Alasan Jatuh Cinta

258 19 13
                                    

Gishel pov

"Jaga dirimu baik-baik"

Itu tulisan yang tiba-tiba ada di wastafel toilet cewek. Seketika aku merinding. Tadi perasaan nggak ada apa-apa. Kenapa sekarang tiba-tiba ada satu set seragam cewek sama sapu tangan pink diatas wastafel?

"Semoga dari Prince Eland"
Kataku sedih, menatap pantulan diriku di kaca besar depanku.

Gishel, 10 tahun.

7 tahun yang lalu, aku sedang ada di gang sempit dengan beberapa anak laki laki yang berusia lebih tua dariku.

Mereka berusia 2 taun lebih tua dariku. Kami satu SD tapi entah mengapa sudah satu minggu ini 3 anak laki laki itu suka menggangguku setiap pulang sekolah.

"Kemarikan permen mu tadi"
bentak nya yang paling gendut membuatku menangis ketakutan.

Aku diam tak melawan, kalau melawan mereka pasti menghajarku. Kemarin aku sempat teriak dan mereka langsung mendorongku sampai jatuh ke aspal.

"Kenapa kalian malakin aku terus hiks"
tanyaku sambil terisak. Mereka tertawa lalu menarik paksa tas di punggungku. Mengoyak isinya dan mengambil beberapa permen berbentuk kaki didalamnya.

"Dasar anak lemah, dikit dikit nangis" ejek si gendut tak tahu malu. Yang lemah itu kau brengsek karena menindasku yang jelas lebih kecil darimu.

"Akhh sakit"
teriakku saat si gendut menjambak rambutku yag diikat rapi tadi pagi.

"Ini balasan buat pembohong kayak kamu"
katanya dengan tawa jahat. Kayaknya aku tau deh, nggak salah lagi si gendut balas dendam karna seminggu yang lalu ia pernah meminta nomor ponselku. Tapi langsung kukasih nomor sedot wc yang ditempel ditiang listrik pinggir jalan.

"Kamu sadar dong hiks aku itu gamau berteman sama orang jahat kayak kamu hiks"
isakku semakin keras dan membuat mereka melotot marah

"Dasar anak kurang aj-

"Lepas"
kata seorang anak laki laki seusiaku yang tidak tau datang dari mana.

Tingginya sama dengan anak-anak yang sedang merundungku. Wajahnya tampan dengan kulit putihnya yang nampak bersinar karena cahaya matahari.

"Kubilang lepas brengsek!"
Bentaknya dengan kata kata kasar yang tidak pantas diucapkan anak seusianya.

Tiba tiba cengkraman tangan yag ada di lenganku terlepas membuatku jatuh ke aspal.

"Kau mau kupukuli?"
kata anak gendut itu pada si ganteng.

"Kau pengecut ya sampai beraninya mukul anak perempuam sekecil dia" kata si ganteng sambil membantuku berdiri. Kulihat si ganteng mendegus kesal lalu menarikku ke belakang tubuh nya.

"Kalian serang dia secara bersamaan" kata si gendut menyuruh 2 temannya. Cih ternyata dia penakut sampai tidak berani maju sendirian.

"Kalau maju selangkah, aku pastikan kalian pulang nggak bisa jalan"
kata si ganteng keren banget, membuatku menatap nya kagum, dia adalah anak terkeren yang pernah kutemui.

"Gimana ni?"
Tanya salah satu anak buah si gendut. Si gendut diam, kulihat ia menatap si ganteng dengan seksama.

"Kau, Eland Lesley kan?"
Tanya si gendut ragu dan dibalas anggukan oleh si ganteng.

Sial, ternyata dia anak yang sangat terkenal di sekolahku. Eland Lesley, si juara boxing tingkat anak anak.

"Udah tau kan? Sekarang pergilah. Kalau kau ganggu Gishel lagi kalian akan langung kuhabisi"

Eland'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang