Part 05

55 19 13
                                    

Yuhuu author comeback
Vote wajib!!!

Its you🎶

*Happy Reading Gays*

-----00000000000000000000000000-----

Damn Mood

Itulah yang Zia rasakan sekarang.

Entah kenapa mendengarkan semua celotehan dan gurauan recehan dari keke membuat Zia menjadi good mood.

Ia harus bersyukur mempunyai sahabat seperti Keke dan Freya,ya meskipun persahabatan nya baru seumur jagung.

"Kuy kantin,udh bel nih"ajak Freya
"Kuylah"balas Zia dan keke

Mereka menuju ke kantin sesekali bercanda kemudian tertawa.semua orang yang mereka lewati menatap kagum kepada mereka bertiga.

ya mereka dianugerahi wajah cantik,body yang bagus,dan kulit yang putih,senyum yang manis membuat semua orang terpesona.dan terutama bagi para kaum jantan langsung tertunduk menyerah akan pesona dari ketiganya.

"Itu ada kak ideen"tunjuk Freya kearah kakaknya.
"Gabung yuk"ajak Keke
"Yuk"jawab Freya.

Zia?tentu saja merasa sangat senang karna bisa bertemu kak zennya.

Eh apa? Zennya?nya?bahkan Zia mengeklaim Zen sebagai miliknya secara sepihak.

Tapi dia masa bodo sii.

"Hai kak Zen"sapa Zia.

Keke dan Freya menahan senyumnya senang.

'Gercep amat Lo zi'

'Semoga kak Zen nggak cuekin Lo zi'
Batin keduanya

Tadi Zia sempat curhat tentang perasaan nya kepada Zen.

pertama memang sahabatnya itu tidak mengizinkan karna khawatir Zen hanya bersikap acuh tapi Zia tetep kekeuh dan akhirnya mereka setuju dan mendukung nya.

Zen hanya menatap Zia sekilas lalu beralih ke ponselnya lagi.zia yang awalnya mengembangkan senyum keatas sekarang menjadi kebawah.

'Tuhkan Zi...makanya gw nggak ngizinin Lo..Dia nggak pernah berubah sejak dulu' batin gadis itu

Aideen yang tahu raut wajah Zia,dia pun yang mencairkan suasana.

"Eeh ada bidadari,sini gabung..."ucap Aideen mempersilahkan layaknya prajurit ke tuan putri nya.

"Gak papa Nih kak?"tanya Keke.
"Iya, silahkan"
"Makasih kak"balas Zia dengan tersenyum manis

"Zia,nggak usah senyum dong"rengek Raka
"Loh kenapa kak?"tanya Zia kebingungan

Lainnya pun melihat Zia dan Raka kecuali zen. Yang yang hanya bermain ponselnya.

"Nanti aku meleleh"ucap Raka yang mukanya dibuat memelas
"Yeeee"balas semuanya dengan bersamaan menoyor kepala Raka.

Zia hanya menghembuskan nafas pelan.bukan karna Raka tapi karna Zen.

Oke, Semangat Zia.batinnya menyemangati dirinya sendiri.

'Lo kenapa si,sok sok an nggak kenal sama gw...gw kangen banget sama Lo tau nggak' batin Zen menatap gadisnya yang sudah lama ia rindukan.

'Aku cinta kamu Zen..tapi aku dan kamu nggak pernah bakal menjadi kita.masih ada Zia yang pantes buat kamu,maaf' batin gadis itu.

OooO

Zen sekarang berada dibalkon kamarnya.angin malam mengusap wajahnya yang sempurna itu.

Zen memang sedang dibalkon tapi pikirannya masih tentang 2 gadis,Zia dan Dia.

Zen nyaman dengan Zia dan ingat tentang detak jantungnya?,ya walaupun Zen sangat cuek.

sedangkan Dia.zen sangat mencintainya tapi Dia memilih untuk pergi menjauh dari Zen.

Kamu kenapa si,jadi gini...aku kangen bangett sama kamu...lirih Zen

menatap langit yang tidak ada bintang maupun bulan.kosong
Seperti hatinya saat ini.

-----

Zia sudah selesai beres beres rumahnya kemudian masuk ke kamarnya untuk membersihkan badannya karna hari sudah petang.

Setelah melaksanakan ritual dikamar mandi.ia melangkah menuju meja belajarnya.mengeluarkan buku diary pemberian teman masa kecilnya yang entah dimana itu.

Tapi baru setengah menulis tiba tiba ada yang mengetok jendelanya.awalnya Zia mengabaikan nya tapi ketokan itu berkali kali hingga membuat Zia jengah,membuka jendelanya.menampilkan cowok yang memperlihatkan giginya.

"Ikan,ngapain lo disini"tanya Zia dengan sebal

Tapi Arkan menghiraukan pertanyaan dari Zia, kemudian nyelonong masuk tanpa permisi.

"Ehh,Lo ngapain"tanya Zia sekali lagi, tangannya sudah dipinggangnya seperti emak-emak penagih utang.

"Buku kimia Lo mana Pi"Arkan malah bertanya kepada Zia,sambil mencari buku musuhnya.

"Akhirnya..."ucap Arkan mata nya berbinar dan tersenyum.

Lalu tanpa sopan santun dia melompatkan tubuhnya ke kasur zia.mengambil guling Zia dan rebahan sambil menyalin jawaban Zia.

"Dasar gak sopan,mana nyontek lagi"cerocos Zia

Arkan menghiraukan Zia,dia melirik sekilas meja belajar disana berjejer cemilan ringan.arkan dibuat ngiler,mengambilnya tanpa permisi lalu memakannya.

"Heh dasar Lo ya,udah nyontek kagak bilang ini malah jajan gw diambil"

"Woii gw kagak ikhlas sumpah"
"Balikin kagak jajan gw"

"Balikin"

Dengan kesal Zia merebut jajannya dari Arkan lalu mengembalikan nya di meja belajar nya.

Zia membalikkan badannya menghadap ke arah Arkan menatapnya dengan tatapan permusuhan.

Arkan yang melihat Zia yang seperti itu,hanya dapat menggaruk rambutnya yang tidak gatal dan menampilkan deretan gigi putihnya.

"Maaf deh Pi"ucap Arkan menggabung kedua tangannya dengan mimik wajah yang dibuat sedih
"Hmm"

"Eh btw.lo tau rumah gw dari mana kan!?"tanya Zia
"Emm"Arkan menjawab dengan gugup tanpa melihat Zia.

"Jangan-jangan Lo....ngikutin gw ya!?"ucap Zia yang memicingkan matanya
"Ngaku lo?"celetuk Zia menampilkan senyum miringnya.

"Ishh apaan si,kurang kerjaan banget gw ngikutin Lo"balas Arkan setengah gugup

Lalu dia berlari kearah jendela melompat dan pergi.zia yang melihat itu hanya cekikikan.

*****
781 kata

Sekian dan terimakasih
Vote gayss
Komen juga

ZIA SAFIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang