Sebuah Ironi

131 33 1
                                    


Angin berhembus ucapkan syair sendunya
Bersama dengan erangan pilu tak tertahankan
Kusentuh kuncup bunga tenang bak putri tidur
Tinggalkanku sendiri bergelut dalam kehampaan

Hatiku bergejolak akan sesuatu yang mendesak keluar
Namun tak kunjung kudapat jawaban
Lirihan malam yang kudengar begitu tak senang
Beradu dalam nyanyian mendayu dalam sunyi

Sampai kapan ku harus berpijak dalam khayalan
Yang hanya hidup dalam harapku semata

Senandung Kata Hati (Puisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang