1

2.4K 125 4
                                    

"Gulf kamu jadi ikut dengan kami nanti malam ?" Mild pemuda dengan paras ceria itu menghampiri Gulf yang duduk di bangku halte.

Gulf menoleh menghadap Mild, wajah nya tampak ragu dan bimbang, namun melihat paras yakin sang sahabat membuat nya tidak tega untuk mengatakan tidak.

"Tapi Mild, aku ragu mama mengizin kan ku untuk menginap dirumah mu?" Gulf berkata jujur, selama hidup nya yang sudah menginjak usia 16 tahun ini, Gulf tidak pernah diizin kan untuk menginap dirumah teman nya siapa pun itu.

"Tenang aja Gupi, nanti aku akan izin kan kamu pada mama mu, aku yakin Tante Arin pasti boleh." Mild berkata dengan semangat seolah olah dia sudah merancanakan ini semua dari awal dan yakin semua berjalan lancar.

"Oke, terserah kamu aja, kalo bisa bujuk mama, aku akan ikut."

Tin tin tin..... Suara klakson mobil membuat kedua remaja itu menoleh, tampak mobil putih terpakir didepan halte.

"Nah aku duluan, mama sudah menjemput, nanti kabari aja kalo sudah mau mampir kerumah." Gulf berdiri dari duduk nya, berpamitan kepada Mild saat melihat sang mama telah menjemput nya.

Mild mengacungkan dua jempol nya, berdada ria mengucapkan salam sampai jumpa bak bocah kepada Gulf.

.
.
.
.
.
.

Mobil yang di tumpangi Gulf beserta sang mama memasuki pekarangan rumah megah bak istana. Berhenti didepan teras, Gulf dan mama nya turun dari mobil, setelah itu mobil kembali melaju untuk masuk ke garasi rumah tersebut.

"Mama ..." Gulf memanggil sang ibu.

Arin ibu Gulf menoleh kepada sang anak, melihat putra manis nya dengan senyum teduh bak malaikat.

"Kenapa sayang, masuk dulu aja nanti baru ngomong sama mama nya, ya."

Gulf mengangguk dengan patuh melanjutkan jalan nya bersama sang ibu untuk memasuki rumah. Sampai didalam rumah, Gulf segera menuju lantai dua rumah nya, berjalan dengan riang menaiki tangga, sesekali menyapa para pembantu rumah tangga yang sedang bertugas.

Sesampai nya dikamar, Gulf dengan cepat melepas tas dan sepatu nya menaruh nya ditempat yang telah disediakan, mengganti seragam nya dengan pakaian rumahan, setelah berganti seragam iya menaruh seragam kotor nya di keranjang pakaian kotor disudut kamar nya, walau Gulf anak orang kaya, dia sudah terbiasa mandiri mengurus diri nya sendiri, sang ibu selalu mengajari nya bagaimana rasa tanggung jawab pada diri sendiri sejak dini.

Setelah merapikan diri nya, Gulf kembali keluar kamar nya, berjalan dengan riang kembali menuruni tangga menuju ruang tamu, dilihat nya sang ibu sudah duduk santai memangku setoples cookies.

"Mama." Gulf duduk disamping ibunya. Arin menoleh sejenak melihat sang putra telah rapi dan bersih dengan pakaian rumah nya.

"Iya kenapa sayang ?"

"Mama nanti malam boleh Gupi, menginap dirumah Mild ?"

Arin menoleh menghadap Gulf , menaruh toples cookies nya diatas meja, mengelus pelan kepala sang putra dan membawa nya menuju pangkuan nya. Gulf yang menatap sang ibu dengan mata puppy nya.

"Kenapa ingin tidur dirumah Mild ? Apa Gulf sudah tidak betah tinggal dirumah." Arin berucap sambil mengelus ringan rambut sang anak. Gulf menggeleng cepat, berbalik memeluk perut sang ibu dan membenamkan kepalanya disana.

"Kalau tidak, kenapa ingin tidur disana." Arin kembali berucap saat mendapati sang anak menggelengkan kepalanya.

Gulf Kembali tidur telentang menatap sang ibu "hanya ingin ma, Mild bilang dia mau mengadakan pesta piyama dengan yang lain nya, dan mengundang Gupi juga, boleh tidak ma?" Arin tersenyum ringan, menatap mata puppy sang anak, karna gemas, ia mengecup pipi berisi sang putra.

One NightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang