The Ex

40 2 1
                                    

January 2nd, 2018

Hal pertama yang dicari Myun Hee ketika ia membuka matanya adalah sosok Jong Hoon. Kedua mata gadis itu bergerak panik saat ia tidak menemukan pria yang mengantarnya ke rumah sakit itu. Myun Hee mendorong tubuhnya hingga menjadi posisi setengah berbaring. Ia mengenali dokter yang sebelumnya memeriksanya, menemukan perawat yang memasang infus di tangannya di antara petugas medis lainnya. Tapi ia tidak menemukan Jong Hoon. Tiba-tiba saja gadis itu merasa kesal dan kecewa saat memikirkan Jong Hoon yang meninggalkannya begitu saja.

"Ah, bodoh!" Myun Hee merutuk dirinya sendiri.

Entah apa sebenarnya yang diharapkannya dari Jong Hoon. Gadis itu mengutuk dirinya yang bahkan mulai memikirkan hal yang seharusnya tidak sepantasnya ia pikirkan..

Myun Hee menekuk kedua kakinya, menumpukan kedua tangannya di atas lutut lalu meletakkan dahinya di atas tangannya. Ia menutup matanya, mulai mengatur nafasnya dan menenangkan dirinya sendiri. Gadis itu mengingatkan dirinya sendiri tentang status keduanya. Mereka bukan suami istri lagi, dan ia jelas-jelas baru saja memulai hubungan dengan Kyu Hyun.

"Kau masih merasa pusing?" Suara baritone itu. Suara yang terdengar begitu mengkhawatirkannya. Tiba-tiba saja Myun Hee berharap suara itu hanyalah ilusi semata, yang ditimbulkan oleh kondisinya yang semakin memburuk. Tetapi sentuhan lembut di puncak kepalanya, meyakinkan Myun Hee bahwa Jong Hoon memang ada di sampingnya.

"Ani,"jawab Myun Hee. Gadis itu masih menyembunyikan wajahnya. Perlu waktu sekian detik sebelum akhirnya ia bisa mengangkat kepalanya dan menatap Jong Hoon.

Cara pria itu menatapnya menunjukkan bahwa ia masih mencemaskan keadaan Myun Hee. Sepasang mata sipit itu. Myun Hee tahu pernah begitu menyukai sepasang mata sipit Jong Hoon yang baginya menunjukkan emosi yang begitu dalam.

Ia juga pernah begitu membenci sepasang mata itu. Ketika Jong Hoon menatapnya dengan begitu dingin seraya berkata, "baiklah, mungkin bercerai adalah keputusan terbaik agar kita sama-sama bahagia."

"Kau... Aku pikir kau kembali ke kantormu," gumam Myun Hee.

"Ahhh...." Jong Hoon tersenyum. "Aku hanya menerima telepon dari Dong Hae. Dia menanyakan beberapa hal tentang pekerjaan."

"Dong Hae.. Kau mengatakan padanya tentang keadaanku?"

"Eumm... Sedikit." Jong Hoon menggaruk belakang lehernya. "Aku mengatakan kau sedang tidak enak badan dan aku menemanimu sebentar. Tapi aku tidak memberitahunya kalau kau sedang di rumah sakit."

Myun Hee menghela nafas lega. Mengetahui bagaimana sifat Dong Hae, Myun Hee dapat membayangkan bagaimana pria itu akan mendatanginya ke rumah sakit dengan mata berkaca-kaca hampir menangis karena mengkhawatirkan kondisinya.

"Kau tahu kau seharusnya sedikit memperbaiki sifatmu yang seperti ini?" ujar Jong Hoon dengan hati-hati.

Myun Hee menatap pria itu dengan alis mengernyit. "Maksudmu?"

"Kau selalu menyimpan semuanya sendiri. Jangan marah dulu," ucap Jong Hoon saat ia melihat Myun Hee yang sudah membuka mulutnya, siap menyela kalimat pria itu.

"Aku tahu sudah tidak pada tempatnya lagi aku berbicara padamu mengenai hal ini." Jong Hoon meneguk ludahnya. Ia tahu hal ini adalah sesuatu yang begitu sensitif bagi Myun Hee. "Tapi aku rasa aku tetap perlu memberitahumu. Kau... Sesekali, berbagilah kesulitanmu pada orang lain. Aku tahu kau tidak ingin membebani orang lain dengan masalah pribadimu, tetapi terkadang, mencintai adalah tentang berbagi masalah dan menghadapinya bersama-sama."

Myun Hee memilih untuk menatap selimut yang menutupi sebagian tubuhnya. Ia tahu betul apa yang sedang dibicarakan Jong Hoon. Ingin rasanya gadis itu membantah ucapan pria itu tapi tidak ada yang bisa ia katakan. Myun Hee hanya bisa menghela nafas pelan.

One More ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang