NASA5

2.6K 244 19
                                    

“Through the summer and the fall, we had each other, that was all. Just she and I together, like it was meant to be.”
—Sarah McLachlan, When She Loved Me—

Jeon Jungkook

Ibu tiba-tiba sudah ada di rumahku ketika aku pulang. Aku terkejut. Bukan hanya ibu, tapi ada teman-temanku juga. Ada Namjoon, Yoongi, Seokjin, Hoseok, Jimin dan Taehyung.

Aku memasang wajah datar. “Kenapa kalian di sini?”

Namjoon menghampiriku. “Oh, ayolah, Jeon, jangan dingin seperti itu. Kami di sini atas perintah ibumu. Ibumu ingin menggelar pesta di sini sebagai perayaan atas dirimu yang pada akhirnya memiliki kekasih.”

Aku menaikkan alisku. “Ibu—”

Ibu memotong kalimatku terlebih dahulu. “Ibu sengaja mengundang mereka semua ke sini. Saat di kantor tadi, ibu tidak sempat bertemu mereka semua. Mereka adalah temanmu ketika di Korea dan mereka juga sahabatmu serta rekan kerjamu. Tidakkah seharusnya kau membuat pesta perayaan bahwa pada akhirnya kau memiliki kekasih?”

Taehyung dan Jimin menghampiriku. Begitu juga Hoseok, Yoongi dan Seokjin. Mereka semua tersenyum gembira.

Hoseok pun mengatakan, “jadi, siapa kekasih barumu itu? Kenapa kau tidak pernah menceritakannya pada kami?”

Taehyung mengangguk. “Hm, ya, benar.”

Aku memutar bola mataku. “Haruskah aku mengatakan setiap hal yang bersangkutan dengan hidupku? It’s none of your goddamn business.” Jawabku. “Dan kau, Seokjin Hyung, bukannya kau ada acara pertunangan yang harus kau urus? Kenapa kau datang ke sini dan bukannya memikirkan acara pertunanganmu?”

Seokjin mendekat. “Tenang saja, Alessandra telah mengurus semuanya. Jadi, aku bisa berpesta semauku. Bukan begitu, Yoongi-ya?”

Yoongi pun ikut mengangguk. “Ibu Jeon sudah memberikan kami akses untuk masuk ke rumahmu yang begitu megah ini. Um, apakah ini bisa disebut rumah? Ini istana. Astaga. Seberapa kaya dirimu, Jeon Jungkook?”

Jimin meledek. “Be my sugar daddy, please?”

Ibu tertawa. Aku mendecak. Kutatap mereka semua secara bergantian. “Namjoon Hyung, Seokjin Hyung, Yoongi Hyung, Hoseok Hyung, Jimin Hyung dan Taehyung Hyung, jika kalian tidak ingin dipecat, maka segera angkat kaki dari rumahku ini.”

Seokjin Hyung menggelengkan kepalanya. “Saat di kantor, kau memang boss kami. Tapi saat di luar kantor, kau itu adik kami. Jadi kau harus bersikap sopan.”

Namjoon Hyung mengangguk. “Benar.”

Hoseok dan Yoongi pun kini beralih untuk menuang champagne dan mereka bermain di meja billiard milikku. Sementara Namjoon Hyung berbaring di sofa tidurku dan menonton film.

Taehyung bergabung dengan Hoseok dan Yoongi, sementara Jimin dan Seokjin berada di dapurku dan membuka lemari pendinginku.

Ibu hanya duduk di sofa dan menatapku. “Kenapa berdiri saja? Telepon kekasihmu dan katakan padanya untuk datang kemari. Perkenalkan kekasihmu pada teman-temanmu ini.”

“Aku tidak punya nomor ponselnya.” Jawabku reflek.

Ibu dan Namjoon beserta Yoongi, Hoseok dan Taehyung menoleh padaku.

Aku pun meralat. “P-ponsel miliknya itu rusak. Dia baru menggantinya, jadi aku belum punya nomornya yang baru.”

“Datangi saja rumahnya.”

“Aku lelah.”

Ibu pun berkomentar. “Semua teman-temanmu sudah merencanakan pertunangan dan bahkan telah menetapkan tanggal pernikahan.”

NASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang