02 . not yet over

340 38 1
                                    

"Uh..."

Uraraka menyipitkan pandangannya dan memegang kepalanya yang terasa pusing.

Setelah beberapa detik mengedarkan pandangannya, Uraraka sadar kalau dia sekarang ada di ruang UKS. Bakugo juga terbaring di bangsal sampingnya. Kelihatannya Bakugo masih belum sadar.

"Kau ahirnya bangun juga."

Uraraka menoleh cepat ke arah Bakugo yang masih memejamkan matanya. Apa Bakugo ada masalah dengan matanya? Kenapa dipejamkan terus?

"Apa bola matamu sakit?" tanya Uraraka masih dengan kepala menoleh ke arah Bakugo.

"Haa?!" Bakugo langsung menoleh dan balas menatap Uraraka. "Kau barusan menghinaku?!"

Uraraka sedikit kaget melihat respon Bakugo yang kelewat sewot barusan.

"Habisnya... Kau bicara denganku tapi tidak menatapku." ucap Uraraka menatap langit-langit UKS.

"Memangnya orang bicara harus saling menatap? Tidak, kan?" balas Bakugo masih dengan nada sewotnya.

Uraraka menghela nafas. "Tidak juga, sih." lalu, ia melirik Bakugo sekilas. "Tapi tidak sopan kalau tidak menatap lawan bicaranya, semua orang tau hal itu."

"Heh. Persetan apa dengan sopan santun. Hal payah seperti itu sama sekali tidak penting di hidupku!"

Uraraka tidak berniat merespon dan kembali memejamkan matanya. Tapi, ia teringat sesuatu dan kembali menoleh ke arah Bakugo yang ternyata masih menoleh kearahnya.

Yah... dia tidak terlalu memusingkan hal itu.

"Sudah berapa lama aku pingsan?"

"Tidak tau."

"Jam berapa sekarang?"

"Tidak tau."

"Recovery Girl dimana?"

"Tidak tau."

"Astaga! Apa yang kau lakukan selama aku pingsan?! Bagaimana bisa kau tidak tau apa-apa sedangkan kau saja sadar duluan?!"

"Ya mana aku tau! Sejak aku sadar nenek itu sudah tidak ada! Kau sendiri, baru saja bangun sudah cerewet! Berisik tau!"

Uraraka mengalihkan pandangannya dengan dengusan kesal. Sebenarnya siapa yang paling cerewet disini?

Suasana tiba-tiba hening. Uraraka sendiri cukup menikmatinya.

"Oi, Uraraka?"

Uraraka menoleh mendapati ekspresi serius Bakugo. "Apa?"

"Bagaimana bisa kau seperti tadi?"

Uraraka awalnya kebingungan hingga akhirnya mengerti arah pembicaraan Bakugo.

"Maksudmu bagaimana bisa aku seperti tadi yang mengalahkanmu?"

Bakugo menatapnya jengkel. "AKU TIDAK KALAH! AKU MENANG!" serunya kesal.

Uraraka terkekeh saat berhasil menggoda Bakugo. "Lagipula yang tadi itu apa? Ledakan bunuh diri? Ledakan darurat?" tanyanya mengingat saat detik-detik terakhir duel mereka selesai. "Jelas sekali kalau yang tadi itu curang!"

Bakugo mendengus. "Itu teknik yang aku gunakan jika benar-benar terdesak dan kau berhasil membuatku mengeluarkan teknik beresiko itu." desisnya menatap Uraraka.

Uraraka diam beberapa saat. "Apa aku sehebat itu?" tanyanya dengan niat awal sebagai bahan bercanda.

Tanpa disangka Bakugo mangangguk. "Kau benar-benar merepotkan. Benar-benar seperti macan." ucapnya tanpa pikir panjang.

My Hero Academia : Uravity ChoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang