pada Rara terlihat sangat manis di matanya.

"Duduk tem!"
Bentak Lian membuat Mozza langsung duduk ditempatnya.

"Sini sayang".
Ucap Lian mendadak manis sambil menepuk pelan kursi disebelahnya. Wanita cantik itu mendengus kesal sambil menarik kursi disebelah Lian.

"Sayang besok aku libur, kepuncak yuk"
ucap Lian lagi sambil mengusap lembut rambut hitam Rara, tidak peduli kalau masih ada 3 lelaki dan satu gadis lain di rumahnya.

"Ke puncak mulu anjir, gue doain gancet lu aamiin"
cibir Morgan kesal, melihat kakaknya seperti remaja puber yang baru merasakan jatuh cinta.

"Enak aja, kalo mau gancet mah gancet aja sendirian nggak usah ngajak ngajak mama"
cibir Eland membuat Gishel menoleh bingung. Gancet apaan?

"Kalian semua" ucap Lian menunjuk Eland, Morgan dan Mozza secara bergantian "pasti iri makanya jadi uwuphobia"

"Ngapain gue iri, lu aja nggak modal mainnya di puncak"
timpal Mozza sambil memasukkan sehelai roti coklat kemulutnya.

"Masih mending Lian mainnya di puncak anjir daripada lu gudang kosong juga lu jabanin tem"
sindir Morgan, tertawa senang.

"Mulut lu ya, minta digaplok sama dvd bokep gue"
jawab Mozza kesal membuat Gishel menoleh bingung lagi. Bokep apaan?

"Mulut kalian bisa di filter nggak si? Ada Gishel disini"
geram Rara pelan kemudian melanjutkan bicaranya "oiya Gishel suka banget ya sama lipglosh? Tante punya banyak loh dibeliin om Lian. Kamu mau?" tanya Rara kalem, berpikir kalau Gishel sama sepertinya yang suka memakai pewarna bibir.

"Oh ini?"
Tanya Gishel sambil menunjuk bibirnya kemudian berkata lagi "ini cuma persiapan kalo Eland mau cium aku tante, aku kan harus keliatan selalu seksi hehe"

"Uhukkk"
Mozza batuk seketika "kembaran lu Li, hobinya banting harga" lanjutnya, membuat Lian tertawa.

"Gishel cium aja duluan kalau Eland nya kelamaan"
goda Lian sukses membuat Eland melotot padanya.

"Apaan si! Ini lagi Lu ngapain si pagi pagi kesini" geram Eland tiba tiba meletakkan lipatan roti yang hampir masuk kemulutnya.

"Mau ikut El ganteng ke sekolah lah"

"Kan kita beda sekolah Ishel!"
Bentak Eland kasar membuat Lian meringis kecil. Bagaimana bisa anak angkatnya berbicara kasar dengan gadis semanis Gishel.

"Kata siapa, mulai hari ini kita satu sekolah tau"

"Hah? Lagi? Pindah sekolah lagi demi ni bocil?"
Tanya Morgan tak percaya. Bahkan gadis itu rela menyewa sebuah rumah yang letaknya persis disebelah rumah Eland.

Morgan menggeleng takjub. Sebucin-bucinnya Lian dulu dengan dengan Rara, Lian tidak selalu mengikuti kemanapun wanita itu pergi.

"Wahh gila kalau aja Gishel seumuran sama om, udah pasti om tikung"
kata Mozza tak main main.

"Pokok nya Ishel mau ikut El ganteng!"
Ucap Gishel bersikukuh dengan kedua tangan terkepal diatas meja makan.

Sejenak Eland berpikir, Gishel memang harus diberi pelajaran baru mau mengerti.

"Mau kemana"
tanya Gishel tiba tiba berdiri saat Eland memundurkan kursinya.

"Ke kamar mandi"
ucapnya  pelan sengaja memancing Gishel agar mengikuti langkahnya.

Gishel yang sedang fokus menatap punggung Eland seketika terkejut saat pemilik tubuh itu berbalik dan mempersempit jarak diantara mereka.

Deg deg deg

Gishel menahan napasnya beberapa detik saat dirasakan jemari dingin Eland menyentuh ujung jari Gishel, gadis itu bahkan dapat merasakan sentuhan lembut Eland saat tangannya menyentuh gishel semakin keatas hingga sampai pada siku.

Greppp

Eland Menarik lengan Gishel secara tiba tiba dan memasukkannya ke kamar mandi. Menguncinya dari luar dan menertawakan Gishel yang sedang teriak teriak didalam kamar mandi.

"Eland! Jangan nakal!"
Teriak Rara nyaring saat Eland mengunci Gishel terus teriak minta bantuan.

Eland tertawa puas lalu berjalan menjauh sambil menggendong tas sekolahnya.

Brummmm

"El setan! Awas aja ya, aku jamin besok atau besok nya lagi kamu pasti jatuh cinta sama aku!"

Teriaknya, kesal saat deru motor Eland terdengar menjauh dari indera pendengarannya.

Eland'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang