Chapter 1

71K 8.4K 673
                                    

Kencan Kilat sedang booming di Indonesia. Penggunanya banyak, ratingnya bahkan menyentuh 4,9 di Playstore. Kalau kebanyakan aplikasi kencan online hanya untuk bersenang-senang atau sepintas dijadikan hiburan, Kencan Kilat diprioritaskan untuk orang-orang yang serius untuk menjalin hubungan. Rata-rata penggunanya memang berniat untuk ke jenjang pernikahan. Salah satunya Bramantio, yang akrab dipanggil Bram.

Bram punya wajah yang lumayan, ngalahin Nicholas Saputra dengan skor beda tipis. Badan bagus seperti atlet renang. Pekerjaan pun sangat mapan, di umur 38 tahun sudah memegang banyak proyek konstruksi bangunan air sebagai seorang manajer proyek di perusahaan swasta. Saat ini pun Bram sedang mengerjakan proyek bendungan di Bojonegoro. Sibuk kerja, teman-temannya hanya seputaran teman kerja yang mayoritas laki-laki, Bram dicap sudah terkena kutukan manajer proyek divisi 1 di kantornya.

Ting! Satu notifikasi chat dari aplikasi Kencan Kilat. Ada sebuah chat dari seseorang yang akan menjadi teman kencan pertamanya.

From Katerine

Maaf, di sekitar sini macet. Saya bakal terlambat 15 menit.

Bram tidak tahu di sekitar mana yang wanita itu maksud. Yang jelas Bram membalas chat wanita itu dengan satu kata 'oke'.

Wanita yang Bram tunggu saat ini di sebuah restoran bernama Katerine, bekerja sebagai banker. Tiga hari lalu mereka dipasangkan, kemudian memanfaatkan fitur chatting untuk berkomunikasi menentukan tempat pertemuan. Selama menunggu wanita itu, Bram kembali mengecek ponselnya, mengecek beberapa Whatsapp masuk yang mungkin saja penting.

"Maaf ... kamu betul Bram?"

Seorang wanita berumur 32 tahun berpakaian jas warna cream serta rok dengan warna senada. Rambutnya diikat satu rapi. Sepatunya tidak terlalu tinggi. Wajahnya juga sama persis seperti yang ada di foto profil aplikasi Kencan Kilat.

Bram langsung menjulurkan tangannya duluan. "Saya Bram. Macet di daerah mana?" kata Bram sambil mempersilahkan wanita itu duduk.

"Nggak terlalu jauh dari sini. Makanya saya harap nggak bikin kamu lama nunggu," kata wanita itu tidak enak. Ini kencan pertama mereka, wanita itu takut kalau meninggalkan kesan yang tidak baik.

"Waktu kamu chat saya baru datang, nggak masalah," kata pria itu.

Mereka mulai memesan makanan dan minuman. Restoran tempat pertemuan di tentukan oleh kedua belah pihak, pembayaran juga dilakukan oleh mereka, sedangkan uang yang mereka bayar saat pendaftaran sebagai jaminan keamanan dari pihak Kencan Kilat yang memang mengutamakan keamanan pelanggannya.

Kencan pertama Bram, pria itu berusaha untuk tidak sekaku biasanya seperti di kantor. Apalagi bertemu dengan orang asing, Bram berusaha untuk mencairkan suasana. Tapi saat ini wanitu itu sedang menerima telepon.

"Jadi, kamu benar-benar senggang? sekarang kan lagi akhir bulan. Setahu saya banker sibuk banget di akhir bulan," tanya Bram begitu wanita yang duduk di hadapannya itu mematikan sambungan telepon. Ini kali ketiga Katerine mendapat telepon dari teman kantornya.

"Makanya saya pilih ketemuan di jam makan siang. Apalagi batas pertemuan dari agen Kencan Kilat hanya tiga hari dari pemberitahuan pasangan," benar tebakan Bram, wanita itu sangat sibuk.

"Saya ganggu dong," kata Bram dengan nada bercanda.

Katerine segera menggeleng cepat, "nggak ... nggak ... kamu nggak ganggu saya. Teman kantor saya yang telepon di jam yang nggak tepat."

Jika Katerine menyalakan ponselnya di jam makan siang, Bram mematikan ponselnya sejak wanita itu tiba di restoran.

Mereka kembali mengobrol dengan topik pekerjaan melanjutkan tentang sibuknya seorang banker di akhir bulan. Katerine bercerita kalau dia bekerja di bank milik negara. Dan dia bekerja mengurus gaji-gaji dari instansi yang bekerja sama dengan tempat kerjanya.

Kencan KilatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang