Hi guys,
firstly i wanna say thank you for visiting my first work
Dalam cerita ini mungkin ada beberapa yang aku rombak dari mulai judul dan alurnya supaya jalan ceritanya lebih nyambung dan lebih beraturan lagi.
Stay tune and Keep vote my work:)
Kang Jimin
Kepingan kapas putih, kecil nan dingin turun menutupi lapisan tanah dan pepohonan, serta benda-benda di luar ruangan. Orang-orang menyebutnya salju. Udara malam ini benar-benar dingin hingga menusuk tulang. Tiana mengeratkan mantelnya. Baju gamis hitam dan kerudung berwarna merah diselimuti mantel tebal berwarna cream dengan sarung tangan abu-abu yang setia menempel di kedua tangannya. Tetap tidak menghilangkan rasa dingin pada dirinya.
Bintang berkelap-kelip diatas kepala gadis itu. Ia berjalan ke apotek, membeli beberapa obat untuk sahabatnya yang tergeletak lemah di atas kasur kamar apartemen sewaan mereka.
Gadis berhijab itu sebenarnya tak ingin pergi ke luar malam ini, apa lagi dengan cuaca mengigit tulang. Ia lebih baik memakan ramen halal yang hangat dan membaca beberapa buku untuk asupan otaknya, guna menyiapkan amunisi untuk ujian semester minggu depan.
Tapi, karena melihat kondisi Bora yang mengerikan di atas Kasur. Suhu tubuh yang tinggi dan banjir keringat di tambah ia yang terus mengeluh tak enak badan. Akhirnya, Tiana tak tega dan memutuskan untuk ke luar.
Tiana sapaan gadis itu, sempat menawarkan bantuan untuk menemani Bora ke klinik, tapi gadis berambut coklat itu menolak dengan alasan, ia tak kuat berjalan di cuaca yang amat dingin seperti ini.
Tiana keluar Apotek itu setelah mendapatkan obat-obat yang dibutuhkan, berjalan lurus hingga masuk ke sebuah persimpangan gang. Seorang laki-laki dengan jaz dan rambut yang urak-urakan khas orang yang sedang mabuk melintas didepannya.
Otak gadis itu sudah membunyikan sirine. Jika ia tetap lurus lewat jalan ini, maka ia akan celaka. Tiana lebih memilih rute berlawanan arah darinya, dalam artian ia harus puter balik. Jujur saja, gadis itu takut melihat orang yang sedang mabuk. Orang mabuk bisa melakukan apa saja di bawah alam sadarnya.
Tak disangkan laki-laki itu memanggilnya, "hey, gadis aneh. Kemari!" Tiana dalam mode lemotnya hanya bengong, berdiam diri di tempat. Salah satu kakinya yang hendak melangkah terhenti.
Saat ia menyadarinya, gadis itu langsung berlari. Namun, gerakannya terhenti karena pria itu lebih dulu mencengkram pergelangan tangannya yang tertutup oleh sarung tangan. "tolong lepaskan aku. Aku mau pulang!" Kata gadis berhijab itu.
Tiana berusaha melepaskan tangan pria yang ada di hadapannya, tapi gengaman pria ini sangat kuat, sulit untuk dilepaskan. "hey nona, kau cantik sekali sih, jadi istriku ya."
"Tuan, tolong lepaskan, Aku tidak mengenalmu. Kau siapa? Kau tidak boleh menahanku seperti ini."
"Yak!! Sombong sekali kau, gadis-gadis disana banyak mengejarku dan aku menolak mereka semua. Kau menolakku?, yang benar saja." Pria itu berbicara khas orang mabuk sambil menunjuk-nunjuk Tiana dan berdecih di akhir perkataanya.
"Kau tau, umurku baru menginjak 27 tahun dan orang tua itu menyuruhku menikah, kalau tidak aku tidak bisa menjadi CEO. Aku suka padamu, menikahlah denganku~" dia terus merengek seperti anak kecil yang meminta mainan.
"Apa yang kau katakan?! Kau mabuk Tuan, lepaskan aku!"
"Menikahlah denganku, meski kau agak aneh dengan pakaian itu. Aku tak peduli. Ayolah, kau akan hidup bahagia dengan uangku nanti."
Apa maksudnya, dia pikir Tiana tipe gadis murahan yang suka dengan uang? Kita saja bahkan belum kenalan satu sama lain dan dia sudah seenak jidat mengajaknya menikah, juga mencapnya hal seperti itu. Pria ini benar-benar aneh dan kurang ajar. Orang mabuk memang sangat menyebalkan, pikir Tiana.
"Tidak mau! Lepaskan! Kau pikir aku gadis seperti apa, huh?!"
Tiana ingin menampar pria ini, tapi malah ditangkis oleh tangannya. Ia mendorong Tiana memasuki gang sempit dan semakin mengikis jarak antara mereka berdua. Tenaganya sangat kokoh, Tiana kualahan melawannya. Ia ingin berteriak, tapi gang ini sepi, tidak ada orang sama sekali.
Gadis itu tampak frustasi dan hampir menagis. Namun, lelaki itu terus menggonjang-goncangkan pundaknya.
"Ayo kita menikah nona."
Saat lelaki itu hendak memeluk Tiana. Seseorang berteriak, entah dari mana asalnya, "Yak!! Kang Jimin!"
Lelaki itu berlari menarik paksa agar bisa menjauh dari Tiana. Genggaman Jimin terlepas, Tiana mulai bernafas lega, "apa kau sudah gila? Memaksa gadis asing menikah denganmu? Huft.."
Taehyung membuang muka saat aroma kuat alkohol itu menembus indra penciumannya. "Aishh, pantas saja. Kau mabuk. Dasar pabo. Ayo pulang!" Taehyung berusaha menarik Jimin menjauh dari tempat itu. (Bodoh)
"Aishh, Taehyung! Lepaskan aku!," ia menghempaskan tangan Taehyung dan mengulurkan tangannya kepada Tiana, yang ditahan oleh Taehyung. Mata Taehyung beralih memandang gadis yang berada di depannya.
"Nona aku minta maaf atas kelakuan orang ini. Maaf membuatmu takut. Dia hanya mabuk dan tidak seperti apa yang kau pikirkan." Taehyung membungkuk sopan.
Tiana menggangguk. "Baiklah, tolong jaga dia. Aku pamit dulu ya." Tiana pergi meninggalkan kedua orang itu.
"Baik Nona, hati-hati di jalan. Aku benar-benar minta maaf," Tiana hanya mengangguk.
Taehyung benar-benar kualahan menahan Jimin agar tak berulah.
"Yak! yak! Jangan pergi, ayo menikah. Aishh~"
Taehyung menarik tubuh Jimin masuk ke dalam mobil "Shiroyo. Ayo kita menikah gadis aneh." Rengek Jimin. (Tidak mau)
"Jimin ckck aku belum pernah melihat kau mabuk seperti ini dan memaksa seorang gadis untuk menikah denganmu. Apa kau gila? Sepertinya kau benar-benar sudah sangat stress. Aishh dasar anak nakal." Gumam Taehyung dengan tatapan kesal juga kasihan.
I still amateur. But, I'm happy to do this work.
Vote and comment!
Your criticism will help me. Thank you. Love you all❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Pinky Promise || Jimin
RomanceRasa benci Kang Jimin terhadap ibu dan saudara tirinya, membuat Jimin berambisi untuk menempatkan dirinya menjadi CEO sekaligus pemegang saham perusahaan Kang'S Group Company. Kang Jaehan (Ayah Jimin) menekan Putranya dengan persyaratan yang menuru...