34. Pacar Settingan

9.4K 1.4K 837
                                    

800++ komentar
800++ vote
Besok UPDATE

❤❤❤❤❤

Sema mencolek punggung Hanna dengan bulpoin. Seperti biasa, gadis itu menoleh dengan wajah kesal. Entah sudah berapa ribu kali Sema melakukan hal itu padanya.

"Apa?" tanya Hanna ketus.

"Han, nanti saat istirahat, kita bikin tik tok lagi ya? Sekalian unggah foto di instagram," pinta Sema.

"Iya," sahut Hanna malas.

"Gue mau cepat-cepat kaya, Han."

"Kaya apa?"

"Kaya raya."

"Oooh kirain kaya monyet," kata Hanna.

Sema terkekeh. Hanna bisa-bisa saja.

"Eh jadi artis tik tok atau selebgram itu nggak segampang yang lo pikir," ucap Hanna.

"Tapi kan nggak ada yang nggak mungkin kalau kita mau usaha, Han."

"Tapi usaha lo itu habisin kuota internet gue," kilah Hanna.

"Kan elo manager gue. Entar kalau gue terkenal, kaya raya, elo juga dapat bagian."

"Iya juga sih."

"Nanti kita bikin tik tok sama foto instagram yang banyak, Han."

"Iya deh iya." Hanna mengangguk, lalu kembali fokus melihat papan tulis.

Sama seperti Sema, Hanna juga tidak pandai dalam hal pelajaran. Untuk mencatat tulisan guru dari papan tulis saja, dia cukup lambat hingga bel selesai terkadang ia belum rampung menyalin.

"Hanna." Dirga tiba-tiba datang, lalu duduk di samping Hanna dengan senyum manisnya. "Belum selesai ya, nulisnya?"

"Belum," timpal Hanna malas.

"Belum apa? Belum kembali mencintaiku ya?" rayu Dirga seraya menaik turunkan kedua alisnya.

"Ish apaan sih!" tegur Hanna sinis. Cepat-cepat dia merampungkan pekerjaannya sebelum menyusul Icha ke kantin.

"Hari ini, gue traktir ya, Han. Sudah tugas suami menafkahi istri."

"Kapan kalian menikah?" Sema menyahut tak terima.

Dirga berdecak kesal. "Ish apaan sih cacing goreng. Ikutan ngobrol aja."

"Nggak usah ngaku-ngaku jadi suaminya Hanna," larang Sema.

"Gue sama Hanna bakal segera nikah. Tenang aja. Lo nggak bakal gue undang biar nggak jadi sad boy."

"Set boi itu apa? Apa sejenis koboi penunggang kuda?"

"Ah udahlah. Gue nggak mau ngobrol sama orang berotak sebesar upil onta." Dirga berdiri. "Ayo, Han! Kita ke kantin."

"Lo duluan aja. Gue belum kelar nyatet nih," balas Hanna yang masih fokus mencatat pelajaran.

"Ya udah. Gue duluan. Gue tunggu bareng Icha di kantin ya," pamit Dirga lalu melesat pergi.

"Han, Hanna." Sema mencolek punggung Hanna dengan bulpoinnya.

"Apa?" Hanna menoleh kesal.

"Lo nggak bakal nikah sama Dirga, kan?"

"Masih SMA mikirin nikah. Pikirin aja pelajaran, tik tok, sama instagram. Siapa tahu jadi terkenal. Terus dapat duit," saran Hanna.

"Jangan nikah sama Dirga, ya."

"Gue mau nikah sama CEO ganteng kayak di wattpad."

"Si- I -O itu apa? Wetpet itu apa? Apa bedanya sama babi ngepet?"

"Tuhan, tolong bunuh aku sekarang. Aku udah nggak kuat menghadapi Sema." tangis Hanna dalam hati.

Hanna menarik napasnya dalam-dalam, lalu mengembuskannya perlahan. Mengobrol dengan Sema memang diperlukan kesabaran yang teramat luar biasa.

"Udahlah. Lo nggak bakal mungkin jadi CEO wattpad yang gue inginkan," ujar Hanna.

"Si-i-O wetpet itu apa? Gue harus tahu dulu apa itu Si-i-O wetpet. Siapa tahu gue bisa kayak gitu. Asalkan jangan ngepet ya. Ngepet itu dosa. Sama aja kayak menyekutukan Tuhan."

"Iya iya. Serah elo dah." Hanna kembali fokus mencatat pelajaran.

Dddrrrttt ....

Ponsel Sema bergetar, pertanda ada panggilan masuk. Di layar ponselnya, ada nama Amora. Cukup malas, Sema menerima panggilan itu.

"Halo, Mbak Amora?" sapa Sema.

"Eh lo bisa nggak, ngangkat telepon gue cepetan dikit?" omel Amora di seberang sana.

"Nggak bisa, Mbak. Gue memang agak lambat. Satu-satunya hal yang gue bisa cepet cuma ke toilet pas kebelet pipis."

"Gue nggak butuh lawakan lo! Nggak lucu! Malah ngeselin."

"Siapa yang melawak?" timpal Sema.

"Sekarang, lo harus ke mall Siaga Indah. Gue mau belikan lo baju-baju mahal biar entar gue nggak dikira pacaran sama gembel atau gelandangan."

"Sekarang?"

"Ya iyalah sekarang!" bentak Amora.

"Tapi gue masih sekolah, Mbak. Pelajaran belum kelar."

"Lo ke mall sekarang, atau gue minta balik duit gue?" ancam Amora.

"Eh iya-iya, Mbak. Gue ke sana sekarang."

Tut

Setelah mengakhiri panggilan, Sema cepat-cepat membereskan alat tulisnya. Memasukkan semuanya ke dalam tas.

"Eh elo mau ke mana?" tanya Hanna heran.

"Mau bolos," timpal Sema.

"Bolos?" Dahi Hanna berkerut. "Hari ini nggak ada pemotretan loh."

"Tapi Mbak Amora ngajakin gue bolos."

Deg

Hati Hanna seketika terhenyak mendengar nama Amora terlontar dari mulut Sema. Dadanya terasa tak nyaman, ada semacam perasaan tak ikhlas.

"Udah ya, Han. Daaah." Sema keluar kelas dengan terburu-buru, meninggalkan Hanna yang mematung dengan sejumlah tanya.

❤❤❤❤❤
Zaeem
Ig = zaimatul.hurriyyah
Selasa, 16 Juni 2020

Komen 800++
Vote 800++

How Stupid You AreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang