Sudah 2 jam berlalu semenjak mereka bertiga sampai dirumah. Jimin bahkan tertidur pulas diatas bed kamar Yoongi dan Jungkook.
Sedangkan pemilik kamar berada dibalkon. Terhitung 40 menit sudah Yoongi mendengarkan Jungkook bercerita dengan jujur. Mulai dari masa kecilnya yang selalu sakit - sakitan sampai saat ia harus operasi pemasangan ring.
"Hyung, aku hanya gak mau hyung sedih dan terbebani."
Yoongi menghapus lelehan air matanya untuk kesekian kali. "Aku ini pasanganmu Kook, apa sesulit itu jujur?"
"Hyung, aku mencintaimu." Jungkook menggenggam tangan Yoongi erat seakan menyalurkan segala perasaannya pada Yoongi.
"Kalau kau mencintaiku, kenapa tidak membicarakannya? Apa menurutmu aku akan meninggalkanmu saat tau?" Yoongi terisak tertahan.
"Hyung bukan seperti itu," ucap Jungkook mencoba menjelaskan.
"Kook-ah, aku ini pasanganmu. Pernikahan butuh kepercayaan kook ah," Yoongi menunjuk dirinya sendiri membuat genggaman mereka terlepas.
"Hyung," lirih Jungkook.
Yoongi menangis sesenggukan. Untungnya suasana sore itu lumayan sepi. Jungkook beranjak dari kursi lalu menunduk didepan Yoongi, direbahkannya kepalanya dipangkuan Yoongi. Tangan Jungkook menggenggam erat tangan Yoongi pada masing - masing sisi.
"Aku mencintaimu hyung, sangat." ucap Jungkook tulus. Saat itu juga tangis Yoongi luruh bersama senja. Rasa takut kehilangan bersemayam didalam hatinya, dan semua terasa sulit sekarang.
Jungkook menenggelamkan wajahnya, menutupi air matanya yang turun untuk pertama kalinya setelah waktu ia kecil dulu.
Sungguh.
Melihat Yoongi menangis adalah hal yang paling ia hindari.
"Mama?" Yoongi segera menghapus air matanya saat mendengar Jimin memanggilnya dari dalam.
"Ya sayang?" sahutnya. Terdengar langkah kecil yang berlari kearah balkon. "Mama!"
"Kenapa chim?" tanya Jungkook saat Jimin menghampiri mereka. Namun Jimin menunjukkan ekspresi kesal yang malah membuatnya terlihat lucu.
"Loh, kok manyun gitu?" heran Jungkook. "Chim dengar mama nangis tadi! Pasti karna papa nakal!" bentak Jimin.
Jimin kecil mendorong Jungkook hingga terjungkal kebelakang, lalu ia memanjat naik keatas pangkuan Yoongi dengan sedikit bantuan dari sang mama.
"Mama jangan angis," ucap Jimin sembari mengelus pipi Yoongi. "Kalau papa nakal pukul aja ma," lanjut Jimin sambil menatap Jungkook sinis khas anak kecil.
"Jangan donk pukul papa nanti papa akit agi," ucap Jungkook dengan bahasa anak kecil.
"Papa nakal," kesal Jimin. "Mama gak boyeh angis tau. Nanti Ji-min se-dih," ucap Jimin sedikit terbata karena perlahan air matanya turun.
Husk husk husk.
"Loh kok chim nangis?" tanya Jungkook. "Chimnya mama kok nangis?" tanya Yoongi lembut.
"Mama angis, chim gak suka." Jungkook menatap sedih Jimin yang berada diatas pangkuan Yoongi. "Maaf hyung, karna aku kalian berdua jadi menangis," lirih Jungkook.
Yoongi menggeleng kepalanya tidak setuju dengan ucapan Jungkook. Yoongi mengelus puncuk Jimin dan menggenggam tangan Jungkook dengan tangan satunya.
"Chim, mama nangis bukan karna papa kok. Tadi ada cerita sedih mama baca jadi papa lagi bujuk mama biar gak nangis," ucap Yoongi berbohong.
Jimin mendongak, menatap mata Yoongi seakan bertanya apakah ia jujur atau tidak. "Tanya aja papa kalau gak percaya,"
"Bener ya pa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Baby J -KookGa
Fanfiction"Kau percaya cinta? Aku tidak. Tepatnya, Aku pernah percaya Dan berakhir dengan kecewa" -Min Yoon-Gi 'Hyung, aku janji kita pasti akan bersama. Aku akan kembali lagi, percayalah.' "Mama, papa dimana?" "Jimin, maunya papa!" "Mama,"