Andra masuk ke dalam kamarnya setelah pembahasan mengenai bulan madu selesai.
Ia melihat Agatha yang berbaring di atas sofa kamarnya. Entah apa yang ada di otak perempuan itu sehingga lebih memilih untuk berbaring di sofa daripada ranjang suaminya.
Andra berdecak entah kesal karena apa. Ia menghampiri Agatha yang tertidur menghadap punggung sofa. Perempuan itu juga sudah mandi sama sepertinya.
Andra menyentuh lengan Agatha. Ia menepuk pelan namun belum ada reaksi dari Istrinya.
"Makan dulu di bawah. Ngapain kamu malah tidur?" Ujarnya dengan dingin yang menusuk.
"Agatha, dengar aku enggak?! Bangun! Tidurnya nanti dilanjut lagi,"
Andra tahu kalau Ia terlalu berlebihan. Tidak seharusnya Ia membentak perempuan itu. Namun pikirannya lagi kacau. Oleh sebab itu Ia akan kembali pada kebiasaanya. Menjadikan siapapun sebagai pelampiasan penatnya.
Agatha mengerjap dan langsung berbalik sampai tidak menyadari kalau Ia sedang berada di sofa. Akhirnya Ia hampir terjatuh kalau Andra tidak buru-buru menunduk untuk menahan tubuhnya yang kecil itu.
Andra berdecak kemudian mengetuk pelan kening istrinya.
"Kita harus makan malam di bawah,"
****
"Kalian ingin bulan madu dimana memangnya?"
Kakak ipar Andra, Tania, menatap Agatha dengan senyum menggoda. Ia mendapat kabar itu dari suaminya tadi.
Agatha terkejut namun Ia hanya tersenyum. Pikirnya tidak mungkin Andra membawanya bulan madu.
"Kemana aja yang dia mau,"
Namun perkiraan Agatha salah. Andra malah menatapnya dan menjawab dengan yakin. Oh tidak! Wajah Agatha memerah sekarang.
"Ke luar negeri aja, Tha. Biar habis uangnya Andra. Untuk apa dia getol cari uang pas masih bujang kalau bukan untuk bahagiain kamu,"
Agatha tidak tahu lagi harus menanggapi apa. Ia merasa diperhatikan sekarang. Semuanya menatap Agatha hingga Ia canggung.
Tawa langsung memenuhi ruang makan begitu melihat Agatha yang bersikap layaknya remaja. Begitu lucu dimata keluarga Andra.
"Masalah kerjaan gampang. Kamu enggak bakal bangkrut kalau proyek itu enggak selesai,"
Andra tentu saja protes. Proyek itu 'kan menjadi alasannya untuk menunda bulan madu. Kalau disingkirkan otomatis mereka benar-benar harus bulan madu dalam waktu dekat.
"Enggak bisa, Yah. Lumayan hasilnya buat tambah-tambah tabungan Andra,"
Rajatha berdecak seraya menggerakkan tangannya.
"Tabungan kamu udah banyak. Masih kurang?"
"Kurang, Yah. Kemarin cukup terkuras buat pernikahan. Terus nanti kita mau bulan madu. Untuk kedepannya juga harus Andra pikirin,"
****
"Kita bukan hidup di dalam dunia novel yang sering kamu baca. Jadi enggak ada ceritanya pisah ranjang,"
Lelaki itu bergumam begitu sampai di kamarnya. Ia menatap punggung Agatha yang tengah mengunci pintu kamar.
"Kamu suka baca novel tentang perjodohan gitu 'kan?"
Agatha berbalik dan Ia tidak mengerti dengan pertanyaan random Andra yang kini menatap datar ke arahnya.
"Mas tau darimana?"
"Karena Anatha juga suka itu,"
Oh, pantas.
Agatha tersenyum getir. Ia tidak mengatakan apapun lagi. Ia memilih untuk menaiki ranjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Agandra
FanfictionSampai kapanpun tamu tidak bisa menjadi tuan rumah. Anggap saja begitu dalam memperlakukan hati. Agatha berperan sebagai tamu sementara tuan rumahnya adalah Andra dan Anatha. Agatha dan Anatha, Dua gadis kembar yang masa kecilnya diperlakukan adil...