Hari ini adalah hari terakhir aku bekerja di minimarket, setelah kejadian dua bulan lalu aku menceritakan semuanya pada Jihoon dan membuatnya menjadi sedikit lebih kalem. Junkyu benar-benar menghilang begitupula dengan kak Seunghun, penjaga koperasi digantikan dengan orang lain.
"Mau ini?" Jihoon menawarkan sebotol soju padaku. Sekarang kami berada di kedai samgyeopsal dekat minimarket, memang sudah terlalu larut bagiku tapi hari ini keluarnya kami dari pekerjaan.
"Ya, sedikit saja," ucapku sambil menyodorkan gelas.
"Kau jangan seram-seram begitu, aku jadi takut bercanda karenamu," katanya kemudian menuangkan soju dalam gelasku.
"Lagian apalagi yang mau kau bercandakan? Fokuslah dengan penelitianmu nanti."
"Ha.. Aku tidak tahu Junkyu yang membuatmu seperti ini. Sekarang dia menghilang, kau terbawa perasaan dengan perlakukannya atau bagaimana?"
"Aku hanya kesal saja."
Jihoon menegak soju dengan cepat, "baiklah, mari kita fokus pada studi."
Malam mingguku bersama Jihoon berlalu begitu saja, besok kami ada satu hari untuk beristirahat, senin nanti kami mulai penelitian di tempat berbeda. Jihoon berbalik memberikan senyuman tulus padaku sebelum kami berpisah pulang ke rumah masing-masing. Goodluck, Park Jihoon.
Waktu berlalu dengan cepat, penelitian yang menguras tenaga dan otak, bolak-balik kampus, museum, laboratorium tiga kali seminggu hingga menghasilkan sebuah laporan yang cukup tebal sebagai alat penyerahan penilaian. Memasuki semester akhir, menyusun skripsi dan sedikit melihat materi dari hasil penelitian sembari mencari pekerjaan apa yang akan diambil setelah wisuda. Dalam fase inilah aku merasa peran Jihoon sangat mempengaruhi lingkunganku, bahkan Junkyu hampir menghilang dari pikiranku. Pernah sekali aku mendapati Junkyu dari jauh tengah berjalan di koridor rumah sakit bersama perawat dan dokter di rumah sakit. Benar kata Jihoon, kami kemungkinan sering bertemu tapi tidak pernah menyapa.
SMA Hanyang, rumah sakit Hanyang yang di dalamnya ada laboratorium, tempat kami saling berdekatan. Seperti sekarang, aku janjian dengan Jihoon bertemu di SMA Hanyang. Aku juga sempat menyapa Junghwan yang bersekolah di sana. Jihoon keluar dari aula mengenakan hanbok serta kipas lipat di tangannya.
"Sayang sekali kau tidak menonton persembahan terakhir dari jurusan kami."
"Kalian menampilkan apa?"
Bukan hanya Jihoon, teman-temannya yang lain juga mengenakan baju tradisional negara.
"Drama sekaligus belajar sejarah dinasti Joseon."
Aku tersenyum mengejek, "kau juga tidak lihat presentasi terakhirku mengenai tulang Jihoonosaurus."
Jihoon tertawa keras menyadari namanya digunakan sebagai bangsa hewan purba terbesar di dunia. Kami langsung menuju kantin di rumah sakit Hanyang, sebenarnya aku sedikit malu dengan pakaian Jihoon.
"Ei, tenang saja aku pakai baju di dalamnya." Dia menyerahkan hanbok dan menyuruhku melipat pakaian tersebut.
Kami makan dengan khidmat, sesekali Jihoon tersedak karena candaannya. Ya, aku hanya bisa tertawa, berbulan-bulan tidak bertemu dengannya membuatku sangat bahagia lebih tepatnya bahagia karena Jihoon tetap ceria di saat-saat susah seperti ini.
"Jihoon, kau bahagia?" pertanyaan randomku berhasil menyita perhatian Jihoon pada jajanan yang ia pesan.
"Aku bahagia bersamamu," jawaban enteng darinya mengejutkanku, itu seperti pengakuan cinta.
"Kau tidak menjilat ludah sendiri, kan?"
"Aku bercanda, jangan terlalu dipikirkan."
Jihoon memang sebercanda itu. Tapi tak hayal aku pernah ingin sekali melindunginya, laki-laki ceroboh yang ketika mabuk menghitung helaian rambutku, dan bisa menghangat saat aku sedang sedih teringat kedua orangtuaku.
Dugh!
"Ya ampun, hanbok sewaanku jadi kotor. Tolong hati-hati kalau jal- Junkyu?"
"Maaf, Jihoon."
Junkyu, akhirnya kita berpandangan juga.
"Hei, duduk sini saja. Sudah lama kita tidak mengobrol, kan?" ajak Jihoon, ia menarik Junkyu dan mendudukkan laki-laki itu di sampingku. Di sampingku. Dasar Jihoon gila, dia tidak tahu apa kalau aku canggung berdekatan seperti ini.
🔓🔓🔓🔓🔓🔓🔓🔓🔓🔓🔓🔓🔓🔓
KAMU SEDANG MEMBACA
HUG | Kim Junkyu [TREASURE] ✓
ContoApa arti pelukan bagi Junkyu? start : 12 Juni 2020 end : 16 Juni 2020 ©joaapark