Agatha keluar dari mobil Andra. Tidak ada adegan Andra yang membukakan pintu untuknya. Itu hal paling mustahil yang dengan bodohnya Agatha harapkan.
Batinnya saja mengejek Agatha yang kini berusaha tersenyum di depan semua orang yang menatap mereka.
Dengan kurang ajarnya hati itu menghangat ketika Andra membawa tangannya untuk Ia genggam. Sialan! Agatha benar-benar bahagia sekarang. Walaupun Ia tahu ada kebohongan dibalik manisnya sikap Andra.
Andra menghela helai rambut Agatha yang sedikit basah oleh keringat ke belakang telinga. Kemudian berbisik di telinganya,
"Kamu harus bisa beradaptasi dengan duniaku."
Agatha menunduk berusaha menahan tumpukan bulir yang terasa sudah menggantung di cekungan bola matanya.
"Agatha, dengar aku?"
Agatha mengangkat kepalanya. Ia tersenyum kemudian mengangguk paham.
Mereka berjalan bersisian. Andra sadar tengah mengecup punggung tangan Agatha. Beberapa kali, entah maksudnya apa. Yang jelas, dirinya mengatakan kalau Ia harus melakukan itu apa lagi ketika melihat manik indah itu berkaca.
"Aduh manten baru. Manis banget kayaknya nih,"
Dua orang lelaki dan dua perempuan menghampiri Agatha dan juga Andra. Mereka yang lelaki sibuk bersenggol bahu pertanda saling menyapa.
"Enggak jauh beda waktu pas nikahan ya. Cantik walaupun polos begini,"
"Makasih lho, Mil." Seloroh Andra yang mewakili istrinya dalam menanggapi ucapan Mila, Istri Kevin.
"Lo enggak muji bini gue juga?" Tanya Kevin dengan nada jahilnya. Aku melirik Andra untuk mengetahui reaksinya.
"Ngapain? Gue punya istri, mending muji dia,"
Mata Andra mengarah pada Agatha sekilas. Ucapannya mengundang tawa mereka. Agatha hanya bisa tersenyum kecil. Ia merasa asing di sana. Mereka baik, menyambutnya dengan hangat, namun entah kenapa Agatha merasa kurang nyaman. Mungkin kadar percaya dirinya juga mempengaruhi. Berdiri di tengah banyaknya wanita cantik, berpakaian mahal, berdandan apik, Agatha tidak ada apa-apanya dibanding mereka. Bukan tidak mampu, hanya saja Agatha ingin menunjukkan bahwa inilah Ia yang sesungguhnya. Benar kata Andra, Ia memalukan.
"Kaget gue pas lihat istri lo. Kata gue lebih cakepan ini daripada yang dulu,"
Hening sebentar. Agatha bisa merasakan kalau genggaman tangan Andra menguat. Ia tahu siapa yang dimaksud teman Andra itu.
Kevin meninju pelan bahu Riky. Ia menatap tajam sahabatnya yang terlalu frontal.
"Aduh plis deh, yang. Agatha lebih baik dari dia," Thea seolah ikut menyulut suasana yang sudah menegang. Ia memutar bola matanya malas ketika Suaminya membandingkan Agatha dengan Anatha yang semua orang tahu tidak seperti Agatha.
"Gue ke sana dulu ya. Ketemu yang lain," ujar Andra berusaha terlihat biasa saja. Jujur, hatinya merasa panas ketika mendengar Anatha dibanding-bandingkan dengan istrinya. Mereka berbeda! Dan yang jelas, Anatha lebih baik daripada Agatha. Menurutnya.
***
Andra mendorong tubuh kecil Agatha ketika mereka sudah sampai ditempat yang sepi. Tepatnya di luar gedung acara.
Sejak tadi Andra sudah menahan diri. Entah kenapa Ia kesal ketika Agatha dipuji. Ia tidak terima ketika Anatha yang tidak tahu apa-apa menjadi bahan perbandingan oleh semua orang di sana.
Agatha menatap suaminya bingung. Ia ketakutan saat Andra mencengkram dagunya disertai tatapan menusuk yang dilayangkan.
"Mas, acaranya belum selesai 'kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Agandra
FanfictionSampai kapanpun tamu tidak bisa menjadi tuan rumah. Anggap saja begitu dalam memperlakukan hati. Agatha berperan sebagai tamu sementara tuan rumahnya adalah Andra dan Anatha. Agatha dan Anatha, Dua gadis kembar yang masa kecilnya diperlakukan adil...