***
CHANNIA'S POV
Hari ini aku sudah berada di rumahku. karena ini adalah hari minggu, jadi tadi pagi aku diantar pulang oleh davin dan kaila.
aku sangat bahagia bisa mengenal mereka, aku merasakan ada yang peduli dan memperhatikanku, hal yang sangat jarang aku dapati selama ini. kaila sangat perhatian kepadaku, bahkan tadi dia tidak ingin pulang dan ingin menginap dengan alasan menjagaku, padahal aku sudah tidak sakit bahkan sangat baik sekarang. aku tidak keberatan jika kaila menginap di rumahku, justru aku senang, tapi aku merasa merepotkannya karena jika dia bersamaku dia tidak akan membiarkanku melakukan apapun. dia selalu memperlakukanku seperti orang sakit. dan akhirnya tadi sore bunda menelfonnya dan menyuruhnya pulang. akhirnya dengan sangat terpaksa dia ikut pulang bersama davin.
bicara soal davin, entah mengapa ketika mengingatnya aku merasa pipiku menjadi merah dan jantungku berdetak 3 kali lebih cepat. itu karena selama di rumah sakit, terjadi beberapa kejadian yang membuatku hampir serangan jantung. astaga, mengingatnya membuatku malu dan ada perasaan aneh yang aku tidak tau perasaan apa itu.
flashback on
besok aku sudah di perbolehkan pulang oleh dokter dan itu membuatku senang, aku sangat merindukan kamarku. aku berjanji akan melepas rinduku kepada tempat tidurku seharian ful karena besok adalah hari minggu jadi aku bisa tidur dengan puas.
aku berhenti dari aktivitas melamunku ketika suara pintu terdengar terbuka. aku melihat kearah pintu dan menemukan seseorang yang akhir-akhir ini selalu berada di dekatku. yaa, dia adalah davin. bahkan tidak ada seharipun aku tidak melihatnya selama aku di sini.
aku melihat dia membawa sesuatu di tangan kanannya dan tangan kirinya masuk ke saku celana. sangat tampan, astga apa aku baru saja mengakui bahwa dia tampan? oh tidak.
"ini bunda abis masak, ini makanan bagus buat orang sakit"ujarnya dan meletakkan makanan yang ia bawa di meja samping tempat tidurku. dia terlihat sibuk mengeluarkannya satu persatu dari kantong.
"makasih vin" ucapku ketika dia menyodorkan ku sepiring makanan yang di dominasi sayur, sungguh aku tidak suka dengan sayuran, tapi karena mengingat bunda telah memasakkan nya untukku, dengan senang hati aku memakannya.
aku menyuapkan makananku dengan sangat bersemangat kedalam mulutku, padahal sebenarnya aku sudah menahan rasa mualku dari tadi. sungguh aku benci sayuran. bahkan aku selalu membuang sayuran yang ada dimakananku secara diam-diam selama di sini.
dan suapan terakhir yang aku masukkan di mulutku, aku sdah tidak tahan.
"uekk...." aku segera turun dari tempat tidur dan membekap mulutku, berlari ke kamar mandi tanpa memperdulikan davin yang tengah menatapku heran.
"ueekk... ueek..." aku merasa semua isi perutku keluar. semua makanan yang masuk di dalam perutku terlempat keluar. aku masih terus membungkukkan badanku ke wastafel sampai aku merasa ada yang memijat leher belakangku. aku mendongakkan kepalaku menghadap cermin dan melihat davin dengan muka khawatirnya memijat leherku.
"lo kok bisa muntah-muntah sih?" tanyanya. apa tidak ada pertanyaan lain yang lebih menunjukkan bahwa dia khawatir?
"mungkin kekenyangan kali"jawabku asal, dan segera mencuci mulutku.
"masa kekenyangan sampai muntah segala kaya gitu. atau jangan-jangan lo..."
KAMU SEDANG MEMBACA
CHANNIA
Teen FictionChannia Librani Erlangga. cewe mungil berwajah manis, dengan sifat rendah hati dan sederhana, yang selalu menularkan aura kebahagiaan melalui senyum indahnya untuk orang-orang di sekitarnya. siapa sangka bahwa di balik channia yang selalu tampil den...