Dua • Bertemu lagi

261 15 46
                                    


"Your eyes are your honesty

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Your eyes are your honesty."



~~~

"AYO DUA PUTERAN LAGI!!!"

"Pak capek!!"

Anak-anak yang berlarian di tepi lapangan secara bergerombol mulai melangkah lelah, para perempuan berjongkok guna menghilangkan rasa capek. Dengan napas berat, mereka menggeleng meminta berhenti, sudah tidak tahan.

Ile yang berada di barisan paling belakang memegang dada, jelas sekali napasnya terdengar sangat berat. Bahkan dirinya langsung terduduk dan menunduk, tangan kanannya menopang tubuh supaya tidak ambruk.

Guru olahraga yang melihat Ile seperti itu meniup peluit, lalu menunjuk Ile yang otomatis mendongak.

"Ile, kamu istirahat aja, gak usah dilanjutin, nanti paru-parunya kabur lagi. Yang lain cepet lari lagi, Bapak kasih keringanan jadi dua setengah putaran lagi!!"

"Bapak becanda? Bukan ngasih keringanan itu mah, Pak, tapi kepelitan!!"

"BANYAK OMONG!! MAU BAPAK TAMBAHIN JADI TIGA?!!!"

"NGGAAAAAKKKKK!!! GUYS LANJOOOTTT BIAR BISA NURUN DUA KILO!!"

Sesuai perintah, Ile keluar dari barisan dengan tangan yang masih memegang dada bagian kiri. Kebiasaannya kalau lari selalu susah napas, terlebih hari ini ia lupa untuk sarapan.

Bokongnya didaratkan di tepi lapangan, samping Pak Fadhil yang menjabat sebagai guru. Dengan kedua kaki yang ditekuk, Ile memandang depan dimana teman-temannya sedang berjuang menyelesaikan putaran.

Tidak main-main pak Fadhil memberikan perintah, lima putaran di lapangan yang tidak terbilang kecil itu seperti sebuah penyiksaan. Terlebih Ile sebagai murid baru SMA Helius sangat syok ketika mendapati suruhan itu.

"Gila, bengek gue, sesek napas." Kekehan keluar dari Ile saat temannya selesai mengerjakan tugas dari guru olahraga.

"Ati-ati corona," celetuk Yesi, salah satu teman Ile selain Ava, yang tadi mengeluh.

"Corona yang takut sama gue."

Ile yang setia mendengar obrolan kedua temannya hanya menggeleng pelan, lalu memberikan satu botol air miliknya yang masih terisi penuh kepada mereka.

"Biar gak kena corona, udah gue jampe-jampe airnya."

"Kalo gue kejang-kejang terus malah kesurupan abis minum air jampe gimana? Bukannya air jampe bikin setan terusik?" Ucapan dengan tindakan yang selaras bikin Yesi berdecak keras seraya merebut paksa botol itu.

"Telat udah lo minum." Satu hingga beberapa tegukan Yesi lakukan hingga isinya tinggal sedikit lagi. "Lagian yah bukan gitu konsep dari air doa Ava, lo pernah ngaji gak, sih?" desis Yesi.

JAVANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang