BAB 5 - secret admire

379 31 1
                                    

Malam itu setelah mengantar Theo dan Mirza balik ke kantor, Jallal segera meluncurkan mobil Jaguar hitamnya menuju ke rumah, sepanjang perjalanan Jallal berfikir keras.

"Kenapa Jodha selalu menghindar dari aku? Apa cengkraman tanganku kemarin sangat menyakitkan buatnya? Atau apa ada ucapanku yang salah? Huuffttt ... kenapa perasaanku seperti ini? Selama ini aku menganggap semua perempuan itu sama, sama-sama brengsek, sama-sama murahannya seperti Rukayah ... tapi kenapa perasaanku ke Jodha berbeda?"

Jallal terus menerus memikirkan Jodha sambil mengendarai Jaguar menyusuri pekatnya kota malam itu, sementara itu di radio mobil terdengar lantunan suara Once yang sedang menyanyikan lagu Aku Mau ... seketika itu juga Jallal tertawa kecil mendengar lagu Once di radio.

"Tau banget ni radio sama perasaanku, pas lagi lagunya ... kau boleh acuhkan diriku, dan anggap ku tak ada, tapi takkan merubah perasaanku, kepadamu... hhrrgggg .... Jodha, Jodha! You make me mad!"

Sepanjang perjalanan menuju ke rumah, Jallal terus mengumandangkan lagu Once tadi, Jodha memang telah menyihir Jallal menjadi gila.

♥♥♥♥♥♥♥

Keesokan harinya,

"Kaak Jodhaa ..." suara Shivani, adik Jodha yang menggelegar di pagi hari membangunkan Jodha pagi itu.

Sebenarnya Jodha masih ingin bermalas-malasan di kamar, karena hari ini cuma ada satu mata kuliah yang dia ambil siang nanti, jadi tempat tidur adalah tempat yang paling nyaman untuk merebahkan tubuhnya.

"Masuk!" teriak Jodha dari dalam kamar sambil menutup wajahnya dengan bantal dan berusaha tidur kembali.

"Kak Jodha liat niih!"

Suivani masuk ke kamar Jodha sambil membawa sebuah rangkaian bunga hidup beserta vasnya, sementara Jodha tidak menggubris sama sekali. Jodha masih asyik mengantuk sambil menutupi wajahnya dengan bantal.

"Hmmm ... indah sekali, wangi lagi, bunganya bagus bagus juga yaa ,,," sela Sukaniya adik Jodha yang lain yang baru saja selesai mandi, yang ikut nimbrung masuk ke dalam kamar Jodha.

"Kak Jodha ... bunganya mau ditaruh dimana?" Jodha yang saat itu masih mengantuk tiba-tiba matanya terjaga.

"Bunga? Siapa yang kirim bunga? Surya nggak pernah kirim bunga!" bathin Jodha di balik bantal.

Begitu dibukanya bantal yang menutupi wajahnya, dilihatnya kedua adiknya sedang mengagumi sebuah rangkaian bunga hidup yang sedap dipandang mata, ada bunga lily, chrysan, anyelir, mawar dan lain sebagainya yang mampu menciptakan nuansa romantis bagi siapa saja yang melihat perpaduan warna yang ditimbulkan dalam kesatuan rangkaian bunga tersebut.

"Dari siapa itu, Va?" Jodha jadi penasaran dengan si pengirim bunga.

"Di sini nggak tertulis namanya, kak ... hanya inisialnya saja JA dan pesannya I'm sorry... please forgive me, siapa nii kak?" Jodha heran dan mulai berfikir keras.

"JA? Siapa itu JA? Perasaaan aku nggak punya teman yang punya inisial tersebut," bathin Jodha dalam hati.

Namun, sesaat Jodha teringat pada kartu nama pemberian Jallad semalam, segera diambilnya kartu nama tersebut dan dibaca nama yang tertera di sana.

"Jallaludin Akbar ... J - A!" rutuk Jodha dalam hati dengan perasaan kesal. "Buang bunga itu!" bentak Jodha tiba-tiba, Shivani dan Sukaniya yang sedang memuji keindahan bunga itu terkejut dan jadi penasaran dengan sikap kakaknya yang aneh.

"Apa dibuang? Kalau kakak nggak mau, biar buat aku saja!"

"Iya aku juga mau!" Kedua adik Jodha malah saling berebutan dan ingin memiliki rangkaian bunga itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 15, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

INTUISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang