Chapter 3

49.7K 7.1K 365
                                    

Selain bisa mencarikan teman kencan, aplikasi Kencan Kilat juga menyediakan layanan chatting—di mana para costumer-nya yang telah dipasangkan bisa menggunakan layanan itu untuk bertukar pesan. Dan saat ini Bram sedang menggunakan layanan itu, bersama dengan teman kencannya yang menjadi lawan chatting-nya.

Bram: Lancang nggak ya, kalau saya nge-chat kamu jam segini?

Pubi: 16.30? orang normal nggak tidur jam segini.

Bram: Basa basi doang kok. Supaya dibalas..

Pubi: Ooh ... saya tebak mau nanyain jadwal orang tua saya :D

Bram: Kok tahu?

Pubi: Iyalah! Soalnya sekarang saya ada di belakang kamu.

Bram terkekeh geli, meskipun tahu yang ada di belakangnya hanyalah seorang supervisor proyek dan sebuah concrete pump yang terparkir.

Bram: Ngeriiii ... teman kencan saya ternyata berkumis >.<

Pubi: Ternyata kamu tipe cowok yang suka pake emotikon.

Bram: Nggak juga. Kali ini sengaja supaya menggambarkan ekspresi saya saja.

Pubi: Oke ... udah kebayang kok.

Belum sempat Bram membalas chat dari Pubi, ada sebuah chat masuk lagi dari wanita itu.

Pubi: So ... kamu mau nanyain jadwal orang tua saya? atau jadwal anaknya?

Sebelum membalas chat dari wanita itu, Bram menyempatkan diri untuk tersenyum sekilas. Hanya sekilas karena setelah itu dia geli sendiri pada apa yang dia ketik di sana.

Bram: Jadwal anaknya orang tua kamu.

Tiba-tiba seseorang menginterupsi kegiatan Bram. Supervisor yang sejak tadi sibuk menerima telepon kini menghampiri Bram.

"Pak, hasil uji mutunya sudah diurus dan katanya akan segera dikirim. Karena ada miss komunikasi makanya baru dikirim sekarang," jelas pria itu. Bram selaku manajer proyek sampai turun tangan karena menerima laporan hasil uji mutu material belum ada di tangan pelaksana tetapi pengecoran harus segera dilakukan. Dia tipe pria yang selalu berpatokan pada peraturan dan waktu. Sehingga membuatnya sensitif pada hal seperti ini.

"Sebenarnya bisa saja mereka bilang via telepon hasilnya kayak gimana, tapi dari kantor pusat selalu minta hasil ujinya dulu baru kita diberi lampu hijau untuk aksi. Tahu sendirikan gimana ketatnya kantor pusat. Nggak fleksibel—termasuk saya yang pengen mastiin sendiri hasilnya."

Knock! Knock!

Bram kaget begitu ponselnya berbunyi. Dia ingin memberikan masukan di kolom komentar App Store-nya Kencan Kilat untuk mengganti bunyi notifikasi aplikasi itu. Bunyi "knock! Knock!" yang disuarakan oleh suara imut seseorang menurutnya tidak cocok jika suara itu keluar dari ponselnya.

Pria itu melirik sekilas ada chat dari Pubi. Tetapi diabaikannya dulu dan kembali berbicara pada supervisor yang ada di sana.

"Tinggal tunggu hasilnya sebentar, paling nggak kita bisa pakai water-reducing kalau masih nggak sesuai ekspektasi."

Setelah itu Bram membuka aplikasi Kencan Kilat kemudian membaca chat yang baru masuk itu.

Pubi: Kata anaknya orang tua aku, malam ini sekitar jam 7 dia free.

Kencan KilatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang