{ vote dan komen nya ditunggu ya sebelum baca yuk minimal kasih cerita aku bintang dulu biar aku makin makin enjoy dan semangat update nya}
.
.
.
.
.Arin masih setiap menggenggam tangan mungil milik Gulf. Diusap nya lembut tangan sang putra. Sesekali ia juga mengusap kepala dan pipi chubby milik Gulf. Wajah Gulf tampak tegang walau dalam tidur nya.
"Gulf, mama tidak marah lagi, rileks sayang."
Arin berucap pelan, berusaha menyugesti Gulf walau sang putra masih terlelap.
Pikiran Arin melayang ke kejadian beberapa saat lalu, saat ia tau sang putra membuat nya kecewa.
/ Flashback /
"Gulf ? apa yang Gulf sembunyikan sayang."
Arin ikut berjongkok disebelah Gulf, tangan nya berusaha meraih sebelah tangan Gulf yang disembunyikan dibelakang tubuh remaja itu.
"Ahhh... Tidak ma, nggk ada apa apa."
"Gulf ?"
"Beneran mama, lihat."
Gulf menunjukkan kedua tangan nya yang kosong. Arin mengernyit curiga, dia jelas melihat dengan jelas bahwa sang putra memegang sesuatu saat ia memasuki kamar mandi milik Gulf.
Arin tadi berniat mengajak Gulf untuk periksa ke dokter, karna sejak terakhir Gulf demam, tubuh anak nya itu belum membaik, Arin khawatir dan bermaksud mengajak nya untuk periksa, saat masuki kamar Gulf, Arin tidak melihat Gulf dikamar nya, dan Arin mencari Gulf sampai kamar mandi sang putra, Arin menemukan Gulf yang tengah berjongkok mengamati sesuatu. Namun saat Arin mendekat dan memanggil Gulf, Gulf segera menyembunyikan kedua tangan nya di belakang tubuh nya.
"Oke.. segera bersiap mama mau mengajak Gulf periksa kerumah sakit, kan sejak kemarin demam Gulf belum benar benar sembuh."
"Emmm.. mama Gulf sudah sehat, Gulf rasa tidak perlu periksa."
"Tapi tadi pagi bahkan Gulf masih mengeluh pusing, Gulf bahkan pulang dari sekolah karna pingsan. Bagian mana yang bisa dikatakan kamu sehat ?"
Gulf semakin gugup. Sungguh dia tidak ingin diperiksa dia belum ingin sang ibu tau keadaan nya yang sesungguh nya.
"Benar mama, Gulf sudah sembuh, mama pegang kening milik Gulf, sudah tidak panas lagi kan ?!"
Gulf meraih tangan Arin, meletakkan tangan Arin pada kening nya. Berusaha meyakinkan kan Arin bahwa dia sudah benar benar sehat.
"Tapi Gulf ...?"
"Benar mama, percaya pada Gulf, Gulf sudah sehat."
"Okeh, kalo begitu, tidak jadi periksa, tapi kalo kamu masih merasa demam dan sakit lagi, segera beritahu mama okey ???"
Gulf mengangguk, Arin pun tersenyum, dan segera beranjak meninggalkan Gulf sendirian.
"Huft... Untung mama percaya."
Gulf mengelus dada nya lega. Dan menoleh kebelakang, mencari benda yang tadi sempat ia lempar menjauh dari genggaman nya.
"Loh, kemana benda tadi ?"
Gulf dibuat panik saat benda tersebut hilang dari jangkauan mata nya.
"Aduhhh dimana, tadi gupi lempar kearah belakang perasaan."
Dengan jeli Gulf masih mencari benda tersebut, diteliti nya setiap inci ruangan.
"Aduh,sudah lah, nanti gupi cari lagi, sekarang gupi harus pikirkan bagaimana bayi ini hilang dari perut gupi."

KAMU SEDANG MEMBACA
One Night
RastgeleMereka hanya dipertemukan satu malam, namun mampu mengubah kehidupan panjang satu sama lain dimasa mendatang. menimbul kan banyak masalah rumit di hari yang akan datang. Gulf kanawut,, pemuda berusia 16 tahun yang baru memasuki masa remaja nya, Di...