DUA BELAS

7.6K 364 81
                                    

Happy reading 😁

***

Lima hari Marsha dirawat dirumah sakit, kini ia sudah dapat melakukan aktivitas biasanya, tapi tidak terlalu berat dan membuatnya banyak berfikir.

Hari ini Marsha ikut bersama adiknya mengerjakan tugas kuliah bersama Brent dan Ben. Ia merasa bosan bila di apartemen sendirian, walaupun adiknya melarang Marsha ikut, tapi Marsha memaksa.

"Kita main TOD yuk" ucap Ben. Kini tugas yang mereka kerjakan sudah selesai.

"Hayuk, udah lama kita ga main itu" ucap Marsha bersemangat.

Mereka duduk melingkar di kursi yang ada di kafe tersebut. Yastha mengambil pulpen yang ada di tasnya dan menjadikan pulpen itu sebagai penentu permainan.

Pulpen pun berputar, mereka memperhatikan pulpen itu seksama, hingga akhirnya pulpen tersebut berhenti tepat didepan Ben.

"Truth or dare?" Tanya Yastha.

"Dare" jawab Ben cepat.

"Tatap Kak Aca selama 3 menit tanpa kedip, kalau bekedip akan dikenakan hukuman" ucap Brent. Yastha, Marsha dan Ben pun tidak keberatan dengan dare nya.

"Oke" balas Ben.

Ben kini menatap Marsha, jarak keduanya pun terbilang sangat dekat, hanya sejengkal saja. Siapapun yang melihat jarak mereka pasti akan mengira Ben dan Marsha akan berciuman.

Ben tidak kedip sama sekali, karena ia menikmati wajah Marsha dari dekat. Ben hanya kagum pada Kakak dari temannya itu, Marsha wanita yang kuat, baik, sangat penyayang. Ia sudah menganggap Brent dan Ben sebagai adiknya setelah Yastha. Tidak membedakan bedakan antara Yastha, Brent dan Ben jika sudah kumpul bersama.

Marsha dari tadi mengedipkan matanya karena perih terkena udara.  Bahkan baru sepuluh detik saja ia sudah perih matanya. Apalagi Ben yang tidak mengedip selama 3 menit.

Tanpa mereka ketahui sedari tadi ada yang melihat aksi Ben dan Marsha yang saling tatap dalam jarak dekat, pria itu mengepalkan tangannya menahan emosi.

"3 menit berlalu! Ben menang" ucap Yastha setelah mematikan timer yang ada di ponselnya.

"Sudah kan? Dare ku berhasil" ucap Ben bangga.

Pulpen kembali berputar, kini pulpen itu berhenti menghadap Marsha.

"Truth or dare?" tanya Yastha.

"Truth" jawab Marsha.

"3 hal yang udah Kakak lakuin sama Bang Kaisar selama pacaran yang ga pernah Kakak lupain?" Truth dari Adiknya Marsha.

"Apa ya? Banyak sih, lupa Kakak" ucap Marsha jujur.

"Apa aja, yang Kakak inget" Yastha berucap, ia sangat kepo pada hubungan Kakak nya dan Bang Kaisar, walaupun mereka sering menujukan kemesraan didepan Yastha tapi ia tetep aja kepo.

"Kita dinner romantis di kapal pesiar, Kita pernah liburan berdua ke Swiss. Udah cuma itu aja yang paling romantis, yang lain juga romantis tapi  biasa aja, ga kayak dua hal tadi. Itu hal yang paling menyenangkan menurut Kakak" ucap Marsha sambil tersenyum manis, membayangkan dirinya dan Kaisar bersama.

"Kakak pernah di cium sama Bang Kaisar?" tanya Brent.

Marsha menganggukan kepalanya. "Itu juga hal yang ga pernah terlupakan Kak. Kakak pasti seneng kan dicium Bang Kaisar?" tanya Yastha, kini pipi Marsha sudah merah seperti buah tomat.

"Udah ah. Malah bahas hubungan Kakak sih" ucap Marsha malu, wajahnya sudah sangat merah menahan malu.

Permainan berlanjut hingga tidak terasa hari sudah semakin gelap. Mereka pun memutuskan untuk pulang.

Baby TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang