"Hanya itu."
Daniel mematikan ponselnya setelah rekaman audio Charles berakhir. Mereka berdua memutuskan untuk keluar sebentar membicarakannya. Pria bersurai hitam itu menyadari raut rumit detektif di sebelahnya.
"Rekaman ini cukup membantu, berarti penyebab masalah kemungkinan besar berasal dari tempatnya bekerja." Detektif Lincoln mengusap-usap kumis tipisnya, masih memikirkan segala kemungkinan. "Akan kuberi nomor teleponku. Kirimkan salinan rekaman tadi lewat alamat surel."
Daniel dan Detektif Lincoln menempelkan bagian belakang ponsel mereka, kontak detektif pun tersimpan di ponsel Daniel.
"Bukankah kalian seharusnya tahu di mana Nyonya Amber bekerja? Maksudku, dengan semua data itu ...."
"Keterangan yang ada di berkas hanya menunjukkan ia bekerja di Departemen Pertahanan Hallrynn, salah satu anggota Komite Perencanaan yang membantu para dewan. Kami tidak tahu track record-nya minggu-minggu ini seperti apa."
Daniel hanya mengangguk-angguk, dua koma lima per tiga paham dengan semua istilah pemerintahan itu. "Charles sesekali bertanya tentang ibunya, apa yang harus kukatakan?"
"Kata pak kepala, penyelidikan ini sudah di luar wewenang Hereva, terpaksa kami serahkan ke pemerintah pusat. Amber Rose akan diantar menuju Distrik Tusa dalam 2 hari kedepan," sang detektif menjawab dengan nada kesal, ia mengeluarkan dua batang rokok, menawarkan yang satunya kepada Daniel. "Buatlah dongeng untuknya."
"Aku tidak merokok," Daniel menjawab datar dan Detektif Lincoln memasukan kembali rokok itu ke dalam saku jaketnya. Dia mengeluarkan korek api dan membakar ujung rokok yang satunya, langsung menyesap dan mengeluarkan asapnya. Penggunaan rokok tembakau sudah sangat jarang sebenarnya, orang-orang lebih memilih menggunakan 'rokok' herbal yang jelas lebih sehat.
"Zaman boleh berubah, tapi cita rasa terbaik tetap dimiliki pendahulunya," ucap Detektif Lincoln. "Padahal aku sangat tertarik memecahkan kasus ini. Maksudku, ini lumayan unik, kau tahu?"
Daniel hanya diam menatap ke bawah. Mereka masih di area trotoar yang cukup sepi, depan gedung apartemen. Detektif Lincoln berdiri di hadapan Daniel, pria 23 tahun ini duduk di salah satu water hydrant yang terdapat di situ. Pikirannya masih dibanjiri berbagai pertanyaan, tapi menolak untuk ia lontarkan.
Takut keadaan semakin memburuk dan ia sudah berkecimpung terlalu dalam, itu yang ingin Daniel hindari. Sudah cukup dengan segala persoalan hidup yang rumit, Daniel hanya bertekad untuk memiliki kehidupan yang mandiri dan normal. Walaupun tidak kaya atau banyak wanita, hidup rata-rata pun cukup. Agar kedua orang tuanya tidak perlu khawatir tentang itu, terutama ibunya.
"Ya ... ya, lumayan unik."
...
Tak terasa matahari mulai terbenam lagi untuk hari ini. Daniel dan Detektif Lincoln berpisah tadi, sekarang pemuda bermanik hitam ini sudah kembali ke dalam apartemen. Ia pikir Charles masih murung, tapi dugaan tersebut dipatahkan. Suasana hatinya sepertinya membaik, anak kecil itu terlihat menikmati memainkan ponsel kunonya.
Keterangan, bukan ponsel kuno yang tidak memiliki sambungan internet atau layar sentuh, tapi ponsel yang jaringannya masih 4G dan memerlukan kabel untuk mengisi dayanya. Jadi, bisa dibayangkan bagaimana kecanggihan ponsel Daniel seperti apa, bahkan miliknya yang sekarang keluaran 2 tahun yang lalu.
Ah, benda pipih itu baru saja bergetar di saku celana.
Detektif Lincoln
"Lincolnparkatymail.com"
"Kirimkan ke situ."
"Oke, tunggu."
"Oh, mengenai videonya, media penyiaran bilang akan secepatnya menarik semuanya."
Dan Daniel memasukkan ponselnya ke dalam saku lagi. Masih ada beberapa ramen instan saat ia membuka kulkas dapur. Charles tidak masalah dengan ke-instan-an ini, 'kan? Lagipula, terakhir mereka makan saat sarapan, jadi, apapun yang dikonsumsi akan terasa nikmat di mulut sekarang.
Pria itu mengeluarkan dua bungkusan. Membuka dan mencampurkan semua bumbunya sesuai petunjuk yang berada di balik kemasan, lalu menghangatkannya di atas kompor. "Kita malam ini akan makan ramen. Kuharap kau suka masakan oriental karena aku tidak akan keluar hanya untuk membeli nugget berbentuk alfabet."
"Ya, Dan. Tidak masalah," Charles menyahut dari atas sofa.
...
Sang mentari sudah naik ke langit sebanyak dua kali sejak hari 'rekaman' itu. Persediaan ramen sudah habis dan Daniel sendiri sedang ingin memakan sesuatu yang lain. Jadi, pukul 8 pagi ini dia keluar untuk membeli beberapa bahan makanan. Kemarin dia bekerja di café lagi, jadi hari ini saatnya libur.
Motornya kembali membelah jalanan Hereva yang padat. Entah untuk kesekian kalinya, sudah cukup lama Daniel tinggal di distrik ini. Tiba di persimpangan besar, lampu merah tanda berhenti menyala. Indera penglihatannya menangkap dua-tiga mobil polisi di antara kendaraan lainnya yang melintas. Mungkinkah mereka membawa Nyonya Amber? Ah, tidak usah dipikirkan.
Memasuki supermarket, tampaknya tidak ada seorang pun yang bertingkah aneh saat manik mereka melihat Daniel. Berarti video itu belum benar-benar viral seperti yang Jacob bilang tempo hari, dan pihak penyiaran sangat ulet melaksanakan permintaan Daniel, baguslah.
Berbagai macam makanan instan yang tersaji di atas rak diambil Daniel dan masuk ke dalam keranjang belanjanya, terutama mie instan ... juga beberapa minuman berenergi. Tak lupa dia juga membeli sayuran dan daging segar: sawi, wortel, ayam fillet, dan lain-lain yang sekiranya tutorial memasaknya mudah diikuti. Lagipula, sekarang dia menampung seorang anak kecil. Daniel tidak mau direpotkan jika sewaktu-waktu Charles jatuh sakit kekurangan makanan sehat.
Sekitar 15 menit memutari beberapa lorong, Daniel mengantre di barisan kasir dan kembali mengecek keranjangnya sebelum membayar. Oh, ngomong-ngomong, semua sayuran ini mengingatkannya akan Distrik Spillaten. Para petani dari distrik itu dikenal sebagai pemasok pangan segar terbaik.
Ya, kesampingkan kenyataan setengah benar bahwa Spillaten hanya diisi panti jompo dan orang-orang yang ekonominya di bawah rata-rata, sebenarnya tidak semenyedihkan itu. Distrik itu hanya kurang menyentuh teknologi terbaru seperti Distrik Tusa. Sisanya seperti keadaan kota pada umumnya, tapi terletak di dataran tinggi, tengah-tengah wilayah Negara Hallrynn.
Bagaimana Daniel tahu ini? Dia menghabiskan sekitar setengah umurnya di distrik itu, lalu merantau ke Distrik Hereva, meninggalkan masa-masa kecilnya di sana ... ah, android penjaga kasir itu baru saja menyuruh Daniel maju.
...
"Ayah dan ibuku tidak seperti itu!"
tbc.
6/18/2020
Tsk, tsk, failed reach my target again. Cheer up me, you know i love u :'
(bingung banget buat judul bab tolongzzjs#1&%%)
KAMU SEDANG MEMBACA
clamor : into the plague [On Revision]
Ciencia Ficción2048, akan menjadi empat angka singkat yang membekas kuat di kertas sejarah dunia. Kembali terulang, bumi diguncangkan dengan pandemi maha kacau lainnya. Belum rampung pulih dari yang sebelumnya, namun kembali dihadapkan dengan yang baru-dan sialnya...