Chapter 2

54.9K 8.5K 671
                                    

            Terakhir kali dipasangkan dengan seorang pramugari cantik yang ramah dengan kepribadian baik, tetapi sudah punya dua anak kembar. Bram memberikan pengertian dengan hati-hati kalau dia tidak bisa melanjutkan kencan dengan wanita itu. Maka, sekarang adalah kencan ketiganya. Dari dua kencan pertamanya, tidak ada yang pernah dia lanjutkan ke tahap berikutnya. Semuanya kandas pada pertemuan pertama. Bram berharap, hari ini dia bertemu dengan seseorang yang lebih mendekati kriterianya.

Pertemuannya dengan seorang wanita bernama Claudia sedikit menguras waktu. Dari tempat proyek ke restoran tempat mereka janjian memakan waktu tiga jam. Tetapi terbalas karena Bram dipasangkan dengan orang yang seprofesi dengannya. Claudia bekerja di perusahaan milik negara sebagai engineer, sehingga obrolan mereka berdua mengalir begitu saja.

"Oh, ya? surat perintah saya belum turun. Kalau memang turun lapangan berarti kita bakal ketemu di sana meskipun beda STA," kata Claudia antusias. Perusahaan konstruksi tempat kerja Bram menang tender untuk kerja sama operasi dengan perusahaan milik negara di pembangunan bendungan Gongseng. Bram sudah mendapatkan surat perintah proyek ini untuk divisi 1 yang ditanganinya. Tinggal tunggu rapat bersama pemerintah untuk melakukan persiapan proyek ini.

"Nggak yakin saya mau ketemu kamu di proyek. Bakal awkward kalau ketahuan kita berdua user Kencan Kilat," kata Bram tidak serius. Tadi dia sempat berpikir seperti itu. Jika mereka melanjutkan kencan ke tahap berikut, kemudian sama-sama sibuk dengan proyek, nanti tempat kencan mereka berubah jadi di tempat proyek.

"Saya yang lebih canggung kalau ketemu kamu di proyek, secara kamu itu kan manajer proyek. Apalah daya babu divisi engineer tahun ketiga ini," Claudia pura-pura bersedih hati. Dirinya yang seorang pegawai perusahaan BUMN belum bisa dikatakan merdeka, ada senior, asisten manajer divisi, manajer divisi, serta bos besar yang menyuruh-nyuruh serta mengatur nasibnya akan ditugaskan ke mana saja. Apalagi jika bertemu dengan Bram di proyek, akan sangat canggung saat awalnya 'kamu' berubah menjadi 'Pak Bram'.

Tempat mereka bertemu sangat khas dengan menu seafood-nya. Bram mendapatkan rekomendasi dari adik perempuannya yang sedang hamil. Bram pikir dia tidak salah memilih tempat ini karena teman kencannya terlihat menikmati acara makan mereka.

"Mobil kamu yang warna merah?" tanya Bram saat matanya kembali bertabrakan dengan sedan merah metalik di kaca jendela. Tadi dia sempat keluar untuk mengambil powerbank di mobilnya, kemudian matanya tertarik dengan mobil merah yang terparkir di sebelah mobilnya. Di dalam mobil itu ada sebuah helm proyek yang membuat Bram menebak kalau mobil merah itu adalah milik Claudia.

"Yep."

"Cool! Saya suka velg mobil kamu," kata Bram jujur. Yang pertama kali menarik perhatiannya adalah velg mobil sedan itu. Warnanya abu-abu dan sangat kekinian.

"Makasih, ayah saya yang beliin," jelas Claudia, terlihat jelas dari wajah wanita itu kalau dia tidak begitu paham tentang dunia otomotif. Tetapi Bram terlanjur suka dengan velg mobil wanita itu.

"Kamu tahu nggak ini tuh keluaran terbarunya Volk Rays, terakhir kali saya browsing baru keluar di Jepang. Bahkan sekarang banyak replikanya dijual online. Kalau lecet sedikit nggak yakin yang ngelecetin bisa nahan napas. Kamu tahu kan kalau punya kamu tuh originalnya?" oceh Bram panjang lebar. Dia pecinta otomotif, sekali lihat dan sentuh sedikit bisa langsung tahu kalau velg mobil wanita itu seharga dengan satu buah rumahnya. Kini Bram yakin kalau ransel Gucci wanita itu bukan ransel Gucci yang ada di gantungan emperan tanah abang.

"Saya nggak tahu ini original atau bukan, yang jelas ayah saya yang beliin. Kalau beneran mahal, bisa dimalingin orang nggak? Cara lepasin velg mobil butuh waktu berapa lama?"

Kencan KilatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang