06 . a message

399 46 21
                                    

"Uraraka dan Bakugo dihukum?!"

Uraraka dan Bakugo yang berdiri di belakang Aizawa Sensei menjadi perhatian teman-teman sekelasnya.

Sekarang mereka ada di lantai satu asrama.

"Kalian berdua dikurung di asrama selama tiga hari."

Uraraka semakin menggigit bibirnya. Ia lalu teringat tentang ulangan mingguan Bahasa Inggris yang akan diadakan besok lusa.

Bakugo mendengus mendengar keputusan Aizawa Sensei. Ia sama sekali tidak keberatan karena hal seperti ini sudah seperti makanan sehari-harinya.

Tapi——Bakugo melirik Uraraka yang berdiri di sampingnya. Bisa ia lihat raut wajahnya yang tidak tenang. Gadis itu sepertinya tidak ingin menerima hukuman ini.

Bakugo menghela nafas. "Sensei, aku keberatan dengan keputusanmu."

Uraraka mendongak, Aizawa Sensei menoleh dan teman-temannya langsung keheranan.

Oi oi oi, yang benar saja?!

"Yang tadi itu kecelakaan. Aku hanya berusaha melindungi diriku dan dia." ucap Bakugo menunjuk Uraraka di sampingnya.

Aizawa Sensei menyipitkan matanya. "Itu tidak menutupi fakta bahwa kau membuat ledakan dan menganggu penghuni asrama lain."

Bakugo mendecih mendengarnya.

"Itu karena ada benda sialan yang turun dari atas bangunan dan hampir mengenai kami! Kalau saja aku tidak menyadari dan meledakannya tadi, maka akan ada masalah yang lebih besar daripada ini! Apa pihak Yuuei ingin bertanggung jawab jika dituntut oleh muridnya sendiri karena tidak pecus dalam mengelola tempat pelatihan yang aman?! Setidaknya beri kami keringanan karena kami juga korban! Sialan!"

Semuanya tercengang mendengar ucapan panjang lebar dari Bakugo barusan. Bahkan, Aizawa Sensei membeku di tempatnya dengan tatapan lurus ke Bakugo.

"Aizawa Sensei?"

Aizawa Sensei akhirnya tersadar saat Yaoyoruzu memanggilnya. Dia menghela nafas panjang. Sejujurnya, dia pribadi setuju dengan pemikiran Bakugo.

"Kalau begitu durasi hukuman kalian berdua menjadi dua-puluh empat jam."

Kalimat dari Aizawa Sensei membuat Bakugo mendengus sementara Uraraka menghela nafas lega. Teman-temannya pun tak kalah lega mendengar itu.

"Tapi sebagai gantinya——"

Bakugo yang ingin mengumpat dihentikan oleh Uraraka yang menarik ujung kaosnya.

"——Kalian berdua yang akan menyiapkan sarapan dan makan malam untuk besok. Jadi, berusahalah. Sekian, silahkan beristirahat dan jangan ada yang berulah lagi."

Sepeninggal Aizawa Sensei, mereka yang ada di lantai satu bersorak bahagia——minus Bakugo, Uraraka dan Todoroki.

"Apakah ini mimpi?! Kita semua akan makan masakannya pasangan pembuat mochi akhir tahun kemarin?!"

"Oi Kaminari! Jangan lupakan kalau mereka juga pernah meraih urutan teratas saat praktek memasak waktu kelas dua!"

"Bakugo dan Uraraka akan membuatkan kita sarapan dan makan malam!"

"Semuanya benar-benar bersemangat, ya..."

"Midoriya-kun! Apa kau sama sekali tidak bersemangat?!"

"Bu-bukan seperti itu, Iida-kun. Tentu aku bersemangat karena bisa makan makanan buatan Kacchan dan Uraraka-san. Tapi... Aku tidak yakin makananku akan normal jika Kacchan yang memasaknya..."

"Aku harap Bakugo-san dan Uraraka-san bisa sekaligus menyeduhkan teh untukku!"

"Hm. Sajian lezat untuk Raja Kegelapan."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 15, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Hero Academia : Uravity ChoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang