TIGA

10.1K 385 13
                                    

Happy reading 😁

***

Marsha kini tengah berada di dapur. Memasak makan malam untuk dirinya dan Andrew.

"Sempurna!" makanan yang Marsha masak kini sudah tersaji.

Andrew yang baru keluar kamar langsung mencium wangi masakan. Perut nya mulai berbunyi minta di isi.

"Aku sudah masak makan malam untuk kita"

"Kamu bisa masak ternyata"

"Bisalah. Cewek ga bisa masak!? Malu malu in aja. Kalo udah nikah mau di kasih makan apa suaminya"

Marsha mengambil piring dan memasukan nasi ke dalam piring.

"Mau lauk apa?"

"Itu" Andrew menunjuk daging yang tersaji.

Suapan pertama masuk ke mulut Andrew. Rasanya sungguh enak. Andrew memakan daging itu sangat lahap.

"Apa nama masakan ini?" tanya Andrew. Masakan yang di maksud adalah daging yang ia makan tadi.

"Itu rendang daging. Makanan khas Indonesia yang berasal dari daerah Padang."

"Wahh..... Makanan Indonesia sungguh enak ternyata" puji Andrew pada masakan Indonesia.

"Kalau aku buka Restoran Indonesia di kota ini, aku jamin pasti banyak yang datang. Mereka pasti suka makanan Indonesia." Andrew bahkan ketagihan ingin makan rendang lagi.

Ada rasa bangga tersendiri pada diri Marsha saat Andrew memuji masakan khas Indonesia.

"Selama kamu tinggal disini, kamu harus masak makanan Indonesia." Ini pertama kalinya Andrew makan makanan Indonesia dan dia langsung suka.

Marsha hanya tersenyum menanggapi ucapan Andrew. Marsha bangkit dari kursi, membersihkan meja makan dan mencuci piring.

Sementara Andrew langsung pergi ke ruang keluarga. Menonton acara pertandingan bola.

Saat Marsha hendak naik tangga menuju kamar, suara Andrew menghentikan langkahnya.

"Mau kekamar?" tanya Andrew.

"Hm" Marsha berdehem

"Sini" Andrew menepuk sofa di kosong yang ada disamping nya.

Marsha menurut saja. Dia berjalan ke arah Andrew yang tengah nonton tv. Dan duduk di sofa kosong yang ada di samping Andrew.

"Nama?"

"Hah?" Marsha bingung dengan ucapan Andrew

"Nama kamu siapa?"

"Marsha" Marsha menujuk Andrew menggunakan dagunya. Memberi isyarat bertanya hal yang sama

"Andrew"

Andrew ingin bertanya sesuatu pada Marsha,tapi lidah nya kelu.

Andrew menarik napas,mencoba berani bertanya "Mmm.... Sha" panggil Andrew.

Marsha yang merasa nama nya di panggil langsung mengalihkan pandangan nya dari tv, dan melihat Andrew.

Marsha menaikkan sebelah alisnya.

"Aku ingin bertanya sesuatu,boleh?"

"Selagi aku bisa dan tau jawabannya pasti kujawab"

"Apakah kamu masih virgin?" tanya Andrew

"Tidak" jawab Marsha dengan wajah datar

"Tapi saat aku melihat sprai kasur di kamar waktu itu, aku melihat ada bercak darah. Kukira kamu masih virgin"

"Dulu masih. Tapi setelah aku bertemu dan tidur dengan mu,aku sudah tidak virgin lagi." ucap Marsha dingin.

Rasa bersalah menjalar ke hati Andrew. Dia sudah merusak masa depan Marsha.

"Maaf" hanya kata itu yang dapat ia ucapkan. Tapi entah kenapa ia merasa bersalah. Padahal semua wanita ingin di tiduri Andrew.

"Apa maaf mu bisa mengembalikan keadaan? Tidak kan? Jadi percuma minta maaf" ketus Marsha menahan emosi. Ia benci jika harus mengingat malam itu.

"Terserah apa kata mu. Yang penting aku sudah minta maaf" ucap Andrew langsung pergi ke kamar.

***

"Kita ga mungkinlah tidur satu kasur"

"Trus kamu nyuruh aku tidur di sofa?"

Diem. Marsha tidak menanggapi ucapan Andrew.

"Kan bisa tidur di kamar orang tua kamu"

"Kan ini rumah ku! Jadi aku bebas mau tidur dimana" sindir Andrew.

"Terserah lah" Marsha tak mau ambil pusing.

Mereka pun terlelap, posisi tidur mereka saling membelakangi satu sama lain.

***

Marsha terbangun lebih dulu dari tidur nya. Dia sedang berkutat di dapur untuk menyiapkan sarapan.

Semenjak di tinggal orang tua nya,Marsha berusaha jadi anak yang mandiri. Ya walaupun susah, karena dulu ia masih sering bergantung pada orang tuanya.

Dia selalu berusaha nyempetin waktu untuk masak sendiri. Walaupun dirumah nya ada pembantu, tapi ia tidak mau bergantung pada seseorang. Dia ingin jadi anak yang mandiri.

Saat di tinggal pergi orang tuanya untuk selamanya. Marsha dan Yastha sangat terpukul. Apalagi saat itu umur mereka masih kecil.

Beberapa bulan setelah nya, Marsha berusaha untuk tidak menangisi kepergian orang tua nya. Ia mencoba ikhlas. Mungkin ini sudah menjadi takdirnya. Dia selalu berusaha jadi yang terbaik untuk Yastha. Memerankan seluruh peran keluarga. Jadi Ibu, Ayah, Kakak sekaligus. Ia tak mau kalau Yastha kekurangan kasih sayang. Walaupun kasih sayang yang Marsha berikan tidak akan sebanding dengan kasih sayang orang tua mereka.

"Masak apa?" tanya Andrew

"Sayur sop, ayam goreng dan perkedel"

"Perkedel?" Andrew agak asing dengan nama makanan tersebut.

"Iya, perkedel itu kentang di halusin terus di bentuk bulet, sebelum di goreng di cemplungin dulu kedalem telor yang udah di kocok."

Andrew mengangguk kepala tanda paham.

"Tapi sebelum di halusin di goreng setengah mateng dulu, biar gampang ngulek nya" ternyata ucapan Marsha belum selesai

"Ngulek?" entah bahasa aneh apalagi yang harus Andrew dengar. Karena selama dia hidup, dia tidak pernah mendengar kata kata yang Marsha ucapkan tadi.

Marsha menghembuskan napas panjang "Kamu searching aja di google "

"Kenapa masakan Indonesia itu enak enak ya?"

Bumbunya juga kerasa pas banget.

Kamu jadi chef aja di rumah ini, aku bayar kok.

Enak banget yang jadi suami kamu nanti, bakal di masakin makanan enak terus."

Sumpah Marsha kesel banget ama Andrew. Daritadi ngoceh mulu kek cewek.

"Pliss Drew ga usah banyak bacot. Aku kesel denger nya"

"Hah? Bacot? Makanan apa itu?"

Aarrghh pengen gue jait aja mulut nih orang. Banyak bacot!

Marsha berusaha sabar dengan sikap Andrew.

"Bacot hewan yang jalan nya lambat"
Ehh itumah bekicot

"Bisa dimakan?"

"Bisa dong"

"Besok masak ' bacot ' aja ya. Pasti enak"

"Ga ada yang jual 'bacot' " masih berusaha sabar.

"Lah kok bisa? New York kota yang besar. Ga mungkin ga jual 'bacot' "

Nih orang kekeuh banget sih. Pengen makan 'bacot'.

TBC

Baby TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang