Prolog

1.4K 203 32
                                    

Ingatan akan kejadian itu masih terasa begitu menyakitkan baginya. Melihat dengan mata kepalanya sendiri akan pengkhianatan Seung-gi, kekasih yang sangat dicintainya. Lelaki yang dia kira akan menjadi pasangan hidupnya, selama-lamanya sampai mereka menua. Apa yang dia lihat itu merupakan kehancuran bagi seluruh rencana masa depannya, pernikahan mereka, kehancuran bagi segalanya, bagi hati Yoona, dan bagi kepercayaannya kepada semua laki-laki di dunia ini.

Teganya Lee Seung Gi!! Tak henti-hentinya Yoona meneriakkan umpatan kepada mantan tunangannya itu di dalam hatinya.

Semula diawali dari telepon itu, sebuah telepon dari nomor tidak dikenal, yang entah kenapa Yoona angkat. Telepon itu dari seorang perempuan, yang menangis, mengatakan bahwa dia juga kekasih Seung-gi dan mengatakan bahwa Seung-gi telah meninggalkannya tanpa mau bertanggungjawab.

Oh, tentu saja Yoona pada awalnya tak percaya, tetapi perempuan itu mengajaknya bertemu, dan meskipun saat itu Yoona sangat yakin bahwa Seung-gi tidak mungkin mengkhianatinya, Seung-gi tidak mungkin melakukan semua itu kepadanya.

Yoona mau bertemu dengan perempuan yang menelepon itu, dengan tujuan awal ingin mengata-ngatai perempuan itu agar jangan memfitnah Seung-gi, tunangannya yang sangat setia dan tampan.

Tetapi kemudian, siang itu di sebuah café di ujung jalan, seluruh keyakinan Yoona dijungkirbalikkan. Perempuan itu, Bae Suzy namanya, sudah mempersiapkan segalanya. Semua bukti yang diperlukan terhampar di hadapan Yoona, seolah menamparnya keras-keras.

Di sana ada foto-foto mesra Seung-gi dan Suzy, yang menunjukkan bahwa mereka adalah sepasang kekasih. Tentu saja! Seorang yang bukan kekasih tidak mungkin mencium pipi, berangkulan begitu erat dan saling memeluk seperti yang tergambar di dalam foto itu. Suzy juga menunjukkan pesan pesan mesra mereka, dari nomor Seung-gi. Bahkan Seung-gi tidak pernah seromantis itu dengannya, pesan-pesan mereka penuh dengan kata-kata cinta dan janji-janji muluk yang menyakitkan. Lalu seakan semua bukti belum cukup menghancurkan hari Yoona, Bae Suzy dengan tenang mengatakan bahwa kegadisannya sudah diserahkan kepada Seung-gi, dan bahwa sekarang keluarganya akan menuntut kepada keluarga Seung-gi.

Hati Yoona seakan dihancurkan oleh pengkhianatan yang begitu parah, bukan hanya karena Seung-gi berselingkuh di belakangnya, tetapi juga karena Seung-gi telah begitu saja menghancurkan seluruh keyakinan Yoona tentang lelaki yang baik.

Yoona selalu menjaga dirinya sampai dengan usianya yang sekarang, duapuluh lima tahun dan masih perawan. Meskipun kadang dia membiarkan Seung-gi mencium bibirnya, tetapi hanya sebatas itu. Tidak pernah lebih.

Seung-gi pernah suatu kali meminta lebih, tetapi Yoona mengangkat alis dan mengatakan apa yang diyakininya, nasehat ibunya, bahwa seorang lelaki yang baik, akan menjaga perempuan yang dicintainya. Bukannya memaksa untuk merusaknya. Seung-gi saat itu menerima penjelasan Yoona dengan lembut, dan bersumpah bahwa dia benar-benar mencintai Yoona, jadi tidak akan pernah merusaknya. Dan Yoona sangat bersyukur mempunyai tunangan seorang lelaki yang bisa menjaga moralnya, seorang lelaki yang baik dan tidak berorientasi kepada hasrat duniawi semata.

Semua pandangannya tentang Seung-gi– dan semua laki-laki lainnya hancur seketika itu juga. Seung-gi telah tidur dengan Suzy, lebih dari pada yang seharusnya. Bagaimana mungkin Yoona bisa memaafkan Seung-gi?

Malam itu Yoona bertemu dengan Seung-gi, dan memaparkan semuanya, bukti-bukti yang ada. Seung-gi tampak sangat marah, kepada Suzy, bukan kepada Yoona.

“Dan kau percaya apa yang dikatakan perempuan itu?”, tanya Seung-gi waktu itu.

Yoona menatap lelaki itu. Yang dulu dicintainya, bahkan mungkin sekarang masih dicintainya meskipun cinta itu terasa menggores seluruh hatinya hingga terasa nyeri.

“Dia menunjukkan semua bukti-bukti itu, foto-foto mesra kalian berdua, pesan-pesan mesra kalian, masihkah kau membantah semuanya?”

Seung-gi tercenung tampak ragu, lama kemudian, dia menatap Yoona dengan pandangan memohon,

“Maafkan aku sayang”

Air mata pecah dari dasar hati Yoona, sejak siang tadi Suzy menemuinya, Yoona bahkan tidak bisa menangis, dia terlalu marah. Tetapi sekarang, berdiri di sini, berhadapan dengan Seung-gi yang mengakui segalanya membuatnya tak bisa menahan diri lagi,

“Teganya kau melakukan itu kepadaku Lee Seung Gi, setelah pertunangan kita yang delapan tahun lamanya. Aku percaya padamu! Aku menghormatimu… aku…”, suara Yoona tertahan oleh napasnya yang mulai sesak oleh luapan perasaannya.

Seung-gi memijit keningnya tampak kesakitan.

“Maafkan aku Yoona, aku… aku khilaf, tidakkah kau mengerti? Aku tidak pernah menginginkan berselingkuh dengan Suzy dibelakangmu. Tetapi Suzy… Suzy, dia mengejarku, kau tahu dia juniorku di perusahaanku dan aku bertugas membimbingnya, dia… dia sangat tergila-gila dan terobsesi denganku, aku sudah berusaha menolaknya dengan berbagai cara, tetapi dia…. Dia tidak menyerah. Suatu malam, ketika hujan, dia mengetuk pintu apartementku, berkata bahwa mobilnya mogok di dekat situ dan dia kehujanan. Aku tidak punya kesempatan untuk menolaknya, dia… dia kemudian merayuku… dan aku….”, suara Seung-gi terhenti ketika melihat ekspresi Yoona, “Jangan… jangan sayang, jangan merasa jijik kepadaku… aku hanya laki-laki biasa, aku menyesali semuanya, aku memang tidak tahan godaan, aku harap kau mengerti semuanya….,” Seung-gi mendekat, berusaha menyentuh tangan Yoona, tetapi Yoona menepiskannya dengan kasar.

“Jangan sentuh aku”, desis Yoona geram, “Kau bisa saja bilang itu ketidaksengajaan untuk kejadian pertama, tetapi kalian melakukannya lagi dan lagi….dan aku yakin itu bukanlah suatu ketidaksengajaan…”

“Itu semua terjadi begitu saja!” seru Seung-gi frustrasi, “Dia… dia selalu menyediakan diri, dan kupikir, semua tanpa komitmen, aku tidak tahu dia akan berbuat sejauh ini, menyakiti kau dan aku, berusaha menghancurkan hubungan kita, kau tahu? Aku sebenarnya sudah akan meninggalkannya”

“Aku sangat kecewa kepadamu Lee Seung Gi!.” Yoona menyusut air matanya, semua kesedihannya berubah menjadi kemarahan, “Kau meniduri seorang perempuan dan menganggap itu hanya selingan sambil lalumu, pemenuhan kebutuhanmu…. Itu sangat tidak bermoral..”

“Maafkan aku Yoona, aku harap kau mau mengerti, lagipula pernikahan kita tinggal lima bulan lagi, kau tidak akan membiarkan ini menghancurkan semua rencana masa depan kita bukan? Aku akan membereskan semua masalah ini dan kita bisa melanjutkan semuanya.”

“Tidak!”, Yoona mundur selangkah, “Aku tidak mau melanjutkan apapun! Dan kurasa aku tidak akan pernah bisa! Kau… kau bukanlah lelaki yang kuinginkan untuk bersamaku sampai akhir hidupku. Ternyata aku salah selama ini Seung-gi,” dengan kasar Yoona melepas cincin emas itu dari jemarinya, cincin yang dipasangkan secara resmi oleh Seung-gi di depan seluruh keluarga mereka ketika mereka baru lulus dari SMU, delapan tahun yang lalu. “Kukembalikan cincin ini dan kuminta hatiku kembali, silahkan jelaskan semuanya kepada orang tua kita, karena aku sudah muak kalau harus mengulang semua ini lagi.,” diletakkannya cincin itu ke telapak tangan Seung-gi, “Selamat tinggal Lee Seung Gi.”

Yoona membalikkan tubuhnya, dan tidak menoleh lagi ke belakang. Meskipun Seung-gi masih memanggilnya dengan lembut, mencoba membuatnya berubah pikiran.

Kemudian Yoona menjelaskan secara singkat keputusan bulatnya kepada kedua orang tuanya, menolak telepon-telepon dari orang tua Seung-gi agar dia mau memaafkan Seung-gi. Semua sudah selesai, babak hidupnya yang ini sudah musnah, bersama dengan cintanya, seluruh masa depannya dan rencana pernikahan mereka setahun lagi. Yoona menghadapi segalanya dengan kepala tegak meskipun hatinya hancur bukan kepalang.

Malam itu juga, Yoona mengepak segalanya dan mengambil keputusan untuk pindah ke kota lain. Yoona seorang penulis novel, dia bisa tinggal dimanapun dia mau, tidak terikat pada perusahaan manapun.

Maka Yoona memilih kota itu, kota yang menjanjikan penyembuhan, kota yang jauh, kota yang tak punya keterikatan apapun dengan masa lalunya. Yoona sudah bertekad, persetan dengan semua laki-laki. Dia tidak membutuhkannya. Akan dia tunjukkan kepada dunia yang kejam ini, bahwa seorang Yoona, bisa hidup tanpa harus meletakkan hatinya ke dalam genggaman mahluk jahat yang bernama Laki-laki.

***

Next...!

Chapter 1

You've Got Me From Hello (Remake Ver. Yoonhun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang