"Jadi bulan madunya ke Bali?"
"Itu bukan bulan madu, Yah."
"Ya anggaplah begitu,"
Andra mengangguk saja daripada Ayahnya makin memperpanjang waktu.
Rajatha baru saja tiba di rumah. Begitu Ia duduk, Andra langsung mengatakan rencananya. Andra sengaja pulang lebih cepat supaya masih ada waktu untuk membicarakan rencananya yang akan pergi bersama Agatha dan semua karyawannya berlibur di Bali.
Agatha meletakkan dua cangkir teh hangat di meja. Shanti sedang menyiapkan bekal untuknya dan Andra nanti.
"Nanti harus bulan madu lagi lah. Jangan cuma ke Bali aja,"
Agatha menjauh dari ayah dan anak yang sedang terlibat pembicaraan itu.
Shanti sudah mengetahui rencana mereka. Sementara Rajatha belum. Beberapa kali Rajatha menelpon, Shanti juga lupa mengabari hal itu."Belum bisa, Yah. Nanti-nanti deh. Kalau Andra ada waktu,"
Rajatha berdecak menatap anaknya remeh. Kalau ada waktu katanya? Sesibuk itu ya Andra di balik perusahaan suksesnya?
"Cari uang terus kamu. Bosan ayah kasih taunya,"
Andra menatap Rajatha protes. Alisnya terangkat sebelah.
"Ayah juga kerja terus. Padahal udah banyak uang. Enggak ada tanggungan lagi selain Bunda. Tapi masih aja kerja gila-gilaan,"
"Ya buat cucu-cucu Ayah nanti,"
"Jauh amat mikirnya," gumam Andra. Heran saja dengan semua orangtua di dunia ini. Kalau sudah menikah pasti yang ditagih cucu. Ya memang sih tujuan menikah untuk memperoleh keturunan. Tapi pernikahannya ini abnormal. Masih berharap keturunan?
Rajatha melotot seraya mendorong bahu kekar putra bungsunya.
"Jangan bilang kalau kamu belum buat?"
Aish kenapa harus punya Ayah yang kelewat frontal?
****
Sebelum ke Bali, Agatha ingin mengajak karyawannya ke Jogja terlebih dahulu. Setelah menghabiskan tiga hari di sana barulah mereka akan menuju ke pelabuhan ketapang, Banyuwangi sebelum akhirnya menyebrang ke pulau Bali.
"Kenapa enggak langsung ke Bali aja?"
Saat ini Agatha dan Andra sedang dalam perjalanan ke gudang, tempat mereka berkumpul untuk naik bus yang sudah di pesan oleh Erik.
"Aku pengin ke Jogja. Aku belum pernah ke sana. Dan semuanya juga setuju,"
Andra menghela bahunya seraya mendengus.
"Iyalah setuju. Kan kamu bosnya,"
Agatha menggeleng protes. Bos katanya? Itu terlalu tinggi untuk Agatha. Andra yang pantas dipanggil bos. Saking bosnya, sampai membooking hotel untuk mereka selama di Bali dan Jogja. Agatha senang bukan main saat suaminya memutuskan untuk menanggung biaya hotel dan makan mereka selama berlibur nanti. Sudah ditolak berkali-kali tapi Andra tetap saja keras kepala. Sampai akhirnya Agatha menyetujui. Lumayan juga karena uang yang dialokasikan untuk hotel dan makan bisa dibagikan sama rata ke seluruh karyawan sebagai uang belanja untuk menambah jatah mereka membeli oleh-oleh nanti.
Andra juga tidak tahu kenapa dia bisa murah hati seperti itu. Yang jelas ketika melihat wajah berseri Agatha, Ia merasa sedikit berguna sebagai suami yang selama ini sudah menyakiti istrinya.
Agatha meraih kantung Indonovember di kursi belakang. Kemudian membuka salah satu snack yang tadi mereka beli setelah keluar dari wilayah komplek perumahan Andra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Agandra
FanfictionSampai kapanpun tamu tidak bisa menjadi tuan rumah. Anggap saja begitu dalam memperlakukan hati. Agatha berperan sebagai tamu sementara tuan rumahnya adalah Andra dan Anatha. Agatha dan Anatha, Dua gadis kembar yang masa kecilnya diperlakukan adil...