snowflake 1

1.1K 62 1
                                    

Sinar matahari sedang mencari celah diantara tirai jendela, seakan-akan memaksa untuk menerobos tirai itu. Semenit kemudian alarm berbunyi membuat Saint terganggu dari tidur nyenyaknya. Dia mengerjap-ngerjapkan matanya dengan lucu kemudian mematikan alarm dan segera bergegas untuk bersiap-siap ke kampus.

Saat menuruni tangga, Saint melihat seseorang yang paling dia sayang sedang menyiapkan sarapan. Sumpah demi setiap denyutan nadinya, dia sangat mencintai wanita ini.

"Selamat pagi, sayang. Kemarilah, Ibu sudah menyiapkan sarapan" kata wanita paruh baya itu sambil tersenyum tulus.

"Selamat pagi, Ibu" Saint menghampiri wanita yang sangat dicintainya itu dan memeluknya

Di rumah yang cukup besar ini, Saint tinggal bersama ibunya, dua asisten rumah tangga, dan satu supir pribadi yang selalu megantar ibunya. Saint sangat mengagumi wanita tangguh ini. Sejak usia 10 tahun, ayahnya meninggalkan dia dan ibunya demi wanita lain dengan alasan bahwa ibunya sangat sibuk bekerja sehingga tidak memperhatikan keluarganya. Padahal saat itu, wanita ini sedang berusaha mencari cara untuk mengobati putra semata wayangnya yang sangat dia cintai. Sejak itu, Saint dibawa oleh ibunya untuk pindah ke Seattle dan ibunya yang memang berprofesi sebagai dokter di Thailand, dipercaya lagi menjadi dokter di salah satu rumah sakit ternama di Seattle.

"Trimakasih krub Bu. Saint sedikit terlambat, jadi sarapannya Saint bawa ke kampus saja ya. Saint minta maaf Bu karena tidak bisa sarapan dengan Ibu hari ini" Saint merasa bersalah karena melewatkan sarapan bersama ibunya.

"Tidak apa nak. Vitaminnya jangan lupa dibawa dan minum air dingin yang banyak na karena cuaca hari ini lumayan panas"

"Krub Bu. Saint pergi dulu ya"

"Iya, hati-hati nak"

Setelah pamit dan mencium kening Ibunya, Saint bergegas ke kampus dengan mengendarai mobil pribadinya karena jarak antara rumahnya dan kampus yang cukup jauh. Cuaca hari ini lebih panas dibanding hari-hari lainnya, hal ini menandakan bahwa sebentar lagi Seattle akan memasuki musim panas. Saint tidak menyukai musim panas bahkan cenderung membencinya. Musim panas untuk sebagian orang mungkin terkesan hangat, namun Saint bermusuhan dengan sesuatu yang hangat karena hal itu hanya membuatnya melemah dan sakit.

Sebaliknya, Saint sangat menyukai musim dingin. Ketika orang lain enggan untuk keluar saat musim dingin, dia malah bersemangat. Saint sangat suka membaca buku di halaman belakang rumahnya terlebih lagi saat musim dingin, dia bisa menghabiskan berjam-jam untuk membaca dan tanpa baju hangat sedikit pun, karena Saint... sedikit spesial.

***

Setelah memarkirkan mobil, Saint melirik jam tangannya yang menunjukkan pukul 08.30 kemudian dia mengambil ponsel di saku celananya dan mengirimkan sebuah pesan singkat pada seseorang.

(Tom krub, aku baru saja sampai kampus. Tom dimana?)

(Aku di kantin. Cepatlah kemari sebentar lagi kelas)

(Baiklah. Aku segera kesana)

Saint menaruh kembali ponselnya dan berjalan menuju kantin. Sesampainya disana, dia melihat Tommy sedang melambaikan tangan. Saint tersenyum, kemudian menghampirinya.

"Maaf na krub Tom aku sedikit terlambat. Tadi jalanannya cukup padat"

"Santai saja Saint. Oh ya, apakah kau sudah sarapan? Aku mau memesan makanan. Mau ku pesankan makanan apa?"

"aku tidak sempat sarapan karena terburu-buru, tapi aku membawa bekal dari rumah. Bekalnya sengaja ku lebihkan untuk Tom" Saint tersenyum sambil membuka dua kotak bekal yang sudah dia siapkan tadi.

The snowflake to my summer (ZeeSaint)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang