L I M A

416 54 14
                                    

Ini chapter terakhir yang aku publish diakun aku yang lama. tapi disini jalan ceritanya aku ubah dan banyak part yang aku hapus. Semoga kalian suka ya!

Genap 8 bulan sudah Yoongi tinggal bersama keluarga Kim di Korea. Yoongi juga sudah masuk TK dan Namjoon juga sudah kembali ke Jepang untuk mengurus perusahaannya.

Setelah makan malam dan menidurkan Yoongi, Taehyung menghampiri ruang kerja milik kakak tertuanya yang berada disebelah kamar Chanyeol. Ia berniat untuk curhat kepada Seokjin. lagi.

Sudah beberapa hari ini Yoongi cerita kalo temen-temennya selalu dijemput sama mamanya setiap pulang sekolah. Temen-temen Yoongi juga katanya suka nanya ke dia, mamanya Yoongi yang mana? Mamanya Yoongi kemana? Kenapa gapernah jemput Yoongi di sekolah?

Yoongi bilang ke Taehyung juga, kalo dia selalu jawab ke temen-temennya kalo dia juga mau kayak mereka. tapi karena dia gapunya mama jadi yang jemput dia selalu Irene atau Yeri.

Nada bicara Yoongi saat menceritakan itu sangat tenang, tidak sedih. Tapi Taehyung tidak tau kan, apa yang dirasakan Yoongi sebenarnya. Itu yang ngebuat Taehyung kepikiran. Maka dari itu dia butuh masukan dari Seokjin.

Kenapa gak curhat sama Namjoon? Namjoon kalo diajak curhat bukannya membantu menyelesaikan masalah malah menambahkan masalah yang sudah ada. Jadi Taehyung menghindari curhat sama Namjoon untuk masalahnya kali ini.

"Bang Seokjin, kau didalam?"

Taehyung membuka pintu ruang kerja Seokjin kemudian memasukinya setelah ia mendengar teriakan milik kakaknya dari dalam sana.

Seokjin melepas kacamatanya lalu menghampiri sofa dan mendudukan dirinya disebrang Taehyung "Kenapa lagi sekarang, Taehyung?" tanyanya sesaat setelah Taehyung duduk dan bersandar di sofanya.

Taehyung menghela nafasnya. "Aku bingung sama perasaan Ugi, bang"

Seokjin mengernyitkan dahi "Kenapa?"

Taehyung mengacak rambutnya sedikit kasar, ia pusing. "Aku tidak tau apa yang dirasakan Ugi sekarang. Sudah hampir seminggu dia cerita kalo temen-temennya selalu dijemput sama mamanya setiap pulang sekolah. Dia mau merasakan itu juga, tapi gak bisa karena yang dia punya cuma aku sebagai orangtuanya"

Seokjin menyesap tehnya. "lalu?"

"Setiap dia cerita, nada bicaranya sangat tenang. aku tidak merasakan kesedihan sama sekali. Tapi ntah kenapa setiap aku memikirkan perkataannya aku selalu kepikiran. Apa yang sebenarnya Ugi rasakan. Apakah dia baik-baik saja? atau dia sedih? Aku tidak tahu"

"Dia sebenarnya sedih, Tae. Percaya padaku, Ugi itu anak yang pintar. Dia mampu menyembunyikan perasaannya darimu"

Taehyung menatap Seokjin "Ugi sedih?"

Seokjin meletakan cangkir tehnya diatas meja kemudian menyamankan posisi duduknya. "Iya, coba kau pikir-pikir lagi Tae. kalo dia tidak sedih, dia tidak akan menceritakannya berulang-ulang"

Taehyung diam sebentar mencoba memikirkan perkataan Seokjin kemudian mengangguk mengerti setelah beberapa menit. "Kau benar, bang. Terus apa yang harus aku lakukan sekarang?"

"Cari mommy untuk Ugi"

Taehyung menatap kakaknya itu "Bang..."

Seokjin membalas tatapan Taehyung lalu menghela nafasnya "Aku tau, Taehyung"

Taehyung mengerjapkan matanya "Kau tau apa? Aku tidak tau apa yang kau ketahui itu bang"

"Kau itu sebenarnya tidak tertarik dengan perempuan kan, Tae?" timpal Seokjin.

Taehyung sedikit kaget. Ia seharusnya hapal kalau Seokjin pasti akan tahu apapun mengenai adik-adiknya tanpa mereka harus cerita terlebih dahulu.

Taehyung mengangguk mengiyakan perkataan Seokjin.

Thank You, Daddy [TaeGi/VGa]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang