"SETAN SEMUANYA!"
Untung jalanan agak sepi, kalau gak Stella beneran bakal dibilang orang gila teriak-teriak di pinggir jalan. Sudah tiga puluh menit dia jalan, di google maps malah masih setengah perjalanan lagi yang harus ia tempuh kalau mau berjalan kaki. Uangnya sudah aman 25.000. Sekarang dia harus berjalan menanjak baru kemudian jalannan kembali melandai.
Ternyata dia sadar kenapa perjalanan terasa begitu cepat, kampusnya ada di dekat perbukitan, sedangkan tempat pemotretan ada di daerah bawah alias kota.
"Mampir ke Indomaret dulu buat ngadem. Sama beli air mineral satu. Sumpah bet, gue lupa bawa tumblr lagi hari ini," gumamnya. Lalu, langkah kakinya berjalan ke arah Indonaret depan.
Setelah mengambil satu air mineral dan bayar, dia sekarang malah debat sama kasir.
"Permen atau mau disumbangkan aja kak untuk kembalian empat ratus peraknya?"
"Dih, kembalian mas. Saya butuh kembalian bukan permen. Sumbangannya nanti kapan-kapan aja kalau saya dah kaya raya,"
"Tapi recehannya lagi gak ada, Kak."
"Pokoknya saya butuh kembaliannya."
Srettt
"Kembaliannya buat disumbangin aja, Mas. Maaf kalau pacar saya ngotot banget," Tangan itu membawa Stella keluar dan menaruhnya di bangku samping kemudi.
Baru mau mengomel, Hyunjae langsung mendahuluinya. "La, diem dulu! Itu cuman lima ratus perak, gak perlu didebatin sama mas-mas kasir. Jangan kayak orang susah banget napa sih. Lagian, lo kan bisa nunggu gue selesai terus gue anter pulang, kenapa jadi main nyelonong gini."
Stella diem doang. Mobil kembali jalan ke tempat semula. Dengan lesu Stella hanya duduk, main ponsel sebentar dan membaca yang ada di sana.
"Laper.." cicitnya.
Perutnya ia elus karena sudah mulai minta diisi dengan makanan. Ayolah, Stella mau beli makan dimana? Ia tak tau daerah ini. Mau makan jajanan di sini juga tidak enak, takutnya punya staff atau model lain.
"Paling bener tuh emang seharusnya gue tidur. Udah laper, gak ada duit, capek lagi." Stella mengambil tasnya usai mencak-mencak dan meletakannya di atas paha, satu tangan dia jadikan bantalan yang ia taruh di atas meja.
Lima menit kemudian, dia benar-benar tertidur tanpa bersuara sedikitpun. Bahkan, terlihat seperti orang mati yang tidur tanpa bergerak sedikitpun.
Hyunjae dan Younghoon juga sedikit penasaran. Tidak ada kegaduhan yang diciptakan di ruang tunggu khusus milik Bermuda line itu— tempat Stella kini tertidur di sisi yang kosong dan jarang digunakan oleh orang lain selain Juyeon, Hyunjae, dan Younghoon.
"Jae, bentar. Gue cek dulu anaknya. Kita tinggal one take lagi 'kan? Gak lama." Younghoon menepuk-nepuk bahu Hyunjae dan langsung pergi ke tempat Stella.
Ia berlari kecil dan mengintip sebentar, dan Younghoon lihat cewek itu sedang nyanyak tidur tanpa memperlihatkan wajahnya. Hatinya kini lega, dia akan mentraktir Stella sebagai permintaan maaf karena gak peka sebagai sepupu. Dan juga agar uang jajannya tidak dipotong mamanya.
"Gimana?"
"Aman." Dua jempol diberikan.
"Kalian berdua buruan sini!" sang Fotografer sudah menunggu dari tadi lantas berteriak memanggil dua anak itu yang tersisa.
Acara pemotretan hari ini selesai. Untuk kegiatan sejenis seperti ini akan dilakukan lagi menyusul kesibukan ketiganya yang masih berstatus mahasiswa. Apalagi, sebentar lagi mahasiswa semester lima itu akan ikut program KKN ke desa. Kalau kata Juyeon, jalan-jalan ke alam.
Ketiga cowok itu berganti di kamar ganti luar menjadi pakaian awal ketika datang. Make up tipis itu juga sudah dihapus, terasa lebih ringan ketika mereka tampil seadanya. Toh kan Hyunjae dan Juyeon ini Most-wanted di Fakultas, sedangkan Younghoon memang sudah banyak penggemar rahasia di belakang Stella.
Saat bersiap akan pulang, Hyunjae menghampiri Stella yang masih dalam posisi yang sama. Beberapa kali dia berusaha bangunin pakai cara halus tapi gak berhasil.
Diteriakin aja lah, batin Hyunjae kesel karena kebo banget Stella.
"WOI BANGUN SAT!" teriak Hyunjae, for the first time kedengeran sama orang di studio. Biasanya dia yang ngomongnya gak banyak-banyak banget. "Udah mau sore ini."
Stella yang kaget banget dibangunin kayak gitu langsung menegapkan badannya. Kepalanya tiba-tiba pusing, kesadarannya juga belum terkumpul benar. Ia memicingkan mata untuk memastikan di depannya ini adalah orang benar.
"Kok lu ada empat sih," kata Stella.
Alis sebelah Hyunjae naik. "Empat? Gue adanya satu di dunia, limmited edition tau."
"Aduh! Gak usah ditarik! Kayaknya darah rendah gue kambuh bego. Bentar, mau minum obat dulu biar mendingan," kata Stella melepaskan cengkraman Hyunjae dan mencari obatnya di dalam tas.
Kalau dibilang merepotkan, memang seperti ini Stella apa adanya. Orang yang belum mengenalnya akan bilang dia cewek yang pendiam, pilih-pilih teman, sok pintar di depan dosen, dan ditambah sekarang akan dicap sebagai perebut kekasih satu umar hawa di fakultas mereka.
Hhhh, andai bunuh orang tidak dosa, Stella akan membunuh orang di depannya ini penyebab semua kegilaan yang terjadi sepanjang hari.
"Younghoon mana?"
"Udah di luar."
"Oh. Gue mau bareng Younghoon aja."
Seumur-umur, beneran kali ini Hyunjae ditolak terus-terusan sama seorang cewek. Udah nyebelin, dia juga keras kepala banget. Untung Hyunjae sabar coba kalau engga, bisa meledak emosinya. Bisa teriakin satu studio.
Cewek itu langsung naik dibagian belakang motor Younghoon tanpa aba-aba membuat sang pemilik terlonjak kaget saat mau menyalakan mesin motornya. "Ngagetin lo babi!"
"Pulaaaaangggg. Gue laper, Hoon."
"Turun."
"Gak mau! Gue gak mau!"
"Turun dulu."
"Gak! Gak! Gak!"
"Gue mau ambil helm cadangan, Nyet. Lu mau kita ditilang sama polisi gegara lo gak pake helm?"
Oh, bener juga sih. Stella akhirnya turun dulu membiarkan Younghoon mengambil helm cadangan dan langsung memasangkannya ke cewek itu dengan sedikit kasar. Meski kesal, Stella kembali berada diboncengan Younghoon dan motor itu kemudian jalan setelah Younghoon pamit.
Hyunjae memperhatikan saja keduanya yang semakin mengecil dan akhirnya hilang sosoknya karena sudah sangat jauh. Ekspresinya hanya datar, tapi entah kenapa dia tidak suka.
Teman sebelahnya, Juyeon, sadar akan hal itu dan langsung menggoda Hyunjae. "Ciyee, ada yang mulai cemburu nih."
"Cemburu apaan, Juy."
"Meski lo nembak Stella atas alasan biar ngehindarin penggemar gila lo itu, tapi sebenernya lo juga suka dia 'kan? Gak mungkin lo cuman asal pilih orang."
"Habis makan ayam tanpa gue, lo jadi tambah ngawur. Udah ayo pulang aja."
Hyunjae masuk dan menutup pintu mobilnya sedikit kasar hingga suaranya sangat mengganggu Juyeon. Mobil Hyunjae mulai mundur dan memutar ke arah kanan dan pergi meninggalkan studio pemotretan sore itu. Jangan minta Hyunjae menjelaskan segalanya, dia akan lebih memilih diam atau marah daripada menanggapi.
¤¤¤
Enaknya buat Younghoon sama Juyeon siapa ya nama buat couplenya?
Baru kali ini bikin FF, kata-kata kasarnya banyak bener wkwkwk. Biasanya mentok di 'anjing' aja sih, sisanya mah pake kata anjir.
Baca aja sepuasnya, gak perlu kasih bintang atau vote. Kalau ada ya syukur deh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Asmaraloka | Hyunjae
Fanfic"Heh! Ngapain gue jadi pacar lo, nyir." Stella ini kaget setengah mampus pas ditembak sama most-wanted Fakultas Hukum di tengah lapangan. Iyalah, gak ada angin gak ada hujan tiba-tiba Hyunjae ini nembak dia. Akrab aja engga, mana acara nembaknya gak...